Menciptakan rumah aman untuk anak dapat membantu tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Tidak hanya itu, rumah yang aman juga dapat melatih kemampuan kognitif dan emosional anak serta mencegah anak dari cedera.
Rumah merupakan salah satu tempat bagi anak untuk belajar banyak hal. Oleh karena itu, menciptakan rumah yang aman untuk anak penting dilakukan karena risiko anak mengalami cedera, misalnya terpeleset, terjatuh, atau bahkan terjepit pintu, bisa saja terjadi ketika ia sedang bermain, belajar, atau beraktivitas.
Berbagai perabot rumah, seperti meja dan kursi, peralatan dapur, hingga produk berbahan kimia, harus diletakkan di tempat yang tepat. Pasalnya, barang-barang ini bisa berbahaya dan menjadi pemicu anak mengalami cedera.
Cegah Risiko Cedera dengan Menciptakan Rumah Aman untuk Anak
Berikut ini adalah beberapa jenis cedera yang umum terjadi pada anak beserta langkah-langkah pencegahannya:
1. Terjatuh
Terjatuh adalah cedera yang paling umum dialami oleh anak di rumah. Untuk mencegah dan mengurangi risiko anak cedera akibat terjatuh, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut ini:
- Gunakan tempat tidur dengan pagar pengaman untuk mencegah anak terjatuh dari tempat tidur.
- Pasang pengait pada jendela untuk mencegah anak merangkak keluar, terutama di lantai atas rumah.
- Hindari menempatkan kursi atau benda lain yang mudah dipanjat berdekatan dengan jendela.
- Berikan pegangan di sepanjang anak tangga guna memudahkan anak saat naik dan turun tangga.
- Pastikan tidak ada barang di anak tangga yang bisa membuat anak tersandung atau terpeleset.
- Tempatkan alas kaki karet di kamar mandi untuk mencegah anak terpeleset atau tergelincir.
- Lapisi area main anak dengan alas karet di dalam rumah atau pasir jika di luar rumah.
- Sesuaikan permainan anak dengan usianya, terutama jika melibatkan aktivitas memanjat.
2. Tersedak dan tercekik
Anak-anak sering kali suka memasukkan benda ke dalam mulutnya, terutama benda-benda kecil seperti kelereng, kancing, biji-bijian, atau permen. Hal ini bisa membuat anak berisiko tersedak. Oleh karena itu, jauhkan anak Anda dari barang-barang yang berisiko tertelan.
Bantal atau boneka besar juga dapat membahayakan anak jika diletakkan di tempat yang tidak tepat, karena berpotensi menimpa anak saat tidur dan membuatnya sulit bernapas.
Hindari pula menempatkan tali, kantung plastik, dan kabel di tempat yang mudah dijangkau anak. Hal ini bisa membuat anak berisiko tercekik saat sedang bermain tanpa pengawasan. Anda bisa merekatkan kabel ke dinding untuk mencegah anak tersandung.
3. Terbakar atau luka akibat benda panas
Jauhkan anak dari benda-benda yang menghasilkan hawa panas dan api, seperti korek api, kompor, setrika, dan alat pelurus rambut. Segera matikan alat-alat tersebut saat tidak digunakan atau segera simpan di tempat yang tidak bisa dijangkau anak untuk meminimalkan terjadinya luka bakar pada anak.
Matikan semua saklar dan cabut sambungan listrik sebelum Anda tidur. Pasang penutup pada kotak sambungan listrik, terutama di area yang mudah dijangkau anak. Dampingi pula anak saat terlibat kontak dengan air panas, baik ketika mandi atau mengonsumsi minuman panas.
Selain itu, Anda sebaiknya menjauhkan anak dari dapur karena banyak barang berbahaya. Anda bisa menempatkan pagar pembatas di pintu dapur guna mencegah anak mengakses area dapur.
4. Keracunan
Pada umumnya, anak belum bisa memahami barang apa saja yang mengandung bahan berbahaya atau beracun.
Keracunan pada anak sering kali terjadi akibat makanan, produk rumah tangga, obat-obatan, dan produk kosmetik yang tidak sengaja tertelan. Hal tersebut dapat terjadi karena kebiasaan anak memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah anak dari keracunan:
- Simpan semua produk berbahan kimia mulai dari obat-obatan, rokok, cairan pembersih lantai, hingga kosmetik di dalam wadah tertutup atau tempat yang terkunci dan jauh dari jangkauan anak-anak.
- Tutup rapat semua botol cairan berbahaya agar anak tidak bisa membukanya dengan mudah.
- Cucilah barang-barang yang baru dibeli sebelum digunakan. Barang baru biasanya mengeluarkan aroma tertentu yang bisa menyebabkan sakit kepala serta iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
- Pastikan pula cat dinding digunakan adalah cat bebas timbal. Cat dengan timbal memiliki sifat beracun yang bisa membahayakan Si Kecil.
- Hindari pula memberikan anak mainan dengan pewarna yang mudah terkelupas atau terbuat dari kayu yang mengandung arsenik. Bahan ini dapat meningkatkan risiko kanker pada anak.
5. Luka karena benda tajam, terjepit, dan terbentur
Luka akibat benda tajam dapat terjadi kapan saja di rumah, baik saat anak bermain, terbentur, atau menjatuhkan barang. Berikut ini adalah tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko cedera:
- Lapisi kaca jendela, pintu, atau meja dengan lapisan film tahan pecah.
- Tempatkan binatang peliharaan, seperti anjing atau kucing, di luar rumah untuk menghindari risiko terkena gigitan atau cakaran.
- Bungkus pecahan kaca dalam kertas koran tebal sebelum dibuang ke tempat sampah.
- Hindari memberikan benda yang terbuat dari kaca, misalnya gelas beling, kepada balita.
- Simpan benda tajam, seperti pisau, gunting, atau cutter, di dalam laci yang terkunci.
- Gunakan penahan pintu untuk mencegah jari anak terjepit.
- Lapisi ujung meja atau kursi dengan karet atau spons lembut untuk mencegah anak cedera akibat terbentur.
6. Tenggelam
Selalu dampingi anak saat ia mandi dan bermain di bak air maupun kolam yang dangkal sekalipun. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah anak tenggelam. Buanglah air bak mandi saat tidak digunakan, lalu tutup bak tersebut agar anak tidak terperosok ke dalamnya.
Pastikan lantai tempat anak mandi dan bermain tidak basah untuk mencegah anak terjatuh atau terpeleset.
Beberapa cara di atas dapat Anda terapkan guna menciptakan rumah aman untuk anak. Selain itu, bersihkan rumah secara rutin untuk mengurangi risiko Si Kecil terserang penyakit, misalnya ISPA atau kambuhnya gejala asma.
Jika Si Kecil mengalami cedera di rumah, cobalah untuk tidak panik dan segera bawa ia ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang tepat.