Umumnya, setelah terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, penderita DBD tidak akan langsung menunjukkan gejala. Gejala DBD baru muncul setelah beberapa waktu yang disebut masa inkubasi DBD.
Penyakit demam berdarah, atau demam berdarah dengue, merupakan penyakit yang masih banyak terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang dipublikasikan oleh Kementrian Kesehatan, terdapat sekitar 6,5 juta kasus demam berdarah yang terlapor di tahun 2018.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Setelah tergigit nyamuk tersebut, seseorang dapat mengalami beberapa gejala DBD setelah masa inkubasi virus dengue selesai.
Memahami Masa Inkubasi DBD
Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat nyamuk menggigit dan memasukkan virus dengue ke dalam tubuh seseorang hingga orang tersebut mengalami gejala DBD. Selama masa inkubasi ini, virus DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh orang tersebut.
Ada banyak pendapat mengenai berapa lamanya masa inkubasi DBD ini. Ada yang menyatakan 4–10 hari, ada pula yang menyebutkan 8–12 hari. Akan tetapi, pada umumnya, lama inkubasi DBD ini adalah sekitar 4–7 hari.
Ini artinya seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam waktu 4–7 hari, atau paling lambat 12 hari, setelah ia tergigit nyamuk Aedes aegypti.
Gejala Demam Berdarah
Setelah masa inkubasi DBD selesai, tubuh pun akan mulai menunjukkan gejala awal penyakit DBD. Gejala-gejala demam berdarah ini bisa mirip dengan penyakit flu parah dan bertahan selama 2–7 hari. Beberapa gejala penyakit DBD yang dimaksud, antara lain:
- Demam tinggi hingga mencapai sekitar 40° Celcius
- Sakit kepala berat
- Nyeri pada bagian belakang mata
- Muncul bintik-bintik kemerahan di kulit
- Mual dan muntah
- Nyeri otot dan persendian
Setelah 3–7 hari sejak gejala pertama kali muncul, tubuh akan terasa membaik. Demam pun akan turun sendiri dengan suhu tubuh menjadi di bawah 38° Celcius. Padahal, sebenarnya ini adalah fase kritis DBD yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, yakni perdarahan.
Setelah memasuki fase kritis, ada beberapa gejala DBD yang harus Anda waspadai, yaitu:
- Nyeri perut parah
- Muntah terus-menerus
- Sesak napas
- Gusi berdarah
- Mimisan
- Muntah darah
- Tubuh terasa lelah atau lemas
Jika mengalami gejala tersebut, segeralah ke dokter untuk melakukan pemeriksaan. Jika Anda terdiagnosis DBD, dokter akan memberikan pengobatan untuk meringankan gejala dan memantau kondisi Anda. Untuk itu, Anda mungkin akan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Langkah-langkah Pencegahan DBD
Apabila mulai banyak orang di sekitar tempat tinggal atau kantor Anda yang terkena DBD, maka Anda perlu waspada. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit DBD, lakukanlah beberapa langkah pencegahan DBD sebagai berikut:
- Gunakan losion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
- Semprotkan obat nyamuk di dalam kamar tidur dan ruangan lain di rumah, pada pagi dan malam hari.
- Kenakan kaus lengan panjang dan celana panjang yang dimasukkan ke kaus kaki.
- Pasang kasa antinyamuk untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah. Jangan lupa untuk menutup pintu dan jendela ketika berada di luar rumah.
- Gunakan kelambu di sekitar tempat tidur.
- Mintalah petugas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan atau fogging.
Selain itu, langkah pencegahan 3M juga penting dilakukan guna mencegah nyamuk bersarang dan bertelur di sekitar rumah. Langkah tersebut yaitu dengan mengubur atau mendaur ulang sampah, menutup seluruh tempat penampungan air, dan rajin menguras serta membersihkan bak mandi setidaknya setiap 1 minggu sekali.
Masa inkubasi DBD memang sulit dikenali karena tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penderita kerap tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi virus penyebab DBD. Namun, setelah gejala DBD mulai muncul, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.