Trauma abdomen merupakan cedera yang terjadi pada organ dalam perut, seperti lambung, usus, pankreas, hati, empedu, ginjal, dan limpa. Trauma ini bisa terjadi akibat pukulan atau benturan benda tumpul maupun tusukan benda tajam.
Trauma abdomen merupakan kondisi cedera yang harus segera mendapatkan penanganan. Langkah penanganan penting untuk dilakukan guna mengantisipasi dan mencegah berbagai komplikasi serius, seperti perdarahan berat, kerusakan organ di dalam perut, peritonitis, abses perut, dan sindrom kompartemen.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan dari dokter, trauma abdomen berat yang menyebabkan perdarahan di organ dalam perut berisiko tinggi menyebabkan kematian.
Jenis Trauma Abdomen
Secara umum, ada dua jenis trauma abdomen yang dikenal dalam dunia medis, yaitu:
Trauma tumpul abdomen
Trauma tumpul abdomen adalah trauma yang disebabkan oleh benturan benda tumpul pada perut. Trauma ini bisa disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, pukulan keras pada perut, atau jatuh dari ketinggian.
Limpa dan hati merupakan organ yang paling sering mengalami cedera akibat trauma tumpul abdomen. Meski jarang, cedera abdomen juga dapat terjadi pada pada pankreas, empedu, usus, kandung kemih, diafragma, ginjal, dan pembuluh darah besar di perut.
Trauma tajam abdomen
Trauma tajam abdomen merupakan trauma yang disebabkan oleh tusukan benda tajam pada perut. Selain disebabkan oleh tusukan, trauma ini juga bisa terjadi karena luka tembak (gunshot wound) yang mengenai perut.
Tingkat keparahan trauma tajam abdomen tergantung pada lokasi luka, bentuk dan ketajaman benda, serta seberapa dalam benda tersebut menusuk ke dalam rongga perut.
Penanganan Trauma Abdomen
Penanganan trauma tumpul dan tajam abdomen sebenarnya tidak jauh berbeda. Langkah pertolongan pertama terhadap orang yang mengalami cedera abdomen adalah mengevaluasi dan menstabilkan jalan napas serta sirkulasi darah melalui metode ABC. Berikut ini adalah penjelasannya:
A (airway)
Pertama-tama, pastikan tidak ada cedera, luka memar, atau luka terbuka di bagian leher. Setelah dipastikan tidak ada cedera leher, Anda bisa mulai melakukan upaya pertolongan untuk membuka jalan napas.
Caranya adalah dengan menempatkan tangan di bawah dahi korban dan meninggikannya (chin lift). Langkah ini dilakukan untuk membantu korban cedera agar bisa bernapas lebih baik.
B (breathing)
Tindakan ini bertujuan untuk memastikan apakah korban benar-benar bernapas atau tidak. Cara memeriksanya adalah dengan melihat gerakan naik-turun dada korban saat bernapas.
C (circulation)
Apabila korban tidak bernapas dan denyut nadinya tidak teraba, Anda perlu segera melakukan CPR atau resusitasi jantung paru dan meminta bantuan orang lain untuk memanggil ambulans. Lakukan CPR hingga bantuan medis tiba.
Sama dengan prinsip penanganan pada trauma tumpul abdomen, trauma abdomen akibat benda tajam juga mengutamakan metode ABC. Namun, perlu diingat bahwa untuk luka tusuk yang dalam di perut, jangan mencabut benda tersebut karena bisa menimbulkan perdarahan hebat yang dapat mengancam nyawa korban.
Apa pun jenis trauma abdomennya, segeralah bawa korban ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin. Setelah kondisi korban stabil, dokter akan melakukan operasi laparotomi untuk menghentikan perdarahan dan memperbaiki kerusakan organ dalam perut.