Manfaat merokok yang diklaim oleh para perokok adalah bisa meningkatkan energi dan fokus. Namun, hal tersebut tidak sebanding dengan risiko gangguan kesehatan yang didapatkan. Dibandingkan manfaatnya, bahaya merokok jauh lebih besar karena bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan paru-paru, penyakit jantung, hingga kanker.
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang masih banyak dilakukan banyak orang. Padahal, bahaya merokok sudah banyak disosialisasikan, bahkan tertera pada kemasan rokok itu sendiri. Soalnya, rokok tidaklah sekadar diisap lalu asapnya masuk ke dalam paru-paru, tetapi zat adiktif di dalamnya juga bisa mencapai otak dan memengaruhi cara kerja tubuh.
Sayangnya, banyak orang yang kesulitan untuk berhenti merokok karena ketagihan akan efek rasa nikmat, puas, dan fokus, yang kerap dianggap sebagai manfaat merokok. Nah, apakah manfaat rokok ini benar adanya?
Manfaat Merokok yang Sering Dicari
Rokok banyak digemari karena berbagai efek yang kerap dirasakan penikmatnya. Hal ini karena rokok terbuat dari tembakau, yakni tanaman yang mengandung zat adiktif nikotin. Berikut adalah efek samping nikotin dalam rokok yang sering kali disalahartikan sebagai manfaat merokok:
1. Memberikan kenikmatan
Saat merokok, nikotin masuk ke tubuh dan mencapai otak hanya dalam 10 detik. Nikotin yang terkandung dalam rokok ini kemudian memicu otak agar melepas hormon dopamin.
Nah, hormon inilah yang bisa membuat seseorang merasakan kenikmatan atau rasa puas. Rasa nikmat ini lama-kelamaan bisa membuat perokok jadi ketagihan sehingga sulit berhenti merokok.
2. Meningkatkan suasana hati
Tidak cuma hormon dopamin, nikotin dalam rokok juga memicu pelepasan zat kimia yang bisa menimbulkan emosi positif dan sensasi nyaman, seperti beta-endorfin dan serotonin. Akibat pelepasan zat-zat inilah, seseorang jadi lebih senang, puas, dan mood-nya bagus saat merokok.
Namun, efek ini hanya bersifat sementara, ya. Dalam jangka panjang, rokok justru bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan mood, mulai dari depresi hingga gangguan cemas.
3. Mengurangi stres
Stres berkaitan dengan kadar hormon dopamin dalam tubuh yang menurun. Nah, merokok dianggap salah satu media untuk menghilangkan stres. Nikotin dalam rokok memang bisa meningkatkan kadar hormon dopamin. Akan tetapi, hal ini membuat perokok jadi ketergantungan mengisap rokok untuk menghilangkan stres.
Sebenarnya, ada banyak cara lain untuk mengurangi stres selain merokok, misalnya dengan bermain bersama hewan peliharaan, mendengarkan musik, jalan-jalan di sekitar rumah, atau bahkan tidur sebentar. Cara-cara ini juga bisa memperbaiki mood, lho.
4. Menambah energi
Salah satu efek samping instan dari merokok adalah tubuh terasa lebih berenergi. Ini karena nikotin juga membuat otak melepas hormon adrenalin, yang sering kali meningkat saat seseorang sedang dalam situasi menegangkan, stres, atau menghadapi bahaya.
Pelepasan adrenalin ini membuat otot-otot tubuh berkontraksi dan terasa lebih kuat. Selain itu, detak jantung dan embusan napas pun jadi lebih cepat. Akibatnya, tubuh jadi terasa lebih aktif dan berenergi. Inilah yang kerap disalahpahami sebagai manfaat merokok.
Cara sehat untuk menambah energi tentu bukan dengan merokok, tetapi mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan tidur setidaknya 7 jam setiap malam.
5. Meningkatkan konsentrasi
Pelepasan hormon adrenalin yang terjadi saat seseorang merokok tidak hanya membuat tubuh jadi lebih bersemangat, tetapi pikiran juga bisa jadi lebih fokus. Namun, ini bukanlah hal yang sepenuhnya baik. Selain hanya terjadi sementara, efek ini juga bisa berkurang, sehingga akan membuat seseorang merasa perlu lebih banyak rokok agar bisa tetap berkonsentrasi.
Sebenarnya, ada berbagai hal lain yang bisa kamu coba untuk meningkatkan fokus tanpa merokok. Misalnya, tidur dan istirahat yang cukup, melakukan meditasi, atau tidur siang sejenak (power nap).
Manfaat Merokok Tidak Sebanding dengan Bahayanya
Berbagai manfaat merokok di atas bersifat sementara karena sebenarnya merupakan efek samping nikotin. Di sisi lain, zat adiktif ini justru bisa membuat perokok jadi kecanduan. Hal ini kerap membuat perokok kesulitan berhenti karena mereka jadi merasakan gejala putus nikotin, seperti mudah marah dan cemas, susah tidur, sampai depresi.
Selain nikotin, bahaya merokok juga berasal dari zat kimia lain yang terkandung dalam rokok, seperti karbon monoksida, tar, dan arsenik. Bahkan, setidaknya ada 250 zat berbahaya dalam rokok, lho. Berikut adalah berbagai bahaya permanen yang bisa ditimbulkan zat-zat tersebut:
- Kanker, termasuk kanker paru-paru
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Bronkitis
- Stroke
- Serangan jantung
- Penyakit asam lambung (GERD)
- Impotensi
Berbagai bahaya ini menunjukkan bahwa manfaat merokok tidaklah sebanding dengan risiko yang ditimbulkannya. Bukan hanya berbahaya untuk perokok sendiri, asap rokok juga bisa mengganggu kesehatan orang lain di sekitarnya.
Asap rokok bisa menyebar di sebuah ruangan dan terhirup oleh orang lain selain perokok itu sendiri. Akibatnya, orang lain bisa menjadi perokok pasif dan berisiko mengalami bahaya merokok di atas. Bahkan, bahaya asap rokok juga bisa dialami oleh ibu hamil dan janinnya, serta anak-anak, lho.
Pada ibu hamil, bahaya asap rokok bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau bayi terlahir cacat. Sementara pada anak-anak, asap rokok bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, hingga gangguan tumbuh kembang.
Untuk itu, kamu sebaiknya jangan terlalu cepat tergiur dengan manfaat merokok, ya. Menimbang berbagai manfaat maupun bahaya di atas, cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan tidak merokok sama sekali.
Jika kamu telanjur terbiasa mendapatkan manfaat merokok di atas, upayakan untuk berhenti merokok. Hal ini mungkin sulit dilakukan, apalagi kalau kamu sudah kecanduan nikotin. Agar keberhasilannya lebih besar, kamu bisa meminta bantuan dokter atau psikolog. Kamu bisa mulai dengan chat dokter untuk berkonsultasi tentang tips berhenti merokok.