Sebagian orang meyakini bahwa makan telur mentah dapat menambah stamina dan meningkatkan kebugaran tubuh. Namun, ada pula anggapan bahwa makan telur mentah dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri Salmonella. Jadi, mengonsumsi telur mentah itu sebenarnya aman atau berbahaya?
Telur merupakan sumber protein hewani yang murah, praktis, dan mudah diolah. Selain bisa dikreasikan menjadi berbagai menu masakan, telur juga memiliki nilai gizi yang tinggi.
Dalam sebutir telur mentah terdapat kurang lebih 70–75 kalori, 6–6,5 gram protein, 4–5 gram lemak, 350 mg kolesterol, dan 1,6 gram lemak jenuh. Telur juga mengandung berbagai vitamin dan mineral seperti:
- Vitamin A
- Vitamin B
- Vitamin E
- Folat
- Selenium
- Fosfor
- Kalium
- Zat besi
Telur juga mengandung antioksidan serta asam lemak omega-3 dan kolin yang baik untuk kesehatan saraf dan otak. Berkat kandungan nutrisinya yang tinggi dan harganya yang terjangkau, telur menjadi makanan favorit bagi banyak orang.
Meski umumnya telur dikonsumsi dengan cara dimasak hingga matang atau setengah matang terlebih dahulu, ada sebagian orang yang mengonsumsi telur mentah karena dipercaya memiliki nilai gizi yang lebih baik. Telur mentah memang sering kali dikonsumsi sebagai campuran jamu atau diolah menjadi mayones.
Benarkah Kandungan Telur Mentah Lebih Tinggi daripada Telur Matang?
Sebenarnya, kandungan gizi telur matang tidak jauh berbeda dengan telur mentah. Proses memasak memang dapat mengurangi kandungan nutrisi dalam telur seperti vitamin A, vitamin B, fosfor, kalium, dan antioksidan.
Namun, proses memasak telur tidak membuat kandungan nutrisi tersebut banyak berkurang, sehingga nilai gizi pada telur matang tetap tinggi.
Sebaliknya, makan telur mentah justru memengaruhi penyerapan protein oleh tubuh. Sebuah studi menemukan bahwa protein pada telur matang mampu diserap tubuh sebanyak 90 persen dibandingkan protein pada telur mentah yang hanya terserap 50 persen.
Hal ini dikarenakan dalam proses memasak, suhu panas mengubah struktur protein pada telur sehingga lebih mudah dicerna tubuh. Agar telur tidak kehilangan banyak nutrisi, hindari masak telur terlalu lama dengan suhu tinggi. Masaklah dengan api sedang selama beberapa menit, lalu hidangkan begitu telur terlihat matang.
Risiko Makan Telur Mentah
Konsumsi telur mentah, terutama jika telur diternak atau dikemas dengan kurang higienis, dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini biasanya terdapat pada cangkang telur, namun terkadang juga bisa masuk ke dalam telur melalui retakan kecil yang terkadang tak terlihat.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella dapat mengakibatkan keracunan makanan dan tifus (demam tifoid). Kondisi ini bisa menyebabkan Anda mengalami diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam.
Gejala keracunan makanan atau tifus bisa serius dan berbahaya pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya lansia, balita, atau orang yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, kanker, dan infeksi HIV. Infeksi bakteri Salmonella dari telur mentah atau setengah matang juga bisa berbahaya jika terjadi pada ibu hamil.
Infeksi bakteri dari telur mentah yang tidak segera ditangani dapat menyebar dari usus ke pembuluh darah dan menyebabkan infeksi berat atau sepsis. Kondisi ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Bagi ibu hamil, infeksi bakteri Salmonella bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, keguguran, atau gangguan pada janin.
Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat makan telur mentah, Anda disarankan untuk memasak telur hingga matang sebelum dikonsumsi. Suhu panas saat memasak, terbukti dapat mematikan bakteri sehingga telur aman dikonsumsi.
Namun, jika Anda berencana membuat olahan seperti krim atau mayones yang mengharuskan penggunaan telur mentah, gunakan telur yang telah melalui proses pasteurisasi.
Telur yang telah dipasteurisasi dapat diperoleh di supermarket. Biasanya, telur jenis ini sudah dikemas, diberi label, dan dibubuhi tanggal produksi serta kedaluwarsa.
Tips Menyimpan dan Mengolah Telur
Selain dengan tidak makan telur mentah, Anda juga bisa mencegah terjadinya infeksi bakteri akibat konsumsi telur yang kurang higienis dengan melakukan cara penyimpanan dan pengolahan telur yang baik.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk menyimpan dan mengolah telur yang benar agar aman dikonsumsi:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang telur
Saat hendak membersihkan dan mengolah telur, jangan lupa cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya perpindahan bakteri dari kulit telur ke tangan Anda.
2. Teliti dalam memilih telur
Saat membeli telur, perhatikan setiap butirnya. Pilihlah telur yang memiliki permukaan halus, tidak berbau, dan kulitnya bersih, utuh atau tidak retak. Janganlah memilih telur yang sudah retak karena telur tersebut berisiko terkontaminasi bakteri.
Jika membeli telur yang sudah dikemas, perhatikan tanggal produksinya. Telur biasanya aman dikonsumsi hingga 3 minggu setelah tanggal produksi.
3. Bersihkan dan simpan telur dengan benar
Sebelum menyimpan telur, cucilah telur dengan cara merendamnya di wadah berisi air hangat selama beberapa menit, lalu keringkan. Setelah itu, simpanlah telur yang sudah dibersihkan di dalam wadah tertutup, kemudian letakkan dalam kulkas.
4. Masak telur hingga matang
Untuk memastikan telur matang sempurna, Anda bisa mengolah telur dengan merebusnya selama 6–10 menit atau menggoreng telur hingga bagian putih dan kuning telur sudah matang dan padat..
Tidak hanya dengan menghindari makan telur mentah, Anda juga sebaiknya menahan diri untuk tidak makan telur setengah matang, karena telur tersebut belum sepenuhnya terbebas dari bakteri Salmonella.
Jika Anda mengalami gejala demam, sakit perut, mual muntah, dan diare setelah mengonsumsi telur mentah atau telur setengah matang, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.