Obat diare untuk anak diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi, salah satunya dehidrasi. Ada beragam pilihan obat diare yang aman diberikan untuk anak, mulai dari cairan oralit hingga probiotik.
Anak-anak lebih rentan terkena diare daripada orang dewasa. Ada banyak faktor yang membuat anak mudah mengalami kondisi tersebut, mulai dari infeksi, alergi, hingga keracunan makanan.
Diare pada anak sering kali tidak perlu mendapatkan penanganan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, diare yang tidak segera diobati berisiko membuat anak mengalami dehidrasi.
Untuk mencegah hal tersebut, ada beberapa jenis obat diare untuk anak yang bisa diberikan. Namun, penggunaan obat diare ini harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Penyebab dan Jenis Obat Diare untuk Anak
Diare yang terjadi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
- Infeksi virus, misalnya rotavirus dan norovirus
- Infeksi bakteri, seperti Salmonella, E. coli, Campylobacter, Shigella
- Infeksi parasit, seperti giardiasis
- Terlalu banyak minum jus atau minuman dengan kandungan gula yang tinggi
- Alergi makanan
- Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik
- Intoleransi laktosa
- Keracunan makanan
Pada anak yang berusia kurang dari 12 tahun, pemberian obat diare tidak dianjurkan selama ia masih mau makan dan minum dengan cukup. Namun, jika diare yang dialami anak tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, Anda harus segera membawanya ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab diare yang dialami anak. Setelah penyebab diare diketahui, dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Berikut adalah obat diare anak yang umum diberikan oleh dokter:
1. Larutan rehidrasi oral
Larutan rehidrasi oral sering direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi diare ringan pada anak. Cairan rehidrasi ini mengandung elektrolit dan air yang berguna untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang ketika diare.
2. Antidiare
Obat antidiare seperti loperamide dapat memperlambat pergerakan feses di dalam usus sehingga tubuh dapat menyerap lebih banyak cairan. Namun, penggunaan obat antidiare untuk anak ini harus sesuai dengan resep dan petunjuk dari dokter.
3. Probiotik
Probiotik juga bisa digunakan sebagai obat diare untuk anak. Probiotik dapat menggantikan bakteri baik di usus yang hilang akibat konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik.
4. Suplemen zinc
Pemberian suplemen zinc juga bisa dijadikan sebagai obat diare untuk anak. Penelitian membuktikan bahwa pemberian suplemen zinc dengan dosis yang rendah bermanfaat untuk mengatasi diare pada anak, sekaligus mengurangi frekuensi muntah akibat kondisi tersebut.
5. Antibiotik
Antibiotik biasanya baru akan diresepkan dokter jika diare yang dialami oleh anak disebabkan oleh infeksi bakteri. Hindari memberikan antibiotik kepada anak tanpa resep dari dokter karena berpotensi membuat diare anak bertambah parah.
Kenali Gejala Dehidrasi Akibat Diare
Diare pada anak yang tidak segera ditangani dapat membuat anak mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Saat anak mengalami dehidrasi akibat diare, ia akan menunjukkan beberapa gejala berikut:
- Lemas
- Wajah pucat
- Mulut dan bibir kering
- Mata cekung
- Menangis tanpa mengeluarkan air mata
- Tidak buang air kecil sama sekali
Jika Anda menemukan tanda-tanda dehidrasi seperti yang sudah disebutkan di atas pada anak, usahakan untuk memberinya asupan cairan terlebih dahulu, baik dengan ASI, air putih, maupun minuman yang mengandung elektrolit.
Namun, apabila gejala dehidrasi pada anak tidak kunjung membaik atau justru semakin bertambah parah, segera bawa ia ke dokter. Dokter akan memberikan cairan melalui infus dan meresepkan obat diare untuk anak yang aman dan sesuai dengan penyebabnya.