Katarak traumatik adalah kondisi ketika lensa mata menjadi keruh akibat cedera atau luka pada mata. Kondisi ini bisa terjadi dalam waktu singkat atau justru bertahun-tahun setelah mata mengalami cedera. Bila tidak segera ditangani, katarak traumatik bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan penglihatan. Bagian mata ini terdiri dari air serta protein dan normalnya tampak bening. Akan tetapi, seiring pertambahan usia, struktur protein pada lensa mata dapat berubah dan membuat lensa mata menjadi lebih keruh secara bertahap. Hal inilah yang memicu terjadinya katarak.
Selain karena penuaan, penyakit katarak juga bisa disebabkan oleh hal lain, misalnya cacat bawaan lahir (katarak kongenital) dan benturan, luka, atau cedera pada mata. Katarak yang terjadi akibat cedera atau luka dikenal dengan istilah katarak traumatik.
Penyebab dan Gejala Katarak Traumatik
Katarak traumatik disebabkan oleh benturan atau cedera akibat benda tumpul maupun benda tajam pada mata. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh kerusakan mata akibat sinar inframerah, sengatan listrik, paparan zat kimia keras, hingga radiasi.
Ketika mengalami cedera yang cukup parah, lensa mata bisa bergeser atau mengalami robekan sehingga menimbulkan katarak traumatik. Cedera atau luka pada mata juga bisa menyebabkan lensa mata mengalami peradangan, sehingga lensa tersebut menjadi keruh.
Gejala katarak traumatik umumnya tidak jauh berbeda dengan gejala katarak umumnya. Berikut ini adalah beberapa gejala katarak traumatik yang dapat dialami penderitanya:
- Pandangan kabur
- Sulit melihat di malam hari
- Penglihatan ganda
- Mudah merasa silau atau sensitif terhadap cahaya
- Tampak seperti ada lingkaran saat melihat cahaya
- Warna terlihat pudar atau tidak cerah
Langkah Penanganan Katarak Traumatik
Hingga saat ini, operasi mata dan penggantian lensa mata masih menjadi langkah utama dalam penanganan katarak traumatik. Langkah operasi bisa dilakukan apabila katarak traumatik muncul akibat cedera parah pada mata atau seseorang yang memiliki kondisi tertentu, seperti:
- Gangguan penglihatan yang parah atau bahkan kebutaan
- Peradangan pada lensa mata
- Glaukoma
- Pecahnya kapsul lensa mata
- Ablasi retina
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dokter mata sebelum menganjurkan operasi, antara lain:
Tingkat keparahan katarak traumatik
Dokter akan menentukan apakah katarak traumatik tergolong ringan, berat, atau sudah menyebabkan kebutaan. Langkah ini juga dilakukan untuk menentukan penanganan lain, seperti penggunaan obat-obatan dan metode bedah yang akan digunakan.
Kondisi penderita secara keseluruhan
Penderita katarak traumatik yang memiliki diabetes dan darah tinggi lebih berisiko mengalami komplikasi sebelum maupun setelah operasi. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin untuk mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah.
Metode Anestesi untuk Operasi Katarak Traumatik
Operasi katarak bisa dilakukan dalam pengaruh bius total atau bius lokal. Metode anestesi atau obat bius yang akan digunakan tergantung pada tingkat keparahan katarak traumatik, kondisi kesehatan penderita, serta jenis operasi mata yang akan dilakukan dokter.
Operasi katarak dilakukan dengan cara mengangkat lensa mata yang keruh, lalu menggantinya dengan lensa buatan. Lensa mata buatan ini terbuat dari bahan plastik, acrylic, atau silikon yang aman.
Setidaknya seminggu sebelum operasi dilakukan, dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata dan kondisi kesehatan penderita secara menyeluruh. Hal ini guna memastikan apakah penderita dapat menjalani operasi katarak dengan aman, sekaligus menentukan jenis lensa yang akan digunakan sebagai lensa pengganti.
Operasi katarak adalah prosedur yang terbilang aman dan prosesnya pun berlangsung cepat, sehingga penderita katarak traumatik dapat melihat dengan jelas seperti sedia kala.
Pada kasus tertentu, dokter juga akan menyarankan penderita untuk menggunakan kacamata atau lensa kontak untuk meningkatkan ketajaman penglihatan.
Guna mencegah terjadinya katarak traumatik, Anda disarankan untuk menggunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas dengan risiko cedera pada mata, misalnya olahraga ekstrem, eksperimen di laboratorium, atau mengelas besi.
Jika Anda mengalami cedera atau luka pada mata hingga menyebabkan gangguan penglihatan, sebaiknya segera periksakan ke dokter mata untuk memastikan apakah Anda berisiko mengalami katarak traumatik dan mendapatkan penanganan yang tepat.