Ada berbagai mitos seputar kesehatan kulit yang dipercaya oleh masyarakat. Berbekal informasi yang tersebar di media sosial, banyak orang menerapkan cara merawat kulit yang dianggap sehat, padahal info tersebut belum tentu benar.
Kulit memiliki beragam fungsi, yaitu menjaga suhu tubuh, melindungi tulang, otot, dan organ-organ dalam tubuh, serta mencegah dehidrasi, infeksi, dan masuknya kuman atau benda asing ke dalam tubuh.
Karena memiliki peran yang cukup penting, kesehatan kulit harus selalu dirawat dan dijaga. Namun, jangan langsung percaya begitu saja dengan berbagai tips perawatan kesehatan kulit yang ada. Bisa saja, itu hanya termasuk mitos kesehatan kulit saja.
Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Kulit
Berikut ini adalah beberapa mitos tentang kesehatan kulit yang perlu diluruskan kebenarannya:
1. Makin tinggi SPF, kulit makin terlindungi
SPF pada krim tabir surya menggambarkan tingkat perlindungan untuk kulit. Makin besar angka SPF, makin lama perlindungan dari paparan sinar UV. Namun, bukan berarti Anda harus menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi. Hal terpenting adalah gunakan tabir surya sesuai kebutuhan dan aturan pakai yang benar.
Anda juga dianjurkan untuk memilih tabir surya jenis broad spectrum, yang mampu memberikan perlindungan dari sinar UVA dan UVB. Selain itu, pilihlah tabir surya minimal SPF 30 dan memiliki kandungan mexoryl, oxybenzone, avobenzone, atau titanium dioksida.
2. Udara dingin tidak usah pakai tabir surya
Meski cuaca sedang berawan, radiasi sinar UV dari matahari tetap mencapai permukaan bumi. Anda disarankan untuk selalu mengoleskan tabir surya setiap hari. Ulangi pemakaian 2 jam sekali, terutama setelah berenang dan berkeringat.
Jadi, tetap gunakan tabir surya meski Anda memakai make up yang mengandung SPF agar kesehatan kulit selalu terjaga.
3. Facial harus sering dilakukan
Perawatan wajah dengan facial secara rutin merupakan salah satu tren kecantikan yang diikuti banyak orang. Faktanya, tidak semua orang perlu melakukan facial secara rutin. Facial terlalu sering justru dapat merusak kulit wajah.
Jadi, menjaga kesehatan kulit tidak harus dengan sering melakukan facial. Perlu tidaknya facial tergantung dari beberapa faktor, seperti usia serta jenis dan kondisi kulit.
4. Produk kesehatan kulit yang baik harganya mahal
Harga tidak menentukan efektivitas suatu produk perawatan untuk kesehatan kulit, yang penting adalah kandungannya. Bahan aktif dalam produk perawatan kulit, misalnya krim antipenuaan yang harganya jutaan rupiah dengan yang ratusan ribu rupiah, ternyata memiliki kandungan sama.
Produk yang dijual di toko dekat rumah belum lebih buruk dari yang dijual di mal besar dan bergengsi.
5. Lebih baik pakai banyak produk
Banyak yang menganggap menggunakan banyak produk perawatan baik untuk kesehatan kulit. Faktanya, terlalu banyak mengoleskan produk kecantikan atau perawatan dapat meningkatkan risiko terjadinya iritasi kulit, terlebih bila Anda tidak memperhatikan kandungan bahan aktif di dalamnya.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk tidak berlebihan dalam menggunakan produk perawatan kesehatan kulit. Produk yang wajib dimiliki adalah pembersih wajah, pelembap, tabir surya, dan toner sesuai jenis kulit.
6. Produk perawatan kulit lebih penting dari makanan sehat
Pola makan sehat dan seimbang mampu menjaga kesehatan kulit seiring bertambahnya usia. Konsumsi makanan bernutrisi bisa membantu kulit terlihat awet muda. Sebaliknya, pola makan yang tidak sehat bisa membuat rambut rontok, kulit pucat dan pecah-pecah, bahkan mempercepat penuaan.
7. Sering eksfoliasi agar kulit semakin sehat
Eksfoliasi kulit bertujuan untuk mengangkat sel kulit mati agar kulit tampak lebih cerah sekaligus meningkatkan penyerapan produk skincare. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, eksfoliasi justru bisa membuat kulit iritasi, warna kulit tidak rata, dan kulit wajah bertekstur.
Jangan sampai Anda menerapkan mitos kesehatan kulit di atas, ya. Apabila Anda mendapatkan sebuah informasi mengenai perawatan kulit dan ragu untuk melakukannya, jangan ragu berkonsultasi ke dokter.