Jenis obat skizofrenia yang umum digunakan adalah obat golongan antipsikotik. Obat ini biasanya harus digunakan dalam jangka panjang, sehingga pasien skizofrenia dan keluarganya perlu benar-benar memahami efek samping yang mungkin timbul.
Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku seseorang. Penyebab terjadinya skizofrenia belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti genetik, ketidakseimbangan hormon di otak, dan kondisi lingkungan.
Seseorang yang mengalami skizofrenia umumnya dapat mengalami gejala berupa:
- Gejala positif, seperti berhalusinasi dan memiliki kepercayaan kuat tentang hal yang sebenarnya tidak ada atau keliru (delusi)
- Gejala negatif, seperti kehilangan motivasi hidup, sulit konsentrasi, tidak ekspresif, perawatan diri yang terabaikan
- Gejala kognitif atau pola pikir, seperti pola pikir yang aneh dan sulit dimengerti oleh orang lain
- Suasana hati yang mudah berubah
Manfaat Obat Skizofrenia
Obat skizofrenia atau antipsikotik bekerja dengan cara mengubah aktivitas zat-zat kimia tertentu di dalam otak. Obat ini ada yang diberikan dalam bentuk obat minum seperti tablet, kapsul, atau sirop, dan ada juga yang dalam bentuk obat suntik.
Pemberian obat antipsikotik bertujuan untuk mengurangi gejala skizofrenia. Efek yang terlihat pada penderita skizofrenia setelah mengonsumsi obat ini meliputi:
- Berkurangnya halusinasi
- Delusi mulai melemah dan menghilang setelah beberapa minggu
- Berkurangnya rasa cemas, bersalah, tegang, dan sulit konsentrasi
- Kemampuan interaksi dengan orang lain menjadi lebih baik
Setelah 6 minggu mengonsumsi obat skizofrenia atau obat antipsikotik secara teratur, kebanyakan penderita akan merasa kondisinya secara umum jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Perlu dipahami bahwa obat-obatan antipsikotik memang dapat mencegah kekambuhan dan meringankan gejala skizofrenia, seperti halusinasi dan delusi, tetapi tidak dapat menyembuhkan skizofrenia sepenuhnya.
Sebagian besar penderita skizofrenia perlu mengonsumsi obat dalam jangka panjang, bahkan di saat sedang tidak ada gejala agar tidak kambuh.
Mengonsumsi obat antipsikotik dalam dosis yang dianjurkan dokter secara teratur diharapkan dapat menjaga kesehatan mental dan fisik penderita skizofrenia tetap stabil.
Dengan begitu, berbagai terapi dan upaya lain yang dilakukan, seperti psikoterapi dan dukungan dari keluarga, dapat memberikan hasil yang optimal tehadap kesembuhan penderita.
Efek Samping Obat Skizofrenia
Saat ini terdapat dua kategori obat antipsikotik, yaitu obat antipsikotik generasi pertama dan generasi kedua. Obat antipsikotik generasi pertama meliputi haloperidol dan chlorpromazine. Sementara itu, obat generasi kedua meliputi risperidone, olanzapine, dan quetiapine.
Dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater akan menentukan jenis dan dosis obat yang digunakan berdasarkan diagnosis dan kondisi pasien.
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda. Namun, secara umum, efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat-obatan antipsikotik adalah:
Sindrom ekstrapiramidal
Sindrom ekstrapiramidal terdiri dari sekumpulan gejala yang terdiri dari:
- Distonia atau otot bergerak tidak terkendali, terutama otot di area leher. Kondisi ini bisa menyebabkan kepala mendongak atau menengok ke belakang secara berulang, mata mendelik, lidah menjulur, dan postur tubuh tidak wajar
- Akathisia, kondisi ketika pasien merasa gelisah dan terus menggerakkan tubuh
- Diskinesia tardif, yang ditandai dengan mulut berulang kali melakukan gerakan mengunyah atau menghisap
- Gejala mirip penyakit Parkinson, seperti gemetar atau tremor dan gerakan tubuh melambat
Gejala sindrom ekstrapiramidal ini lebih sering terjadi pada pasien skizofrenia yang menggunakan obat-obatan antipsikotik generasi pertama.
Efek samping lain
Selain sindrom ekstrapiramidal, ada juga beberapa efek samping lain dari obat skizofrenia, seperti:
- Peningkatan berat badan
- Kenaikan kadar gula darah dan kolesterol
- Pusing
- Lemas
- Penglihatan kabur
- Mulut kering
- Jantung berdebar
- Ruam kulit
- Gangguan libido
Efek samping yang tidak nyaman memang menjadi salah satu alasan banyak pasien atau keluarganya menghentikan pengobatan skizofrenia ketika gejala mulai membaik. Namun, perlu diingat, obat-obatan ini tidak disarankan untuk dihentikan secara mendadak tanpa anjuran dari dokter karena dapat memicu kekambuhan.
Jika dosis obat perlu dikurangi untuk mencegah risiko efek samping obat, biasanya dokter akan menguranginya secara bertahap. Selain itu, efek samping obat antipsikotik dapat diminimalkan dengan pemberian obat-obatan golongan antikolinergik yang biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit Parkinson.
Penting bagi pasien skizofrenia untuk memeriksakan diri ke dokter secara rutin agar mengetahui perkembangan manfaat dan efek samping obat skizofrenia yang dikonsumsi. Jika pasien skizofrenia sulit diajak berkomunikasi, keluarga diharapkan untuk mendampingi saat pemeriksaan.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur