Susu kedelai atau susu soya untuk bayi kerap digunakan sebagai alternatif untuk memenuhi asupan nutrisi pada bayi. Namun, apakah pemberian susu soya pada bayi memang aman untuk dilakukan? Yuk, ketahui jawabannya dalam pembahasan berikut ini.
Susu soya merupakan salah satu jenis minuman yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari bayi hingga lansia. Seperti namanya, susu soya adalah susu yang terbuat dari kacang soya atau kedelai. Dalam secangkir susu soya tanpa pemanis (sekitar 250 ml), terkandung 7 gram protein, 4 gram lemak, 4 gram karbohidrat, dan 80–100 kalori.
Susu kedelai juga merupakan sumber protein, kalium, vitamin A, dan isoflavon. Karena terbuat dari tumbuhan, susu soya sama sekali tidak mengandung kolesterol dan rendah lemak jenuh.
Memberi Susu Soya untuk Bayi, Boleh atau Tidak?
Meski bernutrisi, susu soya bukanlah jenis susu yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi utama bayi. Susu soya untuk bayi umumnya baru direkomendasikan jika bayi memiliki alergi terhadap susu formula biasa yang berbahan dasar susu sapi.
Susu soya juga tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi yang terlahir prematur atau bayi berusia kurang dari 6 bulan. Selain itu, susu formula soya sebaiknya tidak diberikan pada bayi yang sedang mengalami kolik dan berisiko tinggi memiliki alergi makanan.
Umumnya, jenis susu yang paling utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI memiliki semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya. ASI juga merupakan sumber nutrisi utama bayi usia 1–6 bulan dan dapat dilanjutkan hingga usianya mencapai 2 tahun.
Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa Bunda sebaiknya tidak memberikan susu soya pada Si Kecil, yaitu:
Meningkatkan risiko reaksi alergi
Memberikan susu soya untuk bayi berusia di bawah 6 bulan dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya reaksi alergi kedelai di dalam tubuhnya. Gejala alergi pada bayi meliputi muntah, diare, muncul ruam, terlihat rewel, hingga pembengkakan di wajah, bibir, dan lidah.
Merusak gigi bayi
Kandungan bahan tambahan, seperti gula atau pemanis buatan, di dalam susu soya tidak baik untuk bayi. Jika susu formula mengandung jenis gula laktosa, maka susu soya biasanya berisi glukosa. Kandungan glukosa ini dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi pada bayi dan anak-anak.
Menimbulkan masalah pada organ reproduksi bayi
Susu soya yang diolah dari kacang kedelai mengandung senyawa alami fitoestrogen yang menyerupai hormon estrogen.
Hal ini membuat pemberian susu soya secara berlebihan dikhawatirkan dapat memengaruhi perkembangan organ reproduksi bayi. Pemberian susu estrogen diduga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami pubertas dini dan masalah tiroid.
Selain itu, karena kandungan nutrisinya berbeda dengan ASI dan susu formula dari susu sapi, konsumsi susu soya juga dipercaya dapat membuat berat badan bayi menjadi lebih rendah.
Meski demikian, klaim terkait efek samping susu soya terhadap kesehatan bayi tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
Aturan Memberi Susu Soya pada Anak
Susu soya boleh diberikan sebagai alternatif bila anak atau bayi alergi terhadap laktosa atau susu formula yang terbuat dari susu sapi. Susu soya juga boleh diberikan pada bayi yang mengalami gangguan metabolik, seperti galaktosemia. Namun, pemberian susu soya pada bayi tentunya perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter anak, ya, Bun.
Jika hendak memberikan susu soya kepada Si Kecil, Bunda perlu memerhatikan beberapa hal berikut ini:
- Jika ingin membeli susu soya untuk bayi, pilihlah susu yang terbuat dari kedelai utuh (whole).
- Untuk anak di bawah 2 tahun, lemak sangat penting untuk berkembangan otaknya. Pastikan juga jika susu soya tersebut diperkaya dengan vitamin A, vitamin D, omega-3, dan kalsium.
- Apabila Si Kecil minum susu soya, disarankan untuk meningkatkan asupan kalsiumnya. Susu soya mengandung zat alami phytate yang mampu mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium dan mineral lainnya.
- Terakhir, pastikan asupan vitamin B12 Si Kecil tetap terpenuhi. Hal ini dikarenakan susu soya terbuat dari tanaman, sedangkan vitamin B12 hanya terdapat pada makanan hewani, termasuk susu sapi.
Perlu diingat bahwa sekitar 10–14% anak yang alergi susu sapi juga alergi terhadap kedelai. Oleh sebab itu, sebelum memberikan susu soya untuk bayi atau anak, pastikan Bunda berdiskusi terlebih dahulu pada dokter anak.