Ibuprofen dan paracetamol merupakan obat yang biasa digunakan untuk meredakan rasa nyeri dan menurunkan demam. Kedua obat ini dijual bebas di apotik tetapi harus dikonsumsi sesuai saran penggunaan untuk mencegah efek samping yang membahayakan kesehatan, seperti kerusakan hati. 

Walau sama-sama bisa meredakan nyeri dan menurunkan demam, ibuprofen dan paracetamol bekerja dengan cara yang berbeda, termasuk cara penggunaannya. Pada ibu hamil contohnya, konsumsi ibuprofen tidak disarankan karena dikhawatirkan akan memengaruhi perkembangan janin. 

Ibuprofen dan Paracetamol, Ini Perbedaannya - Alodokter

Sementara itu, paracetamol masih dianggap aman untuk dikonsumsi ibu hamil asalkan di bawah pengawasan dokter. 

Perbedaan Ibuprofen dan Paracetamol

Manfaat paracetamol dan ibuprofen bisa diperoleh secara maksimal asalkan digunakan secara tepat. Oleh karena itu, sebelum menggunakan kedua obat ini sebagai pengobatan untuk mengatasi nyeri dan demam, ketahui lebih dulu perbedaan keduanya. 

Tujuannya adalah agar Anda tahu obat mana yang lebih efektif untuk mengatasi keluhan yang diderita, termasuk keamanan konsumsinya. Berikut ini adalah perbedaan paracetamol dan ibuprofen yang perlu diketahui:

1. Penggunaan 

Ibuprofen dan paracetamol sama-sama bisa digunakan untuk mengatasi nyeri dan demam. Ibuprofen umumnya digunakan untuk mengatasi segala jenis penyakit radang sendi, sakit punggung, pilek, demam, sakit kepala, nyeri haid, atau nyeri lainnya yang disebabkan oleh peradangan.

Sementara itu, paracetamol biasa digunakan untuk mengatasi sakit punggung, pilek, sakit kepala, nyeri haid, nyeri sendi, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan sakit gigi. 

2. Cara kerja

Meski sama-sama bisa digunakan sebagai obat mengatasi nyeri dan demam, ibuprofen dan paracetamol memiliki cara kerja yang berbeda. Ibuprofen bekerja dengan cara menekan produksi hormon prostaglandin di dalam tubuh yang menyebabkan timbulnya nyeri dan demam. Obat ini efektif untuk mengatasi peradangan yang terjadi di seluruh tubuh. 

Sementara itu, paracetamol mampu mengatasi nyeri dengan cara mengurangi sinyal nyeri di sistem saraf, dan mengatasi demam dengan sifat antipiretiknya. Obat ini tidak bisa digunakan untuk mengatasi peradangan di tubuh. 

3. Keamanan 

Ibuprofen dan paracetamol sama-sama bisa dikonsumsi oleh bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Meski umumnya bisa didapat dengan mudah di apotek, kedua obat ini tetap harus dikonsumsi sesuai dengan aturan yang tertera pada kemasan atau anjuran dokter. 

Ibuprofen umumnya boleh diberikan kepada anak berusia 6 bulan atau lebih, sedangkan paracetamol bisa digunakan untuk segala usia. Namun, penggunaan paracetamol pada anak usia 2 tahun harus dikonsultasikan lebih dahulu kepada dokter atau berdasarkan anjuran dokter. 

Perbedaan ibuprofen dan paracetamol lainnya yaitu ibuprofen tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui. Pada ibu hamil, ibuprofen dikhawatirkan akan berdampak terhadap perkembangan janin dan berisiko menyebabkan komplikasi kehamilan. Sementara pada ibu menyusui, obat ini dikhawatirkan dapat terserap ke dalam ASI. 

Hal tersebut berbeda halnya dengan paracetamol yang dianggap aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui. Namun, penggunaan obat ini tetap harus dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. 

4. Dosis konsumsi

Konsumsi ibuprofen dan paracetamol harus sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam kemasan atau sesuai anjuran dokter. Namun, ibuprofen umumnya dapat dikonsumsi setiap 6 jam, dengan dosis tidak lebih dari 4 kali dalam sehari. 

Sementara paracetamol dapat dikonsumsi setiap 4–6 jam. Dosisnya tidak boleh melebihi 5 kali dalam sehari. 

5. Interaksi obat

Konsumsi ibuprofen dan paracetamol dengan alkohol atau obat-obatan tertentu bisa menyebabkan interaksi obat. Hal tersebut dapat membuat efektivitas obat berkurang atau memicu efek samping yang tidak terduga. Kedua obat ini sama-sama memiliki interaksi obat dengan aspirin dan obat pengencer darah, seperti warfarin.

Selain itu, obat lain yang juga bisa menyebabkan interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan ibuprofen yaitu aspirin, naproxen, aliskiren, losartan, cidofovir, dan prednisone. Sementara paracetamol dapat berinteraksi dengan beberapa obat, seperti karbamazepin, isoniazid, rifampin, dan kolestiramin.  

Efek Samping Ibuprofen dan Paracetamol

Efek samping ibuprofen dan paracetamol memiliki kemiripan, yaitu sama-sama bisa menyebabkan sakit perut, mual, muntah, dan sakit kepala. Oleh karena itu, penggunaan kedua obat tersebut tetap harus dilakukan secara hati-hati, apalagi jika Anda memiliki riwayat medis tertentu.

Jika Anda menderita gangguan pencernaan, seperti maag dan tukak lambung, penggunaan paracetamol lebih dianjurkan daripada ibuprofen. Alasannya, ibuprofen dapat melukai lambung. Selain itu, ibuprofen juga tidak cocok digunakan jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau asma.

Ibuprofen dan paracetamol memang dijual secara bebas, tetapi Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter lebih dulu terkait konsumsinya. Tujuannya agar efektivitas obat bisa bekerja dengan optimal dan Anda terhindar dari efek samping. 

Konsultasi mengenai penggunaan ibuprofen dan paracetamol secara lebih lanjut dapat dilakukan dengan praktis tanpa tatap muka melalui Chat Bersama Dokter