Masuk angin dianggap sebagai suatu penyakit yang terjadi karena terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh, terutama saat musim hujan. Namun, istilah ini ternyata tidak ada dalam dunia medis.

Masuk angin sering kali digunakan untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan, pegal-pegal, perut kembung, demam, dan sakit kepala. Masuk angin bukan merupakan istilah medis dan bukan pula suatu penyakit. Masuk angin hanya istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan keluhan tersebut.

Masuk Angin dalam Sudut Pandang Medis - Alodokter

Masuk Angin dan Penyebabnya

Penyebab masuk angin bisa bermacam-macam karena ada berbagai penyakit yang bisa menimbulkan keluhan tersebut. Namun yang pasti, masuk angin tidak disebabkan oleh angin atau hujan secara langsung. 

Keluhan masuk angin paling sering muncul akibat menurunnya daya tahan tubuh, sehingga penderitanya rentan terinfeksi virus maupun bakteri. Alasan mengapa kondisi ini dikaitkan dengan angin dan hujan masih belum jelas. 

Namun, kurangnya paparan sinar matahari saat musim hujan memang bisa membuat produksi vitamin D di dalam tubuh menurun. Vitamin D bersama dengan vitamin C, vitamin E, dan vitamin A memiliki peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh. 

Kekurangan vitamin-vitamin tersebut dapat membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit dengan berbagai gejala yang disebut oleh masyarakat sebagai masuk angin. 

Berbagai Penyakit yang Sering Disebut sebagai Masuk Angin

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masuk angin bukanlah suatu penyakit, melainkan sekumpulan gejala dari kondisi medis tertentu. Keluhan masuk angin bisa saja merupakan tanda dari beberapa penyakit berikut ini:

1. Infeksi saluran pernapasan atas

 

Infeksi saluran napas atas (hidung dan tenggorokan) merupakan penyakit yang paling sering dijumpai dengan gejala demam, pilek, dan batuk. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. 

Sebagian besar infeksi saluran pernapasan atas memiliki gejala yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika sudah menyerang saluran pernapasan bawah (trakea dan saluran udara dalam paru-paru), misalnya pada penyakit pneumonia, gejalanya akan lebih berat dan bisa menimbulkan komplikasi.

2. Gangguan pencernaan

 

Gangguan pencernaan bisa menimbulkan gejala berupa mual, muntah, perut kembung, diare, sendawa, dan sensasi perih atau nyeri ulu hati. Gejala-gejala tersebut, khususnya kembung, juga sering disebut sebagai masuk angin. 

Penyebab gangguan pencernaan bermacam-macam, seperti GERD, infeksi virus maupun bakteri, keracunan makanan, alergi atau intoleransi makanan, serta terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak. 

3. Demam berdarah dan malaria

 

Kedua penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis, seperti Indonesia. Demam berdarah dan malaria pun sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Demam berdarah dan malaria bisa menyebabkan gejala demam, nyeri sendi, pegal-pegal, menggigil, dan lemas. Jika tidak ditangani secara tepat, kedua penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.

4. Penyakit jantung

 

Penyakit jantung dapat terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup, akibat sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah jantung. 

Kondisi ini sering kali menimbulkan nyeri dada yang disebut masyarakat sebagai angin duduk. Keluhannya bisa berupa nyeri ulu hati atau nyeri dada yang menjalar ke lengan, leher, atau punggung, lemas, pusing, sesak napas, sampai pingsan.

Kondisi Masuk Angin yang Harus Diwaspadai

Ada banyak penyakit, termasuk penyakit serius, yang bisa menimbulkan keluhan masuk angin. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dan tidak menyepelekan masuk angin, terutama jika gejala yang dirasakan cukup berat dan tidak segera membaik.

Jika mengalami keluhan masuk angin berupa demam tinggi selama lebih dari 3 hari, lemas, muntah, dan diare terus-menerus, atau disertai nyeri dada dengan adanya riwayat penyakit jantung, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. 

Cara Mengatasi Masuk Angin

Meski umumnya dapat sembuh sendiri, masuk angin dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas Anda. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan masuk angin dan mempercepat pemulihannya:

  • Perbanyak minum air putih, terutama jika mengalami muntah dan diare, untuk mencegah dehidrasi.
  • Konsumsi air hangat untuk membantu melegakan gejala infeksi saluran napas. Air hangat bisa dicampur dengan madu atau jahe untuk lebih menghangatkan tubuh.
  • Istirahatlah yang cukup untuk memperkuat imunitas tubuh dalam melawan infeksi.
  • Jangan merokok dan hindari konsumsi kafein dan alkohol.
  • Konsumsi obat penurun panas. Demam dan nyeri otot pada masuk angin dapat diredakan dengan obat penurun panas dan antinyeri, seperti paracetamol.

Cara Mencegah Masuk Angin

Cara utama untuk mencegah masuk angin adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
  • Olahragalah secara rutin.
  • Istirahatlah yang cukup.
  • Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer untuk mencegah penyebaran penyakit. Cuci tangan perlu dilakukan sebelum dan sesudah makan, sehabis dari toilet, sesudah menyentuh binatang, dan sebelum maupun sesudah bersentuhan dengan orang sakit.
  • Kenakan jaket dan pakaian yang lebih tebal saat cuaca dingin.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa masuk angin bukan merupakan penyakit, melainkan istilah yang umum dipakai oleh masyarakat untuk menyebut keluhan tidak enak badan secara umum. 

Penyebab masuk angin beragam, bisa karena penyakit yang bersifat ringan sampai berbahaya. Untuk mengobati masuk angin, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu. 

Masuk angin dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Namun, jika gejala masuk angin menimbulkan rasa tidak nyaman, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui chat

Bila masuk angin yang diderita tidak juga kunjung sembuh meski sudah melakukan perawatan di rumah atau menjadi makin parah, sebaiknya segera berkunjung ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Ditulis oleh:

dr. Asri Meiy Andini