Persalinan bayi sungsang umumnya perlu penanganan khusus, berbeda dari persalinan bayi yang posisinya normal. Pada bayi sungsang, posisi bayi dalam kandungan terbalik, yakni kepala di bagian atas rahim dan kaki atau bokong di bawah.
Persalinan bayi sungsang memiliki tantangan tersendiri, karena posisi ini bukanlah posisi yang ideal bagi bayi untuk dilahirkan secara normal melalui vagina. Idealnya, di minggu-minggu akhir menuju persalinan, posisi kepala janin bergerak ke bawah rahim menghadap ke perut ibu. Namun, pada kondisi sungsang, posisi janin terbalik.
Berbagai Posisi Bayi Sungsang Menjelang Persalinan
Tidak ada alasan pasti mengenai penyebab bayi sungsang. Meski begitu, ada sejumlah faktor yang bisa memicu bayi sungsang, misalnya volume air ketuban yang terlalu banyak atau sedikit, plasenta menutupi seluruh bagian pembukaan rahim (plasenta previa), bayi prematur, tali pusar pendek, atau usia ibu lebih dari 45 tahun.
Posisi bayi sungsang biasanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau pemeriksaan Leopold. Posisi bayi sungsang bisa bervariasi. Berikut ini adalah beberapa macam variasi posisi sungsang yang mungkin terjadi saat persalinan:
- Kedua kaki bayi berada di bawah dengan kepala di atas
- Bokong bayi berada di bawah dengan kaki lurus ke atas berdekatan dengan kepala
- Bokong bayi berada di bawah dengan lutut menekuk dan kaki dekat dengan bokong
Selain posisi sungsang, bayi juga bisa berada pada posisi melintang menjelang persalinan. Posisi bayi yang demikian dinamakan posisi horizontal atau letak lintang.
Metode Persalinan Bayi Sungsang
Bayi dengan posisi melintang di dalam kandungan umumnya lebih mudah kembali ke posisi normal menjelang kelahiran sehingga dapat dilahirkan melalui persalinan normal. Namun, tidak demikian dengan bayi sungsang.
Pada usia kehamilan 8 bulan, tidak banyak ruang tersisa dalam kandungan sehingga kecil kemungkinan bayi berubah posisi. Hal ini membuat bayi sungsang memerlukan penanganan khusus.
Jika posisi bayi masih sungsang sampai usia kehamilan sekitar 36 minggu, melahirkan normal melalui vagina bisa berisiko bagi bayi maupun ibu. Oleh karena itu, persalinan bayi sungsang lebih direkomendasikan dengan cara operasi caesar, terutama pada kondisi-kondisi berikut:
- Bayi memiliki berat lebih dari 3,8 kilogram atau kurang dari 2 kilogram
- Bayi prematur
- Kaki bayi berada di bawah bokongnya
- Letak plasenta rendah
- Ibu menderita tekanan darah tinggi terkait kehamilan atau preeklamsia
- Ibu sebelumnya pernah menjalani operasi caesar
Ada jalan yang dapat ditempuh untuk mempersiapkan persalinan bayi sungsang yang normal melalui vagina, yaitu mengubah posisi bayi di dalam perut.
Salah satu metode untuk mengubah posisi bayi sungsang adalah external cephalic version (ECV). Cara ini dapat dilakukan oleh dokter kandungan dengan melakukan penekanan pada perut ibu hamil untuk mengarahkan kepala bayi ke bawah.
Meski ibu hamil kemungkinan akan merasa tidak nyaman selama proses ECV, prosedur ini biasanya cukup aman dan tingkat keberhasilannya bisa mencapai 50% untuk mengubah posisi bayi sungsang. Sementara itu, tingkat keberhasilan ECV pada posisi melintang lebih tinggi, yaitu mencapai 90%.
Ada beberapa kondisi yang dapat membuat ECV tidak berhasil atau tidak bisa dilakukan, misalnya kehamilan kembar, plasenta previa, cairan ketuban sedikit, atau adanya riwayat perdarahan pada kehamilan.
Jika ECV gagal, dokter akan menganjurkan tindakan operasi caesar. Meski jarang terjadi, ECV berisiko menyebabkan plasenta dari dinding rahim terpisah. Kondisi ini menyebabkan bayi harus segera dilahirkan dengan operasi caesar.
Hal inilah yang membuat prosedur ECV perlu dipersiapkan dengan baik. Prosedur ini juga sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan tim dan fasilitas lengkap yang siap mengantisipasi bila terjadi kondisi darurat.
Dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan USG secara teratur ke dokter, diharapkan posisi bayi sungsang bisa dideteksi dan ditangani lebih cepat, sehingga bayi dapat lahir dengan selamat.