Megalomania adalah sebuah keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan. Keyakinan ini tidak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, tetapi juga bagian dari gangguan jiwa.
Orang dengan megalomania merasa yakin bahwa dirinya memiliki kekuatan, kekuasaan, kecerdasan, atau kekayaan. Namun, keyakinan ini sebenarnya salah atau disebut juga waham, tepatnya waham kebesaran.
Sering kali pendapat yang dikatakan seseorang dengan megalomania mengenai dirinya tidak masuk akal. Namun, perdebatan dalam bentuk apa pun tidak akan bisa mengubah pemikirannya.
Berbagai Kondisi yang Memicu Megalomania
Megalomania umumnya merupakan gejala dari gangguan kejiwaan. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa menimbulkan megalomania:
1. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis yang menyebabkan penderitanya kesulitan membedakan mana yang nyata dan tidak. Skizofrenia dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti halusinasi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Selain itu, skizofrenia juga bisa menyebabkan waham. Ada berbagai macam waham yang bisa muncul pada penderita skizofrenia, salah satunya megalomania.
2. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan emosi secara drastis. Orang dengan gangguan bipolar biasanya dapat mengalami dua fase utama, yaitu mania (sangat senang) dan depresi (sangat terpuruk).
Pada kasus tertentu, gangguan bipolar bisa menimbulkan gejala berupa halusinasi dan waham, seperti megalomania. Biasanya, gejala ini muncul saat penderita bipolar mengalami fase mania.
3. Demensia
Demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini bisa berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
Demensia dapat menyebabkan timbulnya waham, seperti waham paranoid, yang membuat penderitanya curiga bahwa ada orang yang akan menyakiti atau meracuninya. Tak hanya itu, waham kebesaran atau megalomania juga dapat terjadi pada penderita demensia.
4. Delirium
Delirium adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan parah, penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, atau terkadang perubahan persepsi berupa megalomania. Delirium biasanya disebabkan oleh infeksi berat, keracunan alkohol, atau kekurangan oksigen.
5. Gangguan waham
Gangguan waham atau gangguan delusi merupakan penyakit jiwa yang menyebabkan penderitanya memiliki satu atau beberapa waham. Beda dengan penyakit-penyakit sebelumnya, satu-satunya gejala pada gangguan waham adalah munculnya waham itu sendiri.
Beberapa keyakinan yang bisa timbul pada penderita gangguan waham adalah megalomania yang mempercayai kehebatan dirinya, waham penganiayaan yang mempercayai bahwa mereka sedang ditipu, atau waham erotomania yang mempercayai bahwa seseorang mencintainya.
Pengobatan bagi Penderita Megalomania
Megalomania bisa sembuh apabila penyakit jiwa yang menyebabkannya teratasi. Secara umum, ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala ini:
Obat-obatan
Untuk menangani megalomania pada skizofrenia, obat yang digunakan adalah antipsikotik. Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi zat-zat kimia atau neurotransmiter di otak, terutama dopamin.
Sementara itu, untuk menangani gangguan bipolar dengan megalomania, obat yang sering kali digunakan adalah mood stabilizer, antipsikotik, antidepresan, dan antikecemasan.
Psikoterapi
Psikoterapi, seperti terapi bicara atau terapi perilaku kognitif, dinilai dapat membantu meringankan gejala megalomania. Psikoterapi tersebut bertujuan untuk mengubah pemikiran yang tidak masuk akal menjadi lebih masuk akal dan bisa dipertahankan.
Namun, terapi ini umumnya tetap harus dibarengi dengan pemberian obat-obatan tertentu.
Perawatan di rumah sakit jiwa
Gangguan kejiwaan yang menyebabkan megalomania bisa sampai tahap yang parah, bahkan sampai membuat penderitanya melukai diri sendiri atau orang lain. Oleh karena itu, penderita perlu dirawat di rumah sakit jiwa hingga kondisinya stabil.
Megalomania tidak boleh dianggap sepele. Kondisi ini bisa saja tidak disadari sebagai gangguan jiwa dan membuat penderitanya tidak disukai atau dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Ini tentu akan membuatnya terlambat mendapat pertolongan yang seharusnya ia peroleh.
Ditambah lagi, orang yang mengalami megalomania biasanya tidak sadar bahwa ia membutuhkan pertolongan dokter. Oleh karena itu, bila orang terdekat Anda memiliki tanda-tanda megalomania, segera ajak ia untuk mengunjungi psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.