Abses paru adalah infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah di jaringan paru-paru. Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi ini. Jika tidak, abses paru dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan berpotensi membahayakan nyawa.
Berdasarkan asal infeksinya, abses paru terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Abses paru primer merupakan jenis abses yang berasal dari paru-paru, misalnya akibat penyakit pneumonia.
Sementara abses paru sekunder terjadi akibat adanya gangguan atau penyakit penyerta pada paru-paru, misalnya tumor atau kanker paru dan bronkiektasis, menghirup senyawa kimia berbahaya, atau infeksi dari organ lain yang menyebar ke paru. Selain bakteri, abses paru juga bisa disebabkan oleh infeksi parasit dan jamur.
Gejala dan Faktor Risiko Abses Paru
Abses paru dapat menimbulkan gejala berupa batuk berdahak dengan dahak berbau busuk, batuk berdarah, demam, sesak napas, nyeri dada, berkeringat di malam hari, bau mulut, hingga penurunan berat badan.
Seseorang berisiko lebih tinggi untuk terkena abses paru apabila memiliki faktor risiko, berikut:
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat efek samping kemoterapi, penyakit autoimun, dan infeksi HIV/AIDS.
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Menyalahgunakan obat-obatan.
- Menderita infeksi gigi dan mulut, diabetes melitus, penyakit jantung kongenital, stroke, atau cerebral palsy.
- Memiliki riwayat operasi transplantasi organ
- Tersedak atau terdapat benda asing di saluran pernapasan
- Berada dalam kondisi tidak sadar atau koma dalam waktu lama
Jika Anda mengalami gejala abses paru atau memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya abses paru, segeralah periksakan diri ke dokter.
Untuk mendiagnosis dan menentukan penyebab abses paru, dokter akan menelusuri riwayat kesehatan Anda dan melakukan berbagai pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, foto Rontgen, CT scan, MRI paru, pemeriksaan darah dan dahak, analisis cairan rongga paru, dan bronkoskopi (endoskopi pada saluran napas dan paru-paru).
Cara Mengatasi Abses Paru
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda terkena abses paru, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani rawat inap. Selama perawatan, dokter akan memberikan beberapa penanganan berupa:
1. Pemberian antibiotik
Karena sebagian besar abses paru disebabkan oleh infeksi bakteri, maka penyakit ini perlu diobati dengan obat antibiotik. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik melalui suntikan infus selama Anda dirawat. Setelah diperbolehkan pulang, dokter akan meresepkan antibiotik oral (obat minum) selama beberapa minggu hingga abses paru sembuh.
Beberapa pilihan obat antibiotik yang dapat digunakan oleh dokter untuk mengatasi abses paru adalah clindamycin, penisilin, meropenem, azythromycin, vancomycin, atau ciproflixacin, metronidazole, atau kombinasi beberapa jenis antibiotik, tergantung jenis bakteri yang menyebabkan abses paru.
2. Fisioterapi dada
Dokter mungkin akan memberikan perawatan fisioterapi dada pada penderita abses paru yang merasakan sesak napas dan nyeri dada.
Fisioterapi dada bertujuan untuk membantu pasien mengeluarkan dahak, nanah, atau darah yang tertimbun pada paru-paru, sehingga sehingga pasien dapat merasa lebih nyaman saat bernapas. Fisioterapi juga bisa dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan abses paru.
3. Drainase atau penyedotan cairan paru-paru
Prosedur ini dilakukan jika nanah tertimbun sangat banyak di dalam paru-paru atau jika kondisi pasien tak menunjukkan perbaikan setelah mendapatkan pengobatan antibiotik.
Prosedur drainase dilakukan untuk mengeluarkan kelebihan cairan dalam paru-paru melalui kateter yang tersambung lewat bronkoskopi atau menggunakan jarum suntik yang dipandu dengan USG paru-paru.
4. Operasi
Operasi atau tindakan pembedahan menjadi pilihan pengobatan untuk kasus abses paru yang sudah parah. Operasi biasanya dilakukan apabila pengobatan dengan antibiotik, fisioterapi, dan prosedur drainase tidak berhasil mengatasi abses paru.
Jika tidak segera diobati, abses paru dapat menyebabkan komplikasi berat dan kerusakan paru permanen.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya abses paru dengan cara menjalani gaya hidup sehat yang meliputi rutin cuci tangan, menggosok gigi setidaknya 2 kali sehari, hindari merokok atau menghirup asap rokok, serta menggunakan masker ketika bepergian ke tempat yang udaranya kotor atau mengunjungi orang sakit.
Jika Anda mengalami gejala abses paru, segeralah periksakan diri ke dokter agar penyakit ini dapat ditangani secepatnya sebelum menimbullkan komplikasi yang berbahaya.