Mata bengkak adalah kondisi akibat penumpukan cairan di sekitar mata. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, bila disebabkan oleh infeksi atau peradangan, mata bengkak dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan perlu diperiksakan ke dokter.
Mata bengkak yang terjadi sehari-hari biasanya disebabkan oleh kurang tidur atau menangis. Mata bengkak pada kondisi ini dapat segera reda dengan penanganan sederhana, seperti kompres dingin.
Namun, mata bengkak yang berlangsung lebih dari 1 hari bahkan disertai nyeri sampai mengganggu aktivitas sehari-hari perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit pada mata maupun kelopak mata, yang bisa menimbulkan komplikasi jika tidak segera diatasi.
Penyebab Mata Bengkak
Mata bengkak dapat terjadi akibat kondisi yang umum maupun muncul sebagai gejala penyakit atau infeksi. Berikut ini penjelasannya:
Penyebab umum
Mata bengkak sesekali terjadi akibat kondisi yang tidak berbahaya, misalnya:
- Memiliki keluarga yang matanya terlihat bengkak
- Mengendurnya kulit sekitar mata akibat penuaan sehingga lebih banyak cairan yang menumpuk sampai membuat mata bengkak
- Menangis
- Sering mengonsumsi makanan tinggi garam
- Kurang tidur
- Merokok
Penyebab medis
Mata bengkak juga bisa muncul sebagai gejala beberapa kondisi medis, misalnya infeksi atau peradangan di area mata,yang meliputi:
- Reaksi alergi atau iritasi, misalnya terhadap makanan, obat, skincare, atau kosmetik
- Cedera, termasuk akibat benturan benda tumpul atau gigitan serangga
- Kalazion, yaitu benjolan dan bengkak di kelopak mata akibat tersumbatnya kelenjar minyak
- Infeksi pada kelopak mata bagian luar, misalnya bintitan, herpes zoster, blefaritis, atau selulitis, yang membuat kelopak mata membengkak
- Infeksi dalam mata, seperti konjungtivitis, yang mengenai permukaan mata dan bagian dalam kelopak mata; atau endoftalmitis, yaitu infeksi pada cairan dan jaringan di dalam bola mata
- Penyakit lain, seperti hipertiroid atau penyakit ginjal kronis
- Efek samping obat, misalnya dapsone, allopurinol, metronidazole, atau sulfonamide
Pada beberapa kasus, mata bengkak juga dapat terjadi akibat kanker mata. Namun, kondisi ini cukup jarang terjadi.
Gejala Mata Bengkak
Mata bengkak pada umumnya ditandai dengan:
- Mata sembap, bengkak di kelopak mata maupun bagian bawah mata
- Kulit di area sekitar mata mengendur, khususnya pada usia tua
- Mata merah
- Lingkar hitam pada mata
Jika mata bengkak disebabkan oleh penyakit tertentu, akan ada keluhan lain yang spesifik, tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa gejala yang bisa menyertai mata bengkak:
- Kulit mata yang bengkak menjadi kemerahan atau bahkan keunguan, dan terasa panas
- Nyeri pada mata
- Mata gatal, merah, dan berair
- Mata kedutan
- Keluar kotoran mata yang membuat mata lengket
- Lebih sensitif terhadap cahaya
- Gangguan penglihatan
- Nyeri saat menggerakkan mata
- Kelopak mata tidak bisa membuka karena bengkak atau terkulai
Kapan harus ke dokter
Mata bengkak umumnya tidak berbahaya. Anda bisa melakukan konsultasi online dengan dokter untuk memastikan penyebabnya, serta mendapatkan saran perawatan dan obat yang sesuai dengan kondisi Anda.
Segera periksakan diri ke dokter jika gejala mata bengkak tidak membaik atau malah memburuk setelah 1–2 hari, atau bila disertai keluhan lain seperti yang disebutkan di atas, terutama jika ada:
- Demam tinggi, bahkan hingga menggigil
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Penurunan kesadaran
- Halusinasi
Diagnosis Mata Bengkak
Untuk mendiagnosis mata bengkak, dokter akan terlebih dahulu menanyakan sejak kapan mata bengkak terjadi. Dokter juga akan menanyakan pemicu sebelum mata bengkak muncul, misalnya:
- Cedera atau tindakan operasi pada kelopak mata
- Keluhan lain yang menyertai mata bengkak, seperti gatal, nyeri mata, sakit kepala, gangguan penglihatan, atau kotoran mata
- Keluhan di bagian tubuh lain yang menyertai mata bengkak
- Penyakit yang pernah diderita, serta obat-obatan yang dikonsumsi atau digunakan pada mata
- Produk perawatan kulit atau riasan yang baru diganti
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan melihat kondisi mata, yang meliputi:
- Kondisi kulit yang bengkak
- Nyeri tekan
- Ketajaman penglihatan
- Cairan yang keluar dari mata
- Fungsi otot mata
Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang guna menentukan penyebab dari mata bengkak. Pemeriksaan yang dimaksud antara lain:
- Hitung darah lengkap, untuk mendeteksi infeksi
- Tes alergi
- Tes sampel apusan (swab) cairan mata, untuk memeriksa adanya infeksi
- CT scan atau MRI, jika ada dugaan benda asing di dalam mata
- Tes darah, untuk memeriksa ada tidaknya penyakit lain
- Optical coherence tomography (OCT), untuk melihat kemungkinan infeksi pada kornea mata
Pengobatan Mata Bengkak
Pengobatan mata bengkak dilakukan sesuai penyebab yang mendasarinya. Keluhan ini bisa ditangani dengan perawatan mandiri atau obat-obatan dari dokter. Berikut adalah penjelasannya:
Perawatan mandiri
Mata bengkak tanpa tanda bahaya bisa diatasi dengan perawatan sederhana. Lakukan hal-hal di bawah ini sebagai penanganan awal mata bengkak:
- Bersihkan mata dengan air, terutama jika mata berair.
