Kamu pernah atau justru sering makan berlebihan saat emosi? Nah, kondisi ini dikenal dengan istilah emotional eating. Jika dibiarkan, makan berlebihan saat emosi bisa berdampak buruk bagi kesehatan, lho. Yuk, ketahui cara menghentikan kebiasaan ini.
Meski menimbulkan keinginan untuk makan banyak, emotional eating biasanya tidak disertai rasa lapar. Kebiasaan ini umumnya dilakukan untuk melupakan kesedihan atau stres akibat masalah yang sedang dihadapi.
Cara Menghentikan Kebiasaan Makan Berlebihan Saat Emosi
Jika sering terjadi, emotional eating berisiko menyebabkan obesitas. Oleh karena itu, kondisi ini tidak boleh kamu abaikan dan cobalah atasi dengan cara berikut:
1. Temukan dan atasi pemicu stres
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan kebiasaan makan berlebihan saat emosi adalah dengan menemukan penyebab stres yang dialami, misalnya apakah karena ditinggal pasangan, bertengkar dengan teman, atau stres di tempat kerja.
Setelah itu, kamu bisa mulai memikirkan cara untuk mengatasinya. Agar kamu terbantu, cobalah curhat kepada orang yang kamu percaya, karena siapa tahu mereka punya solusinya.
2. Lakukan hal-hal yang kamu sukai atau olahraga
Isi waktu luang dengan mengerjakan hal-hal yang kamu sukai guna melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi, seperti berkebun, menonton film, membaca majalah, mendengarkan musik, atau bermain game. Dengan begitu, pikiran untuk makan berlebihan saat emosi melanda dapat teralihkan.
Agar kamu lebih relaks, cobalah untuk melakukan yoga, meditasi, atau olahraga, seperti bersepeda, joging, atau senam SKJ. Di samping dapat meredakan stres yang memicu emotional eating, olahraga dapat menurunkan risiko kamu mengalami insomnia.
3. Alihkan ke konsumsi makanan bergizi
Jika keinginan untuk makan berlebihan saat emosi tidak terbendung, cobalah tarik napas panjang terlebih dahulu. Dengan menarik napas panjang, pikiranmu akan lebih tenang dan kamu bisa lebih bijak dalam menentukan makanan yang akan dikonsumsi.
Daripada mengonsumsi makanan tinggi kalori, seperti cokelat, es krim, kue, permen, dan keripik, yang dapat membahayakan kesehatanmu, lebih baik alihkan ke konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, atau makanan rendah kalori lainnya.
4. Minum air putih yang cukup
Minum air putih yang cukup, yakni 2–2,5 liter per hari, bisa membantumu merasa lebih kenyang, lho. Hal ini karena air putih bisa mengisi lambung dan memberikan sinyal pada otak bahwa kamu sudah tidak lapar lagi. Nah, inilah yang bisa membuatmu tidak ingin makan, bahkan saat sedang emosi.
Selain bisa mengurangi makan berlebihan saat emosi, minum air yang cukup juga bisa mencegah dehidrasi, lho.
5. Coba relaksasi
Melakukan relaksasi dapat membantumu menenangkan diri saat sedang stres. Dengan begitu, kamu bisa berpikir dengan lebih bijak sebelum memutuskan untuk makan saat emosi. Hal ini mungkin saja membuatmu memutuskan untuk tidak jadi makan berlebihan.
6. Lakukan meditasi
Saat keinginan untuk makan berlebihan mulai terasa, cobalah melakukan meditasi, misalnya mindfulness. Aktivitas yang satu ini bisa mengurangi stres dan melawan rangsangan yang memicu keinginan untuk makan berlebihan saat emosi.
Untuk melakukan meditasi ini, carilah tempat yang tenang dan duduklah. Kemudian, fokus pada emosi yang sedang kamu rasakan dan terimalah penyebab emosi tersebut. Pusatkan pikiran untuk bernapas dengan teratur.
7. Hentikan kebiasaan membeli makan ketika stres
Saat stres dan ingin makan banyak, kamu mungkin saja jadi ingin membeli berbagai makanan. Nah, agar tidak makan berlebihan, hindari membeli atau memesan banyak makanan ketika stres, ya. Sebagai gantinya, kamu bisa menyiapkan makanan tertentu dengan porsi sedikit di rumah, lalu memakannya saat keinginan untuk makan tak terbendung.
Karena makanan tersebut tidak tersedia dalam porsi banyak, konsumsi makanan berlebihan pun bisa dicegah.
Meski mungkin tidak mudah, cobalah hentikan kebiasaan makan berlebihan saat emosi dengan beberapa cara di atas. Jika masih kesulitan menghadapi emotional eating, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog melalui chat di aplikasi ALODOKTER. Psikolog dapat membantumu menemukan cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini.