Lobotomi adalah prosedur bedah otak yang dilakukan pada masa lalu untuk menangani penyakit mental yang tidak berhasil dengan pengobatan konvensional. Namun, karena hasilnya sulit diprediksi dan cenderung berbahaya, prosedur ini kini tidak lagi digunakan.
Dahulu, penyakit mental merupakan salah satu masalah yang sangat sulit diatasi oleh para dokter. Keterbatasan metode pengobatan yang efektif membuat bangsal psikiatri dan rumah sakit jiwa selalu dipenuhi pasien gangguan mental tanpa perawatan yang optimal.
Namun, pada tahun 1935, seorang ilmuwan Portugis bernama Egas Moniz berhasil mengembangkan prosedur bedah otak bernama lobotomi untuk membantu pengobatan penyakit mental. Prosedur ini pun menjadi secercah harapan bagi para pasien karena beberapa dari mereka yang menjalani lobotomi berhasil menunjukkan perbaikan kondisi.
Mengenal Prosedur Lobotomi
Lobotomi adalah prosedur bedah otak yang dirancang untuk memutus koneksi saraf di lobus frontal, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab atas beberapa hal, seperti kemampuan bahasa, motivasi, kepribadian, perencanaan, dan perilaku sosial. Prosedur ini dapat membantu mengurangi kecemasan, emosi berlebih, dan perilaku ekstrem.
Dalam pelaksanaannya, lobotomi umumnya dilakukan dengan beberapa metode, seperti:
- Lobotomi frontal, yaitu prosedur lobotomi yang dilakukan dengan membuat lubang di setiap sisi tengkorak, lalu memasukkan alat yang disebut leucotome untuk memotong bagian otak di lobus frontal.
- Lobotomi transorbital, yaitu prosedur lobotomi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen khusus mirip alat pemecah es untuk mengakses otak melalui rongga mata.
Prosedur lobotomi ini pernah dilakukan di berbagai negara, terutama di Eropa dan Amerika Serikat dari tahun 1950 hingga 1960-an. Operasi bedah otak ini diketahui dapat membantu pengobatan beragam penyakit mental yang saat itu sulit ditangani, seperti:
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Demensia
- Depresi berat
- Psikosis
- Skizofrenia
- Psikosis manik depresif
- Neurosis kronis
- Kepribadian psikopat
Risiko Prosedur Lobotomi
Lobotomi adalah prosedur operasi yang sangat kontroversial. Selain karena dianggap terlalu kejam dan brutal, para ilmuwan juga tidak mendapatkan bukti bahwa prosedur lobotomi efektif dalam mengobati penyakit mental.
Beberapa pasien yang menjalani lobotomi memang menunjukkan perbaikan gejala. Namun, angka keberhasilan operasi ini tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang menjalaninya. Selain itu, banyak pasien yang justru mengalami efek samping serius, seperti:
- Pendarahan pascaoperasi
- Infeksi dan abses otak
- Gangguan intelektual
- Epilepsi
- Mati rasa atau kesemutan
- Sensitif terhadap cahaya
- Kejang
- Sakit kepala kronis
- Kambuhnya gejala penyakit mental
- Kematian
Karena hasil operasinya yang sangat sulit diprediksi, banyak negara kemudian melarang prosedur lobotomi. Misalnya, di Uni Soviet, prosedur lobotomi telah dilarang sejak tahun 1950, setahun setelah Egas Moniz mendapatkan Hadiah Nobel untuk bidang kedokteran. Sementara itu, di Eropa, lobotomi mulai ditinggalkan sejak tahun 1970-an.
Saat ini, kemajuan teknologi telah memberi manfaat yang sangat besar pada semua bidang kehidupan, tak terkecuali bidang kedokteran. Metode pengobatan penyakit mental pun telah berkembang sehingga menjadi lebih variatif dan juga efektif.
Beberapa metode pengobatan penyakit mental yang digunakan umum saat ini adalah konsumsi obat antidepresan dan antipsikotik, psikoterapi, serta terapi stimulasi otak.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait lobotomi atau metode pengobatan penyakit mental lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan informasi lain yang lebih detail dan akurat.