Maladaptive daydreaming adalah kondisi ketika seseorang terlalu sering melamun atau tenggelam dalam imajinasinya. Kondisi ini dapat mengganggu produktivitas dan hubungan sosial dengan orang lain.
Melamun merupakan sesuatu yang wajar dilakukan jika hanya sesekali. Namun, orang dengan maladaptive daydreaming bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk melamun. Selain itu, lamunannya memiliki alur cerita yang detail dan kompleks.
Tidak seperti melamun biasa, maladaptive daydreaming sulit untuk dihentikan. Bahkan ketika sedang tidak melamun, muncul keinginan kuat untuk kembali dalam lamunan. Penderita maladaptive daydreaming juga bisa mengalami kesulitan-kesulitan lain akibat kebiasaan melamunnya.
Penyebab Maladaptive Daydreaming
Penyebab maladaptive daydreaming belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga berawal dari kebiasaan melamun yang dilakukan sebagai coping mechanism atau taktik untuk menghadapi stres, cemas, atau trauma masa lalu.
Selain sebagai coping mechanism, seseorang umumnya bisa melamun berlebihan karena beberapa hal berikut:
- Merasa sangat bermanfaat sehingga sulit untuk menghentikannya, misalnya untuk membantu meringankan stres atau mengisi waktu luang
- Merasa perlu melarikan diri dari situasi yang tidak nyaman atau traumatis di dunia nyata, seperti perundungan (bullying)
- Memiliki kecenderungan untuk larut dalam pikiran sendiri hingga terputus dari dunia nyata
- Menggunakan lamunan untuk mencari solusi dari masalah yang sulit teratasi
Faktor risiko maladaptive daydreaming
Meski bisa terjadi pada siapa saja, maladaptive daydreaming lebih sering terjadi pada seseorang yang menderita gangguan mental, seperti:
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Gangguan disosiatif, yaitu kondisi ketika seseorang mengalami ketidaksesuaian antara pikiran, ingatan, perilaku, serta identitasnya
- Gangguan kecemasan
- Obsessive-compulsive disorder (OCD)
- Depresi
Gejala Maladaptive Daydreaming
Penderita maladaptive daydreaming dapat menciptakan lamunan dengan karakteristik berikut ini:
- Muncul sangat jelas dan lengkap
- Terasa seperti film atau cerita kompleks yang memiliki tokoh, alur cerita, suasana, atau situasi tertentu
- Berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam
- Dilakukan atau dimulai secara sengaja oleh penderitanya
Biasanya, penderita maladaptive daydreaming akan memulai lamunannya dengan pemicu tertentu, seperti :
- Gambar atau foto
- Tontonan, termasuk pornografi
- Game, terutama roleplay game
- Suara atau wangi tertentu
Selain karakteristik lamunan itu sendiri, penderita maladaptive daydreaming juga bisa ditandai dengan:
- Reaksi nyata saat melamun, baik dalam perubahan mimik wajah, gerakan tubuh, maupun pembicaraan
- Suasana hati yang membaik ketika melamun
- Keinginan untuk segera melanjutkan lamunan ketika sedang tidak melamun
- Kesal dan mudah marah ketika tidak bisa melamun atau dipaksa melakukan hal lain
- Perasaan terbebani atau malu karena tidak bisa mengontrol lamunannya
- Kesulitan menghentikan kebiasaan melamun meski sudah merasa ada hal yang salah tentang perilaku ini
- Kesulitan berkonsentrasi dan fokus saat mengerjakan hal lain di luar melamun
- Kesulitan untuk tidur pada malam hari
- Enggan bersosialisasi dengan orang lain karena terlalu asik dengan lamunannya
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika merasa terlalu sering menghabiskan waktu untuk melamun, terutama jika telah mengalami gejala-gejala di atas atau ada keluhan dari orang lain terkait kebiasaan tersebut.
Mengingat maladaptive daydreaming bisa terjadi bersamaan dengan gangguan mental lain, segera cari pertolongan medis jika Anda atau orang di sekitar Anda memiliki keinginan untuk mencelakai diri atau orang lain.
Diagnosis Maladaptive Daydreaming
Untuk mendiagnosis maladaptive daydreaming, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa hal yang akan ditanyakan adalah:
- Pemicu pasien melamun
- Tanda-tanda fisik yang terjadi saat pasien melamun
- Perasaan pasien ketika melamun
- Perasaan atau tindakan pasien ketika lamunan terganggu
- Pengaruh yang dirasakan pasien jika pasien tidak bisa melamun
- Pengaruh kebiasaan melamun dalam kehidupan sehari-hari pasien
Seperti yang telah dijelaskan, maladaptive daydreaming sering kali terjadi bersamaan dengan gangguan mental lain. Oleh karena itu, dokter juga akan memeriksa tanda-tanda gangguan mental lain yang mungkin terjadi pada pasien.
Di samping tanya jawab, dokter juga akan akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan lain yang menyebabkan keluhan maladaptive daydreaming.
Pengobatan Maladaptive Daydreaming
Tidak ada standar pengobatan khusus untuk menangani maladaptive daydreaming. Meski demikian, dokter dapat menganjurkan beberapa metode untuk mengendalikan gejala.
Beberapa metode yang dapat dilakukan penderita maladaptive daydreaming antara lain:
- Mengatur jadwal tidur setiap harinya untuk mendapatkan tidur yang cukup
- Mencari tahu dan menghindari faktor yang dapat memicu munculnya lamunan
- Memperhatikan setiap gejala yang bisa dirasakan
- Mencatat setiap kali lamunan muncul
- Menjalani psikoterapi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), untuk mengidentifikasi penyebab dan cara untuk mengendalikan kebiasaan tersebut
- Mengonsumsi obat untuk gangguan kecemasan atau OCD, seperti fluvoxamine, guna membantu mengurangi keinginan yang kuat untuk melamun
Komplikasi Maladaptive Daydreaming
Maladaptive daydreaming dapat menyita waktu penderitanya hanya untuk melamun. Akibatnya, penderita maladaptive daydreaming dapat mengalami beberapa komplikasi berikut:
- Gangguan dalam hubungan dan interaksi sosial dengan orang lain
- Penurunan kemampuan atau performa dalam bekerja
- Penurunan prestasi di sekolah
- Gangguan tidur
Maladaptive daydreaming juga dapat menyebabkan stres karena penderitanya merasa telah kehilangan banyak waktu dan kesempatan di dunia nyata. Jika berlanjut, hal ini dapat menyebabkan depresi.
Pencegahan Maladaptive Daydreaming
Pencegahan maladaptive daydreaming sulit dilakukan karena penyebabnya belum diketahui. Meski demikian, diagnosis dan pengobatan dini dapat menurunkan risiko terjadinya perburukan gejala atau komplikasi.
Penderita maladaptive daydreaming juga dianjurkan untuk selalu menjaga erat hubungan dengan orang sekitar. Penderita juga dianjurkan untuk menceritakan kondisinya ke orang lain, seperti keluarga atau teman terdekat.