Ada begitu banyak fungsi hormon estrogen dalam tubuh manusia, mulai dari mengatur kinerja sistem reproduksi hingga menunjang perkembangan organ janin di dalam kandungan. Hormon estrogen merupakan salah satu hormon utama pada wanita, tetapi juga terdapat pada pria.
Di dalam tubuh pria dan wanita, terdapat hormon estrogen. Hanya saja, pada tubuh wanita, kadar hormon ini lebih banyak. Sedangkan pada tubuh pria, hormon estrogen jumlahnya lebih sedikit dan bukan merupakan hormon utama. Oleh karena itu, hormon estrogen kerap disebut sebagai hormon seks wanita.
Hormon estrogen diproduksi secara alami oleh tubuh. Namun, ada juga hormon estrogen yang bersifat sintetis atau buatan dan biasa digunakan sebagai pengobatan. Hormon estrogen buatan dikenal dengan nama estradiol, estriol, dan estron yang banyak digunakan pada terapi pengganti hormon dan KB hormonal, seperti pil KB dan KB suntik.
Fungsi Hormon Estrogen dalam Tubuh
Hormon estrogen diproduksi oleh kelenjar adrenal dalam jumlah kecil. Pada pria, hormon ini diproduksi oleh testis. Sedangkan pada wanita, hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium. Namun, saat hamil, wanita lebih banyak mendapatkan hormon ini dari plasenta atau ari-ari.
Di dalam tubuh wanita, hormon estrogen tidak selalu diproduksi dalam jumlah yang sama. Pada masa-masa tertentu, produksi hormon estrogen dapat meningkat atau menurun. Hal ini berkaitan dengan fungsi hormon estrogen dalam mengatur sistem reproduksi wanita.
Nah, di bawah ini adalah beberapa fungsi hormon estrogen di dalam tubuh wanita:
Memulai dan mengendalikan siklus menstruasi
Selama masa pubertas (usia 9–14 tahun), hormon estrogen berperan penting terhadap perubahan fisik yang dialami wanita, seperti tumbuhnya payudara dan rambut kemaluan, serta memulai dan mengendalikan siklus menstruasi.
Saat menginjak usia subur atau produktif (usia 15–49 tahun), produksi hormon estrogen wanita meningkat di tengah masa menstruasinya. Pada masa ini, hormon estrogen berfungsi untuk menebalkan lapisan rahim dan mematangkan sel telur sehingga siap untuk dibuahi.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan dikeluarkan melalui proses menstruasi dan hormon estrogen akan menurun ke kadar normal. Naik turunnya produksi hormon estrogen tersebut akan terus berulang selama wanita belum menopause.
Menunjang kehamilan yang sehat
Ketika hamil, tubuh wanita akan lebih banyak memproduksi hormon estrogen. Pada masa ini, hormon estrogen memiliki beberapa peran penting, yaitu:
- Menjaga dan mempertahankan kekuatan rahim
- Menunjang perkembangan organ tubuh janin
- Membantu pertumbuhan kelenjar dan saluran susu guna mendukung proses menyusui
- Menyalurkan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil ke janin
Tak hanya itu, meningkatnya hormon estrogen selama hamil juga berdampak pada munculnya gejala kehamilan, seperti mual dan payudara membesar. Hormon ini pula yang menyebabkan kulit lebih cerah selama hamil. Dalam beberapa waktu setelah persalinan, kadar hormon estrogen dalam tubuh akan kembali normal.
Produksi hormon estrogen akan berkurang seiring bertambahnya usia. Saat wanita mencapai menopause, produksi hormon estrogen dalam tubuh akan menurun drastis. Penurunan hormon estrogen inilah yang menjadi salah satu penyebab wanita mengalami gejala menopause.
Nah, tak berbeda jauh dengan wanita, hormon estrogen pada pria juga berperan dalam sistem reproduksi, antara lain untuk memproduksi sperma dan membantu fungsi hormon testoteron dalam mengendalikan libido.
Selain itu, baik pada pria maupun wanita, hormon estrogen juga memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme dan kesehatan sejumlah organ, seperti jantung, otak, dan tulang. Oleh sebab itu, beberapa studi menunjukkan bahwa wanita lebih berisiko terkena osteoporosis dan penyakit kardiovaskular setelah memasuki masa menopause.
Gejala Gangguan pada Hormon Estrogen
Rendahnya produksi hormon estrogen pada wanita yang belum memasuki masa pubertas atau telah menopause merupakan hal yang normal. Namun, jika rendahnya kadar estrogen dalam tubuh dialami oleh wanita usia produktif, maka bisa jadi hal ini menandakan adanya masalah kesehatan.
Pada wanita, kadar estrogen yang rendah dapat ditandai oleh munculnya gejala berupa:
- Sakit kepala
- Tubuh lemas
- Vagina kering, sehingga terasa sakit saat berhubungan intim
- Siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan terhenti
- Muncul sensasi panas secara tiba-tiba di dada, leher, atau wajah
- Mati rasa di bagian payudara
- Gangguan psikologis, sepeti mood yang mudah berubah atau depresi
Sementara pada pria, rendahnya hormon estrogen dalam tubuh dapat menimbulkan gejala berupa menurunnya hasrat seksual dan timbunan lemak yang berlebihan di perut.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut pada usia muda atau sebelum menopause, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat bila memang diperlukan. Jika tidak diobati, kadar estrogen yang rendah bisa menyebabkan infertilitas atau kemandulan.
Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan memberikan obat pengganti hormon estrogen. Selama menjalani pengobatan, Anda tetap harus rutin kontrol ke dokter agar kadar hormon dapat dipantau. Pasalnya. kadar estrogen yang terlalu tinggi dalam tubuh juga tidak baik dan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker, seperti kanker payudara.