Emfisema subkutis adalah kondisi ketika terdapat udara atau gas yang terperangkap di jaringan kulit. Kondisi ini paling sering ditemukan di jaringan leher atau dinding dada, meski tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di bagian tubuh lainnya.
Sebagian orang yang mengalami emfisema subkutis bisa saja tidak merasakan gejala, terlebih jika kondisi emfisema yang dialaminya tidak terlalu parah. Namun, emfisema subkutis juga dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang berbahaya.
Untuk kondisi tersebut, emfisema subkutis biasanya akan menimbulkan keluhan atau gejala berikut ini:
- Nyeri
- Kesulitan bernapas
- Sesak napas
- Mengi
- Batuk kronis disertai dahak
- Kehilangan nafsu makan
- Mual
- Kuku berubah warna
Terkadang, emfisema subkutis juga bisa tampak seperti lebam, bengkak, atau luka pada bagian tubuh yang terkena kondisi ini.
Beberapa Penyebab Emfisema Subkutis
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab emfisema subkutis, di antaranya:
1. Gangguan paru-paru dan saluran pernapasan
Emfisema subkutis dapat disebabkan oleh gangguan paru-paru seperti pneumothorax.
Pneumothorax adalah kondisi ketika udara terkumpul di rongga pleura, yaitu ruang di antara paru-paru dan dinding dada, sehingga membuat paru-paru mengempis dan tidak bisa mengembang. Kondisi ini membuat penderitanya sulit bernapas.
Selain itu, emfisema subkutis juga dapat terjadi karena adanya penyakit pada saluran pernapasan, seperti bronkitis kronis, PPOK, dan batuk rejan.
2. Cedera
Cedera atau benturan benda tumpul di bagian dada, seperti luka tembak dan luka tusuk, dapat menyebabkan terjadinya emfisema subkutis. Cedera tersebut bisa mengakibatkan robeknya pleura, sehingga udara yang berasal dari paru-paru menyebar ke otot dan lapisan lemak serta jaringan kulit di sekitarnya.
Selain itu, cedera yang mengakibatkan patah tulang wajah dan barotrauma juga dapat menyebabkan emfisema subkutis. Barotrauma atau cedera yang terjadi akibat perubahan tekanan udara secara mendadak dapat terjadi di organ paru-paru.
Kondisi tersebut lebih berisiko dialami oleh orang yang sering menyelam atau mendaki gunung. Terkadang, barotrauma juga bisa terjadi pada orang yang sering bepergian dengan pesawat terbang.
3. Komplikasi tindakan medis
Selain karena cedera atau penyakit tertentu, emfisema subkutis juga bisa terjadi karena komplikasi dari tindakan medis tertentu. Beberapa tindakan atau prosedur medis yang berisiko menimbulkan emfisema subkutis adalah endoskopi, bronkoskopi, dan intubasi.
4. Efek samping obat-obatan
Emfisema subkutis juga kerap dialami oleh pengguna obat-obatan terlarang, terutama kokain.
Obat terlarang tersebut biasanya digunakan dengan cara dihirup dalam-dalam melalui hidung, kemudian menahan napas untuk memaksimalkan jumlah kokain yang dihirup. Kondisi ini dapat menyebabkan paru-paru rusak dan menimbulkan emfisema subkutan.
Cara Penanganan Emfisema Subkutis
Bila Anda mengalami gejala emfisema subkutis, terutama jika sempat mengalami cedera di bagian dada, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Untuk mendeteksi kondisi emfisema subkutis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang berupa foto Rontgen. Bila perlu, dokter juga akan melakukan tes fungsi paru.
Setelah dokter mendiagnosis kondisi Anda dan mengetahui penyebab emfisema subkutis, penanganan kondisi ini dapat dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
Untuk menangani emfisema subkutis, dokter biasanya akan melakukan operasi untuk memasang pipa atau drainase guna mengeluarkan udara dari jaringan lunak.
Dengan penanganan yang tepat, emfisema subkutis biasanya dapat sembuh dalam waktu sekitar 10–14 hari. Semakin cepat penanganan dilakukan, peluang untuk sembuh dari kondisi ini pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala emfisema subkutis.