- Berikan kompres dingin dengan kain atau kantung teh celup, setidaknya 15–20 menit pada mata yang bengkak.
- Pijat wajah dengan jari atau facial roller.
- Perbanyak minum air putih.
- Istirahat yang cukup dengan menerapkan sleep hygiene.
- Hindari paparan sinar matahari langsung.
- Jangan gunakan kosmetik atau lensa kontak selama mata bengkak.
Antibiotik
Antibiotik dapat diberikan untuk mata bengkak yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Tergantung pada tingkat keparahan infeksi, obat ini bisa diberikan dalam bentuk tetes mata, salep mata, maupun obat minum. Infeksi yang parah, seperti selulitis orbita, biasanya membutuhkan antibiotik minum atau bahkan infus.
Contoh antibiotik yang diberikan untuk mengatasi infeksi pada mata bengkak antara lain:
- Polymyxin B, misalnya pada Cendo Polygran
- Gatifloxacin tetes mata, misalnya pada Cendo Giflox atau Gaforin
- Cefadroxil, misalnya pada Opicef atau Lifradrox
Antihistamin
Antihistamin dapat diberikan untuk mengatasi mata bengkak yang disebabkan oleh alergi. Obat ini bisa diberikan dalam sediaan tetes mata atau obat minum, tergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi.
Contoh antihistamin yang diberikan untuk mengatasi mata bengkak akibat alergi meliputi:
- Olopatadine tetes mata, contohnya pada Lergio Eye Drop
- Desloratadine tablet, contohnya pada Aerius
- Mebhydrolin tablet, misalnya pada Interhistin
Obat lain
Beberapa obat lain juga bisa diberikan pada mata bengkak jika penyebabnya bukan infeksi maupun alergi, atau guna mengatasi gejala lain yang menyertai mata bengkak, misalnya:
- Obat tetes air mata buatan, seperti Braito, untuk meringankan mata kering dan iritasi
- Teprotumumab atau prednison pada Inflason, untuk mata bengkak akibat penyakit tiroid
- Obat diuretik, misalnya Uresix atau Farsiretic, untuk mata bengkak akibat penyakit ginjal
Tindakan operasi
Pada beberapa kasus, operasi mata dilakukan untuk mengatasi mata bengkak akibat cedera maupun infeksi yang parah, misalnya endoftalmitis. Tujuanya adalah untuk mengurangi kerusakan akibat cedera dan mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.
Pada mata bengkak yang disebabkan oleh penuaan atau kulit yang kendur, tindakan operasi kelopak mata (blepharoplasty) juga dapat dilakukan. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi kantung tempat penumpukan cairan saat mata bengkak, yaitu dengan cara menghilangkan jaringan kulit serta lemak berlebih di kelopak mata.
Komplikasi Mata Bengkak
Bila tidak ditangani dengan tepat, mata bengkak bisa memburuk hingga memicu komplikasi serius, seperti:
- Penurunan fungsi penglihatan
- Keratitis, yaitu peradangan kornea mata
- Masalah pada komponen air mata, seperti mata kering atau berair terus-menerus
- Kebutaan
Pencegahan Mata Bengkak
Kulit sekitar mata cukup tipis sehingga rentan terluka atau terinfeksi, sampai mata jadi bengkak. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah mata bengkak adalah:
- Membatasi konsumsi makanan tinggi garam
- Menghindari pemicu alergi jika ada
- Tidur yang cukup, dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan
- Tidak menggosok-gosok mata terlalu sering
- Tidak menggunakan alat rias mata milik orang lain
- Menjaga kebersihan lensa kontak jika menggunakannya, dan melepasnya sebelum tidur
- Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standard ketika melakukan pekerjaan atau olahraga yang berisiko mencederai mata
- Menghentikan kebiasaan merokok
Pastikan pula untuk rutin menjalani pemeriksaan mata, terutama apabila ada kondisi kesehatan khusus yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mata. Lakukan pemeriksaan mata secara rutin sesuai usia di bawah ini:
- Setiap 4–5 tahun sekali, jika usia di bawah 40 tahun
- Setiap 2–3 tahun sekali, pada usia 40 tahun ke atas
- Setiap 1 tahun sekali, untuk usia 50 tahun ke atas