Penderita fobia keramaian akan merasakan takut yang berlebihan untuk keluar dari rumah atau pergi ke tempat yang dianggapnya tidak aman. Kondisi yang juga disebut agoraphobia ini kerap membuatnya menghindari keramaian, seperti di pasar, mal, sekolah, dan kantor.
Fobia keramaian merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan. Gejala agoraphobia bisa muncul ketika penderitanya berada dalam situasi ketika ia sulit mencari jalan keluar atau mendapat pertolongan ketika dirinya merasa terjebak.
Tidak hanya merasa takut yang berlebihan ketika berada di tempat ramai, penderita agoraphobia juga bisa merasa demikian ketika dirinya harus berbicara atau beraktivitas di hadapan banyak orang.
Penyebab Fobia Keramaian
Hingga saat ini, penyebab pasti fobia keramaian belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga bahwa fobia keramaian disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor, seperti masalah psikologis, trauma masa lalu, faktor keturunan, dan gangguan kepribadian.
Selain itu, fobia keramaian juga diduga bisa muncul pada penderita serangan panik maupun yang mengalami sensory overload. Meski demikian, ada penderita fobia keramaian yang tidak memiliki riwayat serangan panik atau trauma sebelumnya.
Saat merasa cemas atau panik, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini dapat menimbulkan beberapa efek, seperti peningkatan laju napas dan detak jantung. Ini adalah mekanisme alami untuk menyiapkan tubuh menghadapi situasi berbahaya.
Teori lainnya menyebutkan bahwa fobia keramaian disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar zat kimia di otak yang mengatur mood dan proses berpikir. Hal ini kemudian memengaruhi suasana hati dan tingkah laku, yang dapat memicu gejala seperti terkena serangan panik.
Gejala dan Tanda Fobia Keramaian
Orang-orang yang menderita fobia keramaian akan merasakan beberapa gejala berikut ini:
- Merasa cemas saat berada di lingkungan yang dirasa tidak aman baginya
- Merasa tidak berdaya saat berada di tempat umum
- Merasa takut atau enggan meninggalkan rumah atau pergi ke tempat yang tidak familiar
- Merasa hilang kepercayaan diri saat berada di kerumunan orang
- Menyalahkan diri sendiri atau merasa malu saat berada di depan orang banyak
- Menghindar setiap kali diajak bepergian
Ketika penderita fobia keramaian merasa berada dalam situasi yang membuatnya stres, ia juga akan mengalami beberapa gejala fisik, seperti:
- Detak jantung meningkat atau berdebar
- Sesak napas
- Keringat dingin
- Mual
- Pusing
Jika tidak diobati dengan baik, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya karena ia cenderung menarik diri dari keramaian. Orang yang hidup dengan fobia keramaian akan sulit beraktivitas, bersekolah, bahkan bekerja.
Cara Mengatasi Fobia Keramaian
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita fobia keramaian atau tidak, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan medis kejiwaan oleh psikolog atau psikiater.
Saat melakukan pemeriksaan, dokter atau psikolog akan menanyakan beberapa hal terkait gejala yang dikeluhkan pasien, seperti kapan gejala fobia keramaian muncul, gejala apa yang dirasakan, dan situasi seperti apa yang memicu munculnya gejala fobia keramaian.
Jika terdiagnosis menderita fobia keramaian, pasien membutuhkan penanganan medis yang meliputi:
Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah mendorong penderita fobia keramaian untuk berperilaku lebih positif dan mengurangi gejala yang dirasakan. Sebagai contoh, banyak penderita fobia keramaian memiliki pemikiran tidak realistis bahwa serangan panik dapat membunuh dirinya.
Dengan psikoterapi, penderita fobia keramaian akan dilatih dan dibimbing untuk mengalihkan pikiran-pikiran negatif tersebut agar gejala dapat berkurang saat berada di keramaian. Salah satu bentuk psikoterapi yang sering digunakan adalah terapi perilaku kognitif.
Konsumsi obat-obatan
Jenis obat yang diresepkan dokter untuk penderita fobia keramaian sama dengan obat untuk mengatasi depresi. Beberapa jenis obat antidepresan tersebut bekerja dengan cara meningkatkan serotonin dalam otak. Contoh obat golongan ini adalah sertraline dan fluoxetine.
Selain antidepresan, obat penenang atau pereda cemas juga dapat diresepkan dokter untuk mengobati fobia keramaian.
Fobia keramaian yang tidak ditangani dapat menurunkan kualitas hidup. Orang dengan fobia keramaian akan memilih untuk tinggal di rumah, sehingga ia cenderung tidak produktif. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan finansial, rasa kesepian, dan perasaan terisolasi yang kemudian meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Oleh karena itu, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasa cenderung menarik diri dari dunia luar dan mengalami gejala-gejala yang mengarah pada fobia keramaian.