Fetish dinilai sebagai perilaku menyimpang karena orang yang memilikinya dapat terangsang secara seksual dengan objek yang bukan area tubuh sensitif atau organ kelamin. Namun, benarkah fetish termasuk gangguan seksual?
Fetish adalah ketertarikan seksual terhadap benda mati atau bagian tubuh yang tidak bersifat seksual, seperti tangan atau kaki, patung, bahkan batu atau kerikil.
Orang yang memiliki fetish dapat terangsang atau bahkan mengalami orgasme ketika memegang, mencium, menggosok, membayangkan, atau merasakan objek tertentu maupun saat melihat pasangannya memakai barang tersebut.
Apa Saja Jenis-Jenis fetish?
Bentuk fetish satu orang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Jenis fetish dapat dikategorikan sebagai berikut:
Fetish bentuk
Seseorang yang memiliki fetish bentuk akan terangsang dengan bentuk benda, seperti patung, sepatu hak tinggi, payung, atau kacamata.
Fetish bahan
Selain bentuk, seseorang juga bisa terangsang hanya dengan bahan tertentu, misalnya bahan sutra, karet, kulit, kain jarik, dan sebagainya.
Fetish situasi
Jenis fetish lainnya adalah fetish situasi, yaitu seseorang dapat terangsang dengan melihat gambaran kondisi atau menjalani aktivitas tertentu seperti bondage, discipline, slavery, atau masochism (BDSM).
Apa Penyebab Fetish?
Hingga saat ini, penyebab fetish belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor, seperti riwayat kekerasan seksual di masa kecil dan perkembangan otak yang tidak normal, bisa meningkatkan risiko seseorang memiliki fetish.
Beberapa peneliti percaya bahwa korban kekerasan seksual di masa anak-anak menjadi faktor paling besar yang memengaruhi seseorang memiliki fetish. Hal ini karena anak-anak akan terus mengingat pengalaman seksual pertama mereka, lalu meniru dan menjalani kebiasaan seksual tersebut.
Hal ini juga yang dapat mendorong seseorang untuk memiliki cara meningkatkan gairah seksual yang berbeda dari biasanya.
Kapan Fetish Dianggap Sebagai Gangguan?
Secara medis, fetish dianggap sebagai sebuah gangguan bila penderitanya memiliki beberapa kriteria berikut ini:
- Rangsangan seksual muncul melalui fantasi, dorongan, atau perilaku yang melibatkan benda mati atau bagian tubuh yang bukan organ intim.
- Objek fetish bukanlah barang yang dirancang untuk tujuan meningkatkan gairah seksual, seperti sex toys.
- Kondisi tersebut telah berlangsung secara menetap atau berulang selama 6 bulan atau lebih.
- Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku tersebut mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau aktivitas sehari-hari.
- Fantasi, dorongan, atau perilaku seksual sudah menimbulkan tekanan psikologis, cedera, atau kerugian lain bagi pasangannya, terutama jika pasangan seksualnya tidak menyetujui tindakan tersebut.
Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Fetish?
Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition), seseorang yang memiliki fetish tidak membutuhkan perawatan apabila tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Namun, jika fetish telah menghambat kelangsungan hidup penderitanya atau bahkan pasangan seksualnya, penderita gangguan ini memerlukan perawatan medis. Biasanya, dokter akan merekomendasikan kombinasi pengobatan antidepresi dan terapi perilaku kognitif.
Perawatan tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh dokter untuk benar-benar meredakan gangguan fetish. Hal ini karena gangguan tersebut dapat bersifat hilang dan timbul.
Fetish bukanlah sesuatu yang berbahaya jika tidak mengganggu kehidupan orang yang memilikinya atau pasangan seksualnya. Selain itu, apabila pasangannya menyetujui atau bersedia melakukan fetish yang dimiliki penderita, hal ini bukanlah kondisi yang membutuhkan perawatan medis.
Namun, jika fetish terasa mulai mengganggu, jangan sungkan atau malu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.