Agranulositosis adalah istilah yang digunakan saat sumsum tulang gagal membentuk granulosit, yaitu jenis sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Apabila tubuh kekurangan granulosit, seseorang dapat lebih mudah terserang infeksi.
Granulosit atau neutrofil mengandung enzim yang dapat membunuh bakteri dan organisme lainnya, serta memecah zat yang dapat membahayakan tubuh. Tanpa kehadiran granulosit yang cukup, maka tubuh berisiko tinggi terkena infeksi yang parah atau berulang-ulang.
Penyebab Agranulositosis
Secara umum, ada 2 jenis agranulositosis. Jenis pertama adalah agranulositosis yang terjadi karena bawaan dari lahir dan jenis kedua adalah agranulositosis yang diakibatkan oleh obat, racun, atau prosedur medis tertentu.
Sekitar 70% kasus agranulositosis berkaitan dengan efek dari pengobatan. Adapun jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya agranulositosis adalah clozapine, antimalaria, obat untuk menangani hipertiroidisme dan obat antiradang.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bias menyebabkan agranulositosis terjadi, yaitu:
- Gangguan fungsi sumsum tulang
- Kemoterapi
- Paparan radiasi
- Paparan zat beracun, seperti insektisida, arsenik, atau merkuri
- Penyakit autoimun
- Kekurangan nutrisi
Agranulositosis dapat terjadi pada semua orang, meski lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Pada anak-anak, agranulositosis biasanya disebabkan karena bawaan.
Tanda dan Gejala Agranulositosis
Kebanyakan orang dengan agranulositosis tidak akan memiliki gejala yang jelas. Meski begitu, gejala infeksi dapat terlihat dengan jelas. Umumnya, gejala yang sering timbul adalah demam serta:
- Sakit kepala
- Berkeringat
- Kemerahan pada wajah
- Menggigil
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Lemas
- Radang tenggorokan
Penderita yang diketahui memiliki agranulositosis perlu segera diperiksakan jika mengalami demam agar sumber infeksi bisa segera ditemukan dan diatasi. Hal ini penting untuk mencegah infeksi berkembang menjadi sepsis yang bisa mengancam nyawa.
Cara Mengobati Agranulositosis
Jika agranulositosis disebabkan oleh pengobatan, penghentian konsumsi obat tersebut dapat berangsur-angsur memulihkan agranulositosis. Obat tersebut dapat diganti dengan obat lain, namun harus dalam pengawasan dokter.
Untuk mencegah infeksi bakteri, penderita agranulositosis dapat diberikan obat antibiotik, terutama saat berada dalam keadaan yang risiko infeksinya tinggi. Antibiotik juga digunakan untuk mengobati infeksi yang sedang terjadi.
Adapun beberapa pengobatan agranulositosis lainnya, antara lain adalah:
Obat penekan kekebalan tubuh
Bila gangguan agranulositosis yang Anda alami dipengaruhi oleh penyakit autoimun, dokter akan mempertimbangkan untuk memberi obat yang menekan kekebalan tubuh (imunosupresan), seperti prednison.
Granulocyte Colony-Stimulating Factor (G-CSF)
Jika pengobatan lain tidak berhasil, produksi granulosit oleh sumsum tulang dapat dirangsang dengan penyuntikan hormon G-CSF, sehingga granulosit menjadi lebih banyak. Pemberian G-CSF biasanya diberikan melalui suntikan dibawah kulit.
Transplantasi sumsum tulang
Pada kasus agranulositosis yang tidak lagi dapat ditangani melalui pengobatan, transplantasi sumsum tulang mungkin diperlukan. Namun, dibutuhkan pendonor yang sesuai. Transplantasi sumsum tulang umumnya memberikan hasil terbaik untuk pasien berusia di bawah 40 tahun dengan riwayat kesehatan yang baik.
Bila mengalami kondisi agranulositosis, Anda disarankan untuk menghindari kerumunan orang dan kontak dengan orang yang sedang mengalami penyakit infeksi. Hindari juga melakukan aktivitas yang banyak kontak dengan debu dan kotoran, seperti bercocok tanam tanpa sarung tangan atau pergi ke luar rumah tanpa beralas kaki.
Pada kondisi berat, penderita agranulositosis mungkin dapat disarankan untuk menjalani perawatan di ruangan isolasi untuk menghindari infeksi.
Meski agranulositosis sulit untuk dicegah, penyebab kondisi ini dapat segera ditemukan dengan pemeriksaan yang tepat. Dengan begitu, penderita agranulositosis bisa memperoleh penanganan yang sesuai dan mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan untuk menghindarkan dirinya dari penyakit infeksi, sehingga ia terhindar dari komplikasi yang fatal.
Apabila Anda memang memerlukan obat yang memiliki efek samping agranulositosis, lakukan pengobatan dengan kontrol ke dokter secara teratur untuk memeriksakan kadar neutrofil darah Anda. Jika kadar neutrofil menurun, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghentikan atau mengganti obat.