Anatomi kelenjar payudara terbagi menjadi dua bagian yaitu anatomi bagian luar dan anatomi bagian dalam. Setiap bagian dari kelenjar payudara memiliki peran dalam pemberian air susu ibu (ASI) untuk bayi.

Pada wanita yang sudah memasuki masa pubertas, payudara akan membesar dan lebih menonjol. Sementara pada pria, bentuk payudara tidak banyak berubah setelah pubertas, walau sebagian pria mungkin akan mengalami pertumbuhan rambut di dada dan payudaranya.

Kelenjar Payudara, Ketahui Anatomi, Gangguan, dan Cara Menjaga Kesehatannya - Alodokter

Anatomi Kelenjar Payudara

Anatomi payudara terbilang cukup kompleks. Meski ukuran dan bentuk payudara pada setiap wanita bervariasi, bagian tubuh yang satu ini tersusun oleh struktur yang sama. Berdasarkan letaknya, anatomi kelenjar payudara terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

Anatomi payudara bagian luar

Anatomi payudara bagian luar terdiri atas:

Areola

Areola merupakan area melingkar di bagian tengah payudara yang berwarna lebih gelap dibandingkan warna kulit di sekitarnya. Selama dan setelah masa kehamilan, diameter areola bisa membesar dan terkadang terlihat lebih gelap.

Puting

Puting merupakan bagian payudara yang berbentuk bulat, kecil, dan menonjol di bagian tengah areola. Ukuran dan bentuk puting payudara bervariasi pada setiap wanita dan pria.

Namun, secara umum, puting payudara wanita berukuran lebih besar dan lebih padat dibandingkan puting payudara pria. Hal ini karena puting payudara wanita memiliki beberapa celah yang memungkinkan ASI mengalir keluar dari kelenjar susu ketika hendak menyusui.

Kelenjar Montgomery

Kelenjar Montgomery berbentuk menyerupai benjolan kecil dan berada di sekitar puting dan areola. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan minyak alami kulit yang dapat melumasi dan melembapkan puting susu serta areola. Minyak tersebut juga berfungsi untuk melindungi kulit payudara dari infeksi kuman.

Anatomi payudara bagian dalam

Anatomi bagian dalam payudara terdiri atas:

Lobus dan lobulus

Payudara wanita normalnya memiliki sekitar 15 hingga 20 lobus. Setiap lobus terdiri atas bagian-bagian kecil yang disebut lobulus. Lobulus atau kelenjar payudara merupakan tempat ASI dihasilkan.

Berbeda dengan kelenjar payudara wanita, kelenjar payudara pada pria tidak memiliki lobulus, sehingga tidak bisa menghasilkan ASI.

Duktus (saluran ASI)

Lobulus pada kelenjar payudara terhubung dengan saluran ASI atau duktus mamari. Saat menyusui, ASI yang diproduksi oleh lobulus akan mengalir melalui saluran tersebut dan bermuara di puting.

Kelenjar dan pembuluh limfa

Hampir di setiap bagian tubuh terdapat kelenjar dan pembuluh getah bening yang berfungsi untuk menghasilkan dan membawa cairan getah bening (limfa), tak terkecuali payudara. Cairan limfa pada payudara dihasilkan oleh kelenjar getah bening yang terletak di ketiak, bagian atas tulang selangka, dan dada.

Cairan getah bening tersebut mengandung sel-sel pembentuk kekebalan tubuh yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Jaringan lemak

Payudara berisi jaringan lemak yang berfungsi untuk membantu jaringan ikat dan penyambung payudara dalam menyangga dan menopang struktur payudara. Semakin banyak jaringan lemak pada payudara, semakin besar ukuran payudara seseorang.

Selain itu, payudara juga terdiri dari pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah berfungsi untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke kelenjar payudara, sedangkan saraf memungkinkan payudara untuk merasakan sensasi dan menunjang proses menyusui.

Jenis-Jenis Gangguan Kelenjar Payudara

Ada beberapa jenis gangguan atau penyakit yang dapat menyerang kelenjar payudara, di antaranya:

Gangguan pada kelenjar payudara tersebut dapat menimbulkan beberapa keluhan, seperti muncul benjolan atau pembengkakan pada payudara, payudara terasa nyeri, puting tertarik ke dalam payudara, ukuran payudara berubah, hingga keluarnya cairan atau darah dari payudara.

Untuk menentukan gangguan yang menimpa kelenjar payudara dan faktor penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Dalam menentukan diagnosis dan mencari tahu penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes darah, mammografi, USG dan CT scan payudara, serta biopsi.

Cara Menjaga Kesehatan Payudara

Salah satu cara agar kelainan payudara dapat segera terdeteksi adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin setiap bulan, tepatnya 7-10 hari setelah menstruasi. Jika mendapati adanya perubahan pada ukuran atau bentuk payudara, Anda disarankan untuk memeriksakan keluhan tersebut ke dokter.

Wanita yang berusia di atas 45 tahun juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara berkala (breast check up) secara rutin ke dokter setiap 2 tahun sekali.

Kesehatan payudara dapat dijaga dengan mengenakan bra yang dapat menopang payudara dengan baik, namun tidak terlalu ketat, serta menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, tidak banyak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak merokok.

Jika Anda merasakan adanya benjolan, nyeri, atau menemukan kejanggalan pada kelenjar payudara Anda, segeralah periksakan ke dokter. Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan menentukan penyebab gangguan pada payudara Anda dan memberikan penanganan yang tepat.