Kolestasis merupakan gangguan pada aliran empedu sehingga menimbulkan masalah kesehatan, terutama di saluran pencernaan. Kondisi ini dapat terjadi karena tubuh kekurangan cairan empedu atau adanya penyumbatan di saluran empedu.
Kolestasis dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti penyakit kuning, warna urine gelap, feses berwarna keputihan, gatal-gatal, mual dan muntah, serta nyeri perut. Kondisi ini umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan tertentu maupun tindakan operasi, tergantung penyebab yang mendasarinya.
Penyebab Kolestasis
Ada dua penyebab kolestasis, yaitu yang berasal dari organ hati dan berasal dari luar organ hati. Beberapa penyebab kolestasis dari organ hati atau intrahepatik meliputi:
1. Penyakit hati
Kolestasis dari organ hati dapat disebabkan oleh gangguan pada organ hati, seperti hepatitis akut, penyakit hati akibat konsumsi alkohol berlebih, sirosis, dan kanker hati. Beberapa kelainan genetik, seperti anemia sel sabit, dan penyakit autoimun juga dapat menyebabkan kolestasis.
2. Efek samping obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan kolestasis intrahepatik. Ada beberapa jenis obat yang dapat memicu kondisi ini, seperti:
- Obat untuk skizofrenia, seperti chlorpromazine
- Obat antibiotik, seperti ampicillin, amoxicillin, dan penisilin
- Steroid
- Antituberkulosis
- Obat untuk penyakit lambung, seperti cimetidine
- Pil KB
3. Kehamilan
Pada wanita hamil, hormon kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada aliran empedu. Kondisi ini biasanya terjadi saat kehamilan memasuki trimester ketiga yang ditandai dengan gejala gatal-gatal berat tanpa diketahui penyebab pastinya.
4. Pascaoperasi
Pada kasus tertentu, kolestasis juga dapat terjadi setelah operasi, terutama pada operasi besar di organ dalam perut atau jantung. Terjadinya kolestasis pascaoperasi ini juga lebih berpotensi terjadi pada pasien yang memiliki riwayat penyakit pankreas atau masalah pada kandung empedu.
Sementara itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kolestasis di luar organ hati atau ekstrahepatik, yaitu:
- Batu empedu
- Penyempitan di saluran empedu, misalnya akibat tumor
- Kanker saluran empedu
- Gangguan pankreas, seperti pankreatitis dan kanker pankreas
- Kista yang menekan saluran empedu
- Kolangitis
Untuk memasikan diagnosis kolestasis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah lengkap dan tes bilirubin. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan USG, MRI, serta CT scan hati dan kandung empedu untuk mencari penyebab kolestasis.
Jika kolestasis dicurigai disebabkan oleh kanker hati, dokter akan melakukan biopsi hati untuk mendeteksi apakah terdapat sel kanker di organ hati.
Cara Mengobati Kolestasis
Setelah diagnosis dan faktor penyebabnya teridentifikasi, langkah pertama pengobatan kolestasis adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Apabila kolestasis disebabkan efek samping obat-obatan, dokter akan menghentikan pengobatan untuk sementara waktu atau menggantinya dengan jenis obat-obatan lain.
Namun, apabila kolestasis disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya adanya batu empedu atau tumor, dokter dapat memberikan obat-obatan atau menyarankan tindakan operasi. Operasi bisa dilakukan dengan teknik pembedahan umum maupun operasi laparoskopi.
Sementara itu, penanganan kolestasis pada kehamilan dilakukan untuk meredakan gatal-gatal. Dokter akan meresepkan obat antigatal, menyarankan Anda memakai pakaian lembut dan longgar, serta memperbanyak istirahat.
Kolestasis juga dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hepatitis, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan menjauhi narkoba.
Kolestasis bisa disebabkan oleh banyak hal. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika terdapat gejala kolestasis seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap dan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk mengobati kolestasis.