Maserasi merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan waktu kematian janin melalui tanda-tanda yang tampak pada kulitnya, mulai dari warna hingga tekstur. Tak hanya memperkirakan, maserasi juga kerap digunakan untuk mengetahui penyebab kematian janin.
Bayi dapat dikatakan meninggal di dalam rahim atau bayi lahir mati bila usia janin saat meninggal telah mencapai 20 minggu ke atas atau telah memiliki berat lebih dari 500 gram. Kondisi ini berbeda dengan keguguran, yaitu saat usia janin di dalam kandungan di bawah 20 minggu.
Beragam Penyebab Kematian Bayi di Dalam Kandungan
Bayi lahir mati atau stillbirth bisa disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu faktor yang berisiko menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan adalah gangguan pada plasenta, yaitu organ yang menghubungkan janin ke ibu.
Plasenta berfungsi untuk menyuplai darah dan memberi nutrisi janin selama di dalam kandungan. Adanya masalah pada plasenta dapat memicu gangguan pada janin, termasuk gangguan pertumbuhan atau kematian janin.
Selain karena gangguan pada plasenta, bayi lahir mati juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut ini:
- Preeklamsia, yatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi saat hamil
- Perdarahan, baik sebelum atau selama persalinan
- Riwayat diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, gangguan tiroid, atau obesitas sejak sebelum masa kehamilan
- Gangguan organ hati selama masa kehamilan
- Infeksi yang berdampak pada janin
- Kelainan genetik pada janin
- Solusio plasenta, yaitu lepasnya plasenta dari rahim sebelum janin lahir
- Tali pusat yang menyelinap ke bagian bawah rahim dan melilit janin
Untuk mengetahui penyebab kematian bayi dengan tepat, dokter biasanya akan melakukan prosedur otopsi lengkap. Dalam prosesnya, pengujian laboratorium dan pemeriksaan dilakukan terhadap plasenta serta jaringan lain pada janin.
Jika prosedur otopsi tidak mungkin dilakukan, prosedur pemeriksaan luar pada janin, termasuk maserasi, bisa digunakan untuk memperkirakan waktu kematian janin.
Pemeriksaan terhadap perubahan fisik pada janin yang lahir mati dapat membantu dokter memperkirakan waktu kematian janin, meski tidak dapat memastikan dengan tepat waktu kematiannya.
Maserasi untuk Menentukan Waktu Kematian Janin
Ada beberapa tanda fisik yang dapat muncul pada janin lahir mati dan dapat dijadikan acuan dalam prosedur maserasi, di antaranya:
- Warna kulit yang memerah pada janin menunjukkan bahwa janin sudah meninggal sejak kurang dari 8 jam
- Pengelupasan kulit pada janin menandakan bahwa janin sudah meninggal setidaknya selama lebih dari 8 jam
- Jika terjadi pengelupasan kulit yang lebih luas, misalnya pada dua atau lebih anggota tubuh, diperkirakan bahwa janin sudah meninggal selama 2–7 hari
- Warna kulit janin kuning kecokelatan atau janin tampak seperti mumi menunjukkan bahwa janin sudah meninggal lebih dari 8 hari
Maserasi dapat membantu dokter untuk memperkirakan waktu kematian janin. Namun, untuk menentukan kapan tepatnya waktu kematian bayi dalam kandungan, tetap harus menggunakan metode pemeriksaan yang lebih akurat, seperti ultrasonografi atau kardiotokografi untuk mendeteksi denyut jantung janin.
Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui seputar maserasi. Jika Anda sedang hamil dan mengalami tanda-tanda bayi lahir mati, misalnya tidak lagi merasakan janin bergerak, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memantau kondisi kehamilan dan janin.
Bila janin dipastikan meninggal dalam kandungan, doker akan melakukan induksi persalinan melalui obat-obatan atau menunggu persalinan terjadi secara alami.