Memiliki pasangan dengan gangguan jiwa tentunya merupakan tantangan yang besar. Walau cenderung sulit dijalani, bukan berarti kondisi tersebut tidak bisa dihadapi bersama. Ada beberapa hal yang dapat dicoba agar Anda tidak stres dan lebih kuat dalam menghadapi kondisi kesehatan mental pasangan.
Gangguan jiwa atau mental merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang. Gejala gangguan ini bisa dirasakan ringan, tetapi ada juga yang cukup berat hingga menghambat aktivitas dan pekerjaan sehari-hari.
Jauh sebelum Anda melangkah ke komitmen serius untuk menikah, ada baiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu apakah pasangan Anda memiliki penyakit atau gangguan kesehatan tertentu, termasuk gangguan mental. Jika memang ada, keputusan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan ada di tangan Anda dan pasangan.
Namun, jika penyakit pasangan baru Anda ketahui setelah menikah, cobalah untuk tidak panik dan bersabarlah dalam menghadapi hal tersebut. Tidak semua penyakit mental bisa menghancurkan hubungan rumah tangga, kok. Anda tetap bisa menjalin rumah tangga yang harmonis dengan pasangan, walau ia memiliki gangguan jiwa.
Beragam Gangguan Jiwa pada Pasangan
Ada banyak penyakit yang tergolong dalam gangguan jiwa, di antaranya:
- Gangguan mood, seperti depresi dan gangguan bipolar
- Gangguan kecemasan
- Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
- Skizofrenia
- Gangguan makan
- Gangguan kepribadian
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
Selain itu, penyakit atau gangguan jiwa juga termasuk gangguan penyimpangan seksual dan perilaku ketergantungan, misalnya kecanduan alkohol, merokok, narkoba, pornografi, atau kecanduan berjudi.
Tips untuk Mendampingi Pasangan dengan Gangguan Jiwa
Beberapa cara berikut ini dapat Anda lakukan guna mempertahankan hubungan dengan pasangan yang memiliki gangguan jiwa:
1. Edukasi diri Anda
Gangguan mental bisa membuat penderitanya menjadi sensitif, mudah marah, sedih, emosional, tidak berenergi, atau merasa tak berdaya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mencari informasi dan mengedukasi diri Anda dengan baik terkait gangguan mental yang diderita oleh pasangan. Anda bisa memperoleh informasi tersebut dari dokter atau psikolog yang menanganinya.
Berbekal edukasi tersebut, Anda bisa menjadi lebih memahami apa yang dirasakan pasangan dan bisa mendampinginya terutama ketika ia menunjukkan gejala penyakit mentalnya.
2. Ungkapkan cinta dan kasih sayang
Orang yang mengalami gangguan jiwa mungkin akan merasa tidak percaya diri, malu, dan enggan bertemu atau berinteraksi dengan orang lain karena gangguan mental yang dideritanya.
Untuk memberikan semangat dan dukungan, sebagai pasangan Anda perlu lebih sering mengungkapkan rasa cinta dan perasaan sayang Anda padanya. Katakanlah bahwa Anda sangat menyayanginya, meskipun ia menderita kondisi tersebut.
Dengan menjalin hubungan yang berkualitas, Anda dan pasangan bisa menghadapi situasi sulit ini dengan lebih baik. Hal itu juga bisa membuat rasa percaya diri pasangan berangsur meningkat.
3. Lakukan aktivitas bersama secara rutin
Memiliki gangguan jiwa bukan berarti pasangan Anda harus terus terkurung di rumah dan tertutup dari lingkungan dan dunia luar, terlebih jika kondisinya sedang stabil dan tidak perlu dirawat di rumah sakit jiwa.
Sebagai pasangannya, ajaklah ia untuk sekadar berjalan-jalan sore di luar rumah atau lakukan kegiatan yang kalian berdua sukai, misalnya menonton film di bioskop, berolahraga, atau bertamasya ke tempat wisata.
Kendati tidak mudah, bukan berarti Anda tidak bisa mencobanya. Jangan biarkan kondisi mental pasangan mengganggu keintiman kalian.
4. Jadilah pendengar yang baik
Salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh penderita gangguan jiwa adalah memiliki orang lain yang dapat mendengarkan keluh kesahnya dengan penuh empati dan terbuka. Oleh karena itu, Anda perlu menjadi pendengar yang baik bagi pasangan dan memahami segala keluh kesahnya selama ia merasakan gejala yang mengganggu.
Namun, jika pasangan belum siap berbagi cerita seputar penyakitnya dengan Anda, cobalah untuk bersabar dan jangan memaksanya. Jika kesulitan memahami apa yang ingin disampaikan pasangan, Anda bisa meminta bantuan psikiater atau psikolog saat menemani pasangan melakukan konseling.
5. Usahakan untuk selalu ada untuknya
Hidup dengan gangguan mental bukanlah hal yang mudah dilalui oleh seseorang. Maka dari itu, usahakanlah untuk selalu ada untuknya. Misalnya, temani ia ketika hendak melakukan psikoterapi atau menjalani pengobatan.
Namun, ketika pasangan meminta waktu untuk dirinya sendiri, cobalah untuk mengerti dan sampaikan padanya bahwa Anda selalu ada untuknya.
Memiliki pasangan dengan gangguan jiwa mungkin akan menyita waktu dan energi Anda. Namun, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan diri Anda sendiri. Usahakan agar Anda tidur yang cukup setiap hari, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, mengurangi stres, serta tetap memiliki waktu untuk “me time”.
Gangguan jiwa yang dialami oleh pasangan mungkin memang bisa menjadi masalah dalam hubungan atau rumah tangga. Namun, partner hidup yang baik tidak akan meninggalkan pasangannya hanya karena sebuah penyakit, bukan? Yakinlah bahwa Anda dan pasangan mampu melewati cobaan ini dalam hubungan kalian.
Ingatlah bahwa dukungan dari Anda sangat berpengaruh besar terhadap kondisinya. Selain mendapatkan dukungan dari Anda, keluarga, dan lingkungan di sekitarnya, pasangan yang memiliki gangguan mental juga tetap perlu rutin melakukan konsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan pengobatan dan evaluasi yang tepat.