Pembalut wanita sudah menjadi kebutuhan esensial bagi para wanita. Namun, penggunaan pembalut sekali pakai sempat menjadi bahan pembicaraan hangat karena diduga mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Lantas, apakah pembalut sekali pakai tetap aman digunakan?
Setiap wanita yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menstruasi. Pada saat inilah pembalut wanita sangat dibutuhkan untuk menampung darah yang keluar dari vagina.
Meski demikian, pemilihan pembalut sebaiknya tidak dilakukan sembarangan. Hal ini karena penggunaan pembalut yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi atau bahkan masalah kesehatan di area kewanitaan.
Jenis Pembalut Wanita
Pembalut wanita tersedia dalam berbagai merek, ukuran, jenis, bentuk, dan fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis pembalut wanita yang umum digunakan, yaitu:
- Panty liner, untuk menyerap lendir atau cairan vagina sehari-hari
- Reguler, untuk digunakan pada saat menstruasi
- Super atau maxi, untuk digunakan saat volume haid sedang tinggi
- Overnight, untuk digunakan saat malam hari dan biasanya berbentuk lebih panjang untuk mencegah kebocoran saat tidur malam
- Khusus ibu pascamelahirkan, untuk menyerap darah nifas setelah persalinan dan biasanya lebih tebal dari pembalut biasa
Apakah Pembalut Wanita Mengandung Bahan Berbahaya?
Beberapa wanita mungkin khawatir dengan keamanan pembalut karena diyakini mengandung bahan berbahaya, seperti klorin. Kandungan klorin pada pembalut dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan tubuh dan organ kewanitaan.
Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa produk pembalut wanita yang beredar telah melalui proses uji dan aman digunakan.
Pembalut wanita dikategorikan sebagai alat kesehatan berisiko rendah. Risiko rendah berarti dampak terhadap kesehatan penggunanya bersifat minimal. Selain itu, setiap produsen pembalut wajib memenuhi syarat tentang standar pembalut wanita yang baik, yaitu tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Pembalut wanita umumnya terbuat dari bahan selulosa atau serat sintetis yang perlu melalui proses bleaching atau pemutihan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), yang juga menjadi standar Kementerian Kesehatan RI, menetapkan standar proses bleaching agar pembalut aman dipakai dengan cara berikut:
- Elemental chlorine-free (ECF) bleaching, yaitu metode pemutihan yang tidak menggunakan elemen gas klorin, melainkan menggunakan klorin dioksida yang dinyatakan bebas zat berbahaya
- Totally chlorine-free (TCF) bleaching, yaitu metode pemutihan yang tidak menggunakan senyawa klorin, melainkan hidrogen peroksida
Semua produk yang memiliki izin edar harus melalui salah satu dari kedua metode ini untuk memastikan tidak ada zat berbahaya dalam pembalut.
Cara Meminimalkan Risiko Penggunaan Pembalut Wanita
Untuk meminimalkan risiko akibat pemakaian pembalut sekali pakai, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Pastikan pembalut wanita yang dipilih memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan yang tertera pada kemasan.
- Cermati komposisi pembalut di label kemasan.
- Ganti pembalut secara berkala setiap 3–4 jam, bahkan jika jumlah darah haid tidak terlalu banyak. Semakin banyak darah haid, semakin sering Anda harus mengganti pembalut. Mengganti pembalut secara teratur dapat mencegah bau dan pertumbuhan bakteri.
- Pilihlah pembalut wanita yang tidak beraroma untuk menghindari risiko iritasi akibat bahan pewangi kimia.
Alternatif Pembalut Sekali Pakai
Meski penggunaan pembalut sekali pakai terbilang aman, beberapa orang lebih memilih jenis pembalut lain sebagai alternatif untuk meminimalkan risiko yang dapat muncul. Berikut ini adalah beberapa alternatifnya:
Pembalut kain
Meski terbuat dari kain, pembalut kain dibuat seperti pembalut sekali pakai agar tetap nyaman. Pembalut kain modern dilengkapi sayap dan kancing yang dapat direkatkan di celana dalam sehingga tidak mudah bergeser.
Pembalut kain bisa digunakan selama 2–6 jam, kemudian bisa dicuci untuk dipakai berulang. Pembalut kain bisa jadi pilihan bagi wanita yang mudah mengalami iritasi saat menggunakan pembalut sekali pakai. Dengan catatan, bahan kain yang digunakan adalah katun murni.
Menstrual cup
Cawan menstruasi atau menstrual cup terbuat dari karet atau silikon yang sudah sesuai dengan standar medis. Cara penggunaannya adalah dengan memasukkannya ke dalam vagina, seperti menggunakan tampon. Menstrual cup bekerja dengan cara menampung darah haid. Jika sudah penuh, menstrual cup perlu dikeluarkan dan dicuci sampai bersih.
Menstrual cup bisa digunakan selama 4–12 jam tergantung volume darah haid dan bisa dipakai hingga 10 tahun tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Saat siklus menstruasi selesai, rendam menstrual cup di dalam air panas untuk mensterilkannya, lalu simpan di tempat yang bersih.
Kini, Anda tidak perlu khawatir soal keamanan pembalut. Pembalut wanita yang telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan aman digunakan karena telah melalui uji kelayakan.
Meski demikian, Anda juga bisa beralih ke alternatif lainnya, seperti pembalut kain atau menstrual cup. Jika Anda mengalami keluhan akibat pemakaian pembalut wanita, seperti ruam, gatal, dan bengkak, konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat serta saran penggunaan pembalut yang sesuai.