Setelah melahirkan dan mulai menyusui Si Kecil, Busui tetap berpeluang untuk langsung hamil lagi, lho. Namun, Busui tidak perlu khawatir berlebihan, ya. Jika Busui memang ingin menunda kehamilan, ada beragam jenis kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.
Bagi ibu yang baru melahirkan dan menyusui secara langsung (direct breastfeeding) atau eping (exclusive pumping), bisa langsung menggunakan beberapa alat kontrasepsi setelah melahirkan.
Jenis Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui
Berikut ini adalah beberapa jenis kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui beserta risikonya:
1. Pil KB progestin
Pil KB yang mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan kontrasepsi bagi ibu yang masih memberikan ASI eksklusif. Jenis KB ini bisa langsung diminum segera setelah melahirkan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Selain itu, jenis KB ini juga cocok untuk ibu menyusui yang belum memilih jenis alat kontrasepsi jangka panjang.
Meski demikian, Busui diharuskan untuk mengonsumsi pil KB tersebut 1 tablet setiap hari atau tidak boleh telat lebih dari 3 jam dari jadwal harian. Apabila melewati jadwal konsumsi, maka Busui sebaiknya menghindari berhubungan intim setidaknya selama 2 hari. Contoh pil KB progestin antara lain levonogestrel dan lynestrenol.
- Suntik KB progestin
Jenis kontrasepsi ini bisa Busui gunakan 6 minggu setelah persalinan dan penggunaannya harus diulangi setiap 13 minggu. Jika Busui memutuskan untuk berhenti menggunakan suntik KB progestin, Busui juga perlu menunggu waktu yang relatif lebih lama untuk bisa kembali subur dibandingkan jika menggunakan pil KB progestin. Biasanya kesuburan Busui yang menggunakan pil KB progestin bisa kembali dalam hitungan hari saja.
Selain itu, suntik KB progestin kerap dikaitkan dengan penurunan kepadatan tulang jika digunakan dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Busui tidak dianjurkan untuk menggunakan suntik progestin lebih dari 2 tahun.
- KB susuk atau implan progestin
Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara memasukkan implan atau susuk ke lengan bagian atas. Di dalam implan ini, terkandung hormon progestin yang akan dilepaskan sedikit demi sedikit selama 3 tahun. Setelah jangka waktu tersebut, Busui harus menggantinya dengan implan baru.
Selama menggunakan implan hormonal atau KB susuk ini, siklus menstruasi Busui mungkin menjadi tidak teratur.
- IUD (intrauterine device) atau spiral
Pemasangan IUD dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk huruf ‘T’ ke dalam rahim. Dalam jangka waktu 1–3 bulan setelah pemasangan, Busui perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan IUD masih terpasang di tempatnya dan belum terlepas.
IUD dapat dipasang segera setelah melahirkan dengan masa perlindungan 5–10 tahun. Kontrasepsi jenis ini juga dapat dilepas kapan saja saat Busui berencana hamil kembali.
- Kondom
Penggunaan kondom dapat dikatakan sebagai metode kontrasepsi yang paling aman bagi ibu menyusui. Selain dapat mencegah kehamilan, kondom juga dapat mencegah penyakit menular seksual.
Saat menggunakan kondom, pastikan pilih kondom dengan pelumas yang larut dalam air. Sebab, pelumas yang berbahan dasar minyak bisa membuat kondom menjadi lebih mudah rusak dan meningkatkan peluang kehamilan.
- Kontrasepsi diafragma
Alat kontrasepsi berbentuk kubah yang terbuat dari karet atau silikon ini ditempatkan di leher rahim. Biasanya, pemasangan dilakukan 6 minggu setelah persalinan.
Alat kontrasepsi ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan dan tingkat efektivitasnya akan lebih tinggi jika digunakan bersamaan dengan gel spermisida (zat untuk mematikan sel sperma). Namun, perlu diketahui bahwa pemakaian yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
- Amenore laktasi
Selain menggunakan alat atau obat, Busui juga bisa mencoba metode kontrasepsi alami, seperti amenore laktasi. Tindakan yang perlu Busui lakukan hanyalah menyusui Si Kecil secara eksklusif langsung dari payudara tanpa bantuan pompa atau botol ASI.
Meski aman untuk ibu menyusui, akan tetapi metode ini memiliki ketentuan tertentu agar berhasil mencegah kehamilan, yaitu:
- Harus menyusui bayi langsung setiap 4 jam sekali.
- Tidak mengeluarkan ASI dengan menggunakan pompa.
- Belum menstruasi sejak melahirkan.
- Bayi tidak menggunakan empeng dan berusia kurang dari 6 bulan.
Melihat ketentuannya yang sulit untuk diterapkan, metode ini bukan pilihan kontrasepsi utama ibu menyusui karena tetap rentan menyebabkan kehamilan.
Itulah beragam pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui. Selain yang telah disebutkan di atas, coitus interruptus juga bisa menjadi pilihan kontrasepsi non-hormonal yang bisa Busui dan pasangan pilih.
Namun, jika Busui hendak menggunakan kontrasepsi hormonal, ingatlah untuk tidak menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen, ya. Pasalnya, hormon tersebut dapat menghambat produksi ASI.
Oleh karena itu, sebelum memilih metode kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.