Tidur bifasik merupakan pola tidur yang membagi waktu tidur menjadi dua kali dalam sehari. Pola tidur ini diduga dapat membuat Anda lebih “melek” di siang hari.
Waktu tidur ideal orang dewasa adalah selama sekitar 7-9 jam setiap malamnya. Namun pada pola tidur bifasik, jumlah dan jam tidur tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu tidur panjang di malam hari ditambah tidur dalam waktu singkat di siang hari.
Pola tidur bifasik ini dipercaya memiliki beberapa manfaat, seperti mengurangi rasa kantuk di siang hari dan membuat tidur lebih nyenyak.
Bagaimana Melakukan Tidur Bifasik?
Ada beberapa cara untuk melakukan pola tidur bifasik ini, misalnya:
- Tidur 6 jam di malam hari, lalu tidur siang selama 1-1,5 jam.
- Tidur 7-8 jam di malam hari, kemudian tidur siang selama 30 menit.
Anda bisa membagi waktu tidur bifasik antara siang dan malam sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas Anda sehari-hari. Misalnya jika Anda bekerja hingga larut malam atau bekerja shift di malam hari, maka jumlah waktu tidur yang terpotong pada malam hari bisa ditambahkan lebih banyak untuk waktu tidur siang.
Tidur Bifasik dari Sisi Medis
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa kajian ilmiah, diketahui bahwa dahulu manusia secara alami memang memiliki pola tidur bifasik yang terbagi menjadi 3-5 jam pada malam hari dan 3-5 jam pada siang hari. Namun karena modernisasi dan berkembangnya teknologi seiring waktu, pola tidur ini berubah menjadi 7-8 jam langsung setiap malamnya.
Pada dasarnya, baik tidur yang terbagi menjadi 2 bagian atau tidur langsung selama 7-8 jam setiap malam sama-sama baik bagi kesehatan. Namun secara medis, ada beberapa manfaat tidur bifasik yang bisa diperoleh, yaitu:
1. Meningkatkan daya konsentrasi
Banyak orang kini menerapkan pola tidur bifasik karena merasa bahwa pola tidur ini mampu membuat mereka lebih produktif, lebih “melek”, dan bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.
Menurut suatu riset kesehatan, tidur bifasik dengan tidur siang selama 5-30 menit atau power nap dapat memperbaiki fungsi kognitif dan kemampuan konsentrasi. Sedangkan penelitian lain mengungkapkan bahwa tidur siang dapat mengatasi masalah kekurangan tidur, terutama pada orang yang sering begadang.
2. Meningkatkan energi tubuh
Tidur adalah salah satu cara alami tubuh untuk mengumpulkan tenaga yang akan dibutuhkan saat melakukan aktivitas dan pekerjaan tertentu. Pola tidur bifasik memberi kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat lebih banyak dan mengumpulkan energi tersebut.
Oleh karena itu, pola tidur ini terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan membuat seseorang menjadi lebih semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
3. Membantu menjaga kadar gula darah
Terdapat suatu studi yang mengkaji manfaat tidur bifasik dalam menjaga kadar gula darah. Dalam studi tersebut, diketahui bahwa orang yang menjalani tidur bifasik terlihat memiliki kadar gula darah yang lebih stabil, sehingga pola tidur ini dianggap baik bagi penderita diabetes. Hal ini diduga karena tidur bifasik dapat membantu mengatasi stres berlebih dalam tubuh.
Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pola tidur bifasik harus dilakukan sebagai rutinitas, dengan jadwal tidur yang sama setiap harinya. Hal ini dilakukan guna memastikan Anda mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Meski bermanfaat bagi kesehatan, tidur bifasik juga memiliki beberapa risiko. Pola tidur bifasik yang menjadwalkan tidur siang rutin dapat menyebabkan sulit tidur di malam hari pada sebagian orang.
Selain itu, pola tidur bifasik juga tidak cocok dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan tidur atau masalah psikologis tertentu, seperti depresi. Hal ini karena penderita depresi yang melakukan tidur bifasik bisa mengalami perburukan gejala.
Untuk mengoptimalkan kualitas tidur, Anda juga disarankan untuk menerapkan sleep hygiene, yakni kebiasaan tidur sehat yang baik untuk kesehatan tubuh dan mental Anda.
Jika Anda sering merasa lemas dan sulit untuk fokus karena kurang istirahat, maka pola tidur ini bisa dicoba. Namun bila Anda memiliki gangguan tidur, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menjalani pola tidur bifasik.