Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala mengganggu, seperti ruam kemerahan serta kulit yang terasa gatal, kering, dan bersisik. Ada beberapa macam dermatitis dengan penyebab dan ciri khas yang berbeda pula.
Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang umumnya bersifat kronis (jangka panjang) tetapi tidak berbahaya. Gejala yang muncul pun biasanya ringan, misalnya gatal pada kulit. Namun, rasa gatal ini kadang membuat penderitanya sulit menahan diri untuk tidak menggaruk terus-menerus hingga menimbulkan cedera pada kulit.
Kulit yang terluka dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri, sehingga kondisi eksim jadi bertambah buruk. Terkadang, dermatitis juga menimbulkan gelembung berisi cairan (blister) di kulit atau retakan yang dalam dan nyeri di kulit (fisura).
Macam-Macam Dermatitis
Berikut ini adalah beberapa macam dermatitis yang perlu Anda ketahui:
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi. Dermatitis tipe ini biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan akan membaik seiring bertambahnya usia anak.
Tipe dermatitis ini dapat disebabkan oleh faktor genetik (keturunan), kulit kering, gangguan imun, dan faktor lingkungan. Beberapa ciri khas dari dermatitis atopik adalah:
- Dermatitis ini sering terjadi pada penderita yang memiliki riwayat asma dan peradangan hidung akibat alergi (rhinitis alergi atau hay fever) atau memiliki riwayat dermatitis dalam keluarga.
- Ruam merah, gatal, kering, dan bersisik biasanya muncul pada area wajah, kulit kepala, dan lipatan kulit, seperti lipatan siku dan bagian belakang lutut.
- Terkadang muncul gelembung kecil pada kulit yang mengeluarkan cairan jernih.
- Gejala dapat memburuk akibat paparan bahan kimia tertentu atau alergen (pemicu alergi), seperti gigitan tungau dan makanan tertentu.
2. Dermatitis kontak
Ada 2 jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit mengalami iritasi akibat paparan bahan kimia tertentu yang merusak jaringan kulit, misalnya dalam detergen, cairan pembersih rumah tangga, atau sabun.
Gejala dermatitis kontak iritan dapat muncul setelah 1 kali terpapar zat iritan yang sangat kuat atau setelah berulang kali terpapar zat iritan yang lemah.
Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit terpapar bahan yang memicu reaksi alergi, seperti nikel, lateks, jelatang (poison ivy), produk make up, atau bahan perhiasan tertentu.
Gejala dermatitis kontak alergi biasanya muncul dalam 48–96 jam setelah kulit terpapar bahan pemicu alergi. Gejala dermatitis bisa muncul di kulit bagian manapun, misalnya tangan, kaki, leher, badan, hingga dada dan puting payudara.
3. Dermatitis dishidrotik
Dermatitis dishidrotik memiliki ciri khas berupa munculnya gelembung kecil berisi cairan (blister) pada jari dan telapak tangan atau kaki. Blister di tangan dan kaki ini dapat menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Setelah 2–3 minggu, blister akan menghilang dan meninggalkan kulit yang tampak kering dan pecah-pecah.
Dermatitis dishidrotik biasanya dipicu oleh suhu panas yang menyebabkan tangan atau kaki lebih sering berkeringat dan mudah kering. Jenis dermatitis ini juga rentan dialami oleh pekerja yang sering terpapar cairan, seperti tukang cuci, petugas kebersihan, atau pekerja salon.
4. Dermatitis numularis
Dermatitis numularis ditandai dengan munculnya ruam atau blister dalam jumlah banyak dan berkelompok yang disertai rasa gatal dan nyeri. Jenis dermatitis ini lebih sering terjadi pada pria berusia 55–65 tahun, sedangkan wanita biasanya mengalami dermatitis jenis ini di usia 15–25 tahun. Dermatitis numularis jarang menyerang anak-anak.
Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui secara pasti. Namun, pemicunya dapat berupa paparan nikel dan formalin, penggunaan obat-obatan tertentu, dermatitis jenis lain, infeksi kulit, atau cedera pada kulit.
5. Neurodermatitis
Neurodermatitis diawali dengan rasa gatal yang muncul di tangan, kaki, belakang telinga, belakang leher, atau alat kelamin. Rasa gatal dapat memburuk saat penderita tidur atau mengalami stres berat.
Penderita akan terus menggaruk bagian kulit yang gatal hingga kulit menebal, berwarna kemerahan atau keunguan, dan tampak keriput.
6. Dermatitis stasis
Dermatitis stasis diawali oleh ketidakmampuan pembuluh darah (vena) di tungkai untuk mendorong darah kembali ke jantung. Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di area tungkai sehingga memicu pembengkakan dan rasa nyeri.
Kondisi ini juga sering disertai dengan timbulnya varises. Kulit di sekitar vena yang menonjol (varises) dapat berubah warna menjadi lebih gelap, lebih kering, pecah-pecah, atau mengalami luka (ulkus vena).
7. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik ditandai dengan munculnya sisik berwarna kekuningan pada kulit. Dermatitis jenis ini biasanya muncul pada kulit yang berminyak, seperti kulit kepala dan kulit wajah.
Pada bayi, dermatitis seboroik dapat membentuk sisik kekuningan yang tebal pada kulit kepala. Kondisi ini disebut juga cradle cap. Sementara itu, pada orang dewasa, dermatitis seboroik menimbulkan ketombe yang membandel dan sisik kekuningan yang dapat meluas ke area wajah.
Dermatitis jenis ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan jamur tertentu secara berlebihan di kulit. Pengobatan biasanya menggunakan sampo khusus dan obat-obatan antijamur.
Untuk mencegah kambuhnya dermatitis, gunakan losion atau pelembap secara rutin setelah mandi, hindari mandi terlalu lama, dan gunakan produk sabun yang tidak mengandung parfum.
Ada juga dermatitis yang merupakan komplikasi penyakit celiac. Kondisi tersebut bernama dermatitis herpetiformis, atau penyakit Duhring.
Ada beragam jenis dermatitis dengan penyebab yang berbeda-beda. Bila kulit Anda terasa gatal dan bersisik atau muncul ruam merah, segera periksakan ke dokter spesialis kulit. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan penanganan yang sesuai dengan penyebab tersebut.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur