Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya. Mengapa demikian? Karena pada stadium awal, kanker umumnya tidak bergejala sehingga sulit terdeteksi. Oleh karena itu, deteksi kanker sejak dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh pun semakin tinggi.
Pemeriksaan awal atau skrining kanker adalah cara untuk mengenali keberadaan kanker sebelum penderita mengalami gejala penyakit tersebut. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi menderita kanker tertentu.
Pemeriksaan skrining atau deteksi dini kanker juga umumnya lebih disarankan untuk orang-orang yang memiliki riwayat kanker di dalam keluarga atau memiliki faktor genetik yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Deteksi Dini Kanker dan Mengenal Gejala Awalnya
Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan atau deteksi dini kanker berdasarkan jenis kankernya:
1. Kanker payudara
Kanker payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh munculnya sel-sel kanker di jaringan payudara. Sel kanker tersebut bisa tumbuh di sekitar saluran susu dan kelenjar getah bening di payudara. Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita.
Beberapa gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai adalah:
- Muncul benjolan lunak atau keras yang tidak terasa sakit di payudara
- Payudara atau puting terasa nyeri
- Puting tertarik ke dalam
- Kulit payudara atau puting menebal, bersisik, kemerahan, gatal, muncul ruam, dan iritasi
- Keluar cairan dari puting yang berwarna kuning, cokelat, merah, atau bening
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Untuk mendeteksi keberadaan sel kanker payudara, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan, di antaranya:
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
SADARI merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan secara mandiri dengan cara meraba payudara untuk mendeteksi apakah ada perubahan fisik, seperti benjolan, atau perubahan puting dan kulit di payudara.
Wanita dewasa dari segala usia disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) minimal sebulan sekali.
Mammografi atau mammogram
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperlihatkan penampakan jaringan pada payudara.
Jika hasil pemeriksaan mammogram menunjukkan adanya kelainan, pemeriksaan penunjang lain, seperti MRI, USG, atau biopsi, mungkin diperlukan untuk memastikan apakah kelainan tersebut berkaitan dengan kanker payudara atau tidak.
Tumor marker kanker payudara
Pemeriksaan tumor marker kanker payudara merupakan salah satu jenis tes untuk mendeteksi dini kanker payudara. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kambuhnya penyakit kanker payudara atau memantau efektivitas terapi kanker.
Pemeriksaan kanker payudara disarankan bagi perempuan yang memiliki anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara atau kanker ovarium, serta wanita berusia di atas 47 tahun yang sudah memasuki masa menopause. Pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan setidaknya 3 tahun sekali.
2. Kanker leher rahim atau kanker serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi di bagian yang menghubungkan rahim dan vagina atau disebut juga leher rahim. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus HPV. Virus tersebut bisa masuk ke dalam rahim ketika terdapat kutil kelamin atau akibat hubungan seks berisiko.
Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak bergejala. Pada tahap yang lebih lanjut, gejala yang dapat muncul adalah:
- Perdarahan vagina yang tidak normal, misalnya muncul setelah menopause, setelah berhubungan seksual, atau antara periode menstruasi
- Rasa nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seks
- Keluar cairan dari vagina atau keputihan yang tidak normal
- Siklus haid berubah dan tidak dapat dijelaskan
- Nyeri panggul, kaki, atau punggung
- Buang air kecil bermasalah karena adanya penyumbatan pada ginjal atau ureter
- Urine atau tinja masuk ke dalam vagina
- Berat badan berkurang
Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang meliputi:
Pap Smear
Pap smear bertujuan untuk mendeteksi sel-sel abnormal di serviks yang dapat berkembang menjadi kanker. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel di leher rahim untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Tes HPV
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan perubahan sel, terkadang sebelum sel abnormal tersebut terbentuk atau dapat terlihat.
Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat) dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskesmas dan harganya relatif murah.
Berbagai pemeriksaan tersebut sangat disarankan bagi wanita berusia di atas 25 tahun atau wanita yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif.
Untuk wanita berusia di antara 25–49 tahun, Pap smear disarankan untuk dilakukan 3 tahun sekali. Sementara untuk wanita berusia di atas 49 tahun, tes ini sebaiknya dilakukan 5 tahun sekali.
Pada wanita berusia lanjut atau di atas 65 tahun, pemeriksaan skrining kanker serviks umumnya hanya perlu dilakukan jika hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak normal atau bila belum pernah menjalani tes skrining kanker serviks.
3. Kanker usus besar
Kanker usus besar adalah jenis kanker yang muncul di usus besar. Penyakit ini disebut juga dengan kanker kolorektal. Sebagian jenis kanker usus besar berasal dari gumpalan jaringan nonkanker yang tampak berupa benjolan-benjolan di usus besar (polip usus).
Pada stadium awal, kanker usus besar bisa tidak bergejala. Seiring berkembangnya penyakit atau stadium kanker, kanker usus besar dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
- Perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang berlangsung hingga lebih dari 4 minggu
- Gangguan pencernaan, misalnya diare dan susah buang besar, yang tak kunjung sembuh
- BAB berdarah atau keluar darah dari anus
- Perut terasa kram, nyeri, atau kembung secara terus-menerus
- Sensasi belum tuntas setelah buang air besar
- Lemah atau cepat lelah
- Penurunan berat badan tanpa sebab
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker usus, antara lain:
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel tinja untuk dianalisis di laboratorium guna mendeteksi keberadaan virus, bakteri, dan parasit, serta mendeteksi darah atau bahkan perubahan DNA dalam tinja.
Tes sigmoidoskopi
Tes ini dilakukan menggunakan alat berbentuk tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan yang dimasukkan melalui rektum hingga ke dalam usus besar. Namun, prosedur ini kemungkinan tidak dapat mendeteksi kanker yang posisinya lebih tinggi dari usus besar.
Kolonoskopi
Kolonoskopi menggunakan alat berbentuk tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan yang dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh usus. Pasien harus melakukan diet khusus selama 1–2 hari sebelum tes ini dilakukan.
Pemeriksaan kanker usus sangat disarankan bagi orang berusia di antara 60–75 tahun dan orang yang memiliki riwayat kanker usus di dalam keluarga.
4. Kanker prostat
Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang umum terjadi. Jenis kanker ini terjadi di bagian prostat, yaitu kelenjar kecil yang menghasilkan cairan mani dan mengangkut sperma.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderita kanker prostat:
- Sering merasa ingin buang air kecil, terutama di malam hari
- Sulit mengeluarkan atau menghentikan aliran urine
- Aliran urine lemah atau terhambat
- Buang air kecil sedikit secara tidak sengaja saat tertawa atau batuk
- Tidak bisa buang air kecil dalam posisi berdiri
- Terasa sakit atau perih saat buang air kecil atau ejakulasi
- Ada darah dalam urine atau air mani
- Kandung kemih terasa belum sepenuhnya kosong usai buang air kecil
- Disfungsi ereksi atau susah ereksi
- Pinggul, punggung (tulang belakang), dada (tulang rusuk), atau daerah lain terasa sakit
- Kaki lemas atau mati rasa
- Kehilangan kontrol kandung kemih
Untuk memastikan diagnosis kanker prostat, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
Pemeriksaan anus atau digital rectal exam (DRE)
Dokter dapat memeriksa ukuran prostat dan merasakan apakah ada benjolan atau kelainan lainnya di sekitar prostat dengan jari. Meski demikian, pemeriksaan ini terkadang tidak dapat mendeteksi kanker dengan tepat, terutama pada kanker prostat tahap awal.
Tes Prostate Specific Antigen (PSA)
PSA adalah protein yang diproduksi oleh jaringan kanker prostat. Namun, hasil PSA yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh kanker prostat dan tidak setiap kasus kanker prostat menunjukkan hasil PSA yang tinggi.
Pemeriksaan kanker prostat sangat disarankan bagi pria berusia antara 40–75 tahun atau memiliki riwayat keluarga yang pernah penderita kanker prostat.
5. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala pada tahap paling awal. Tanda dan gejala kanker paru-paru biasanya muncul saat penyakitnya sudah memasuki stadium lanjut. Beberapa gejala kanker paru-paru yang bisa muncul adalah:
- Batuk kronis atau batuk yang tidak kunjung sembuh setelah beberapa minggu atau berbulan-bulan
- Batuk berdarah atau terdapat bercak darah pada lendir batuk
- Nyeri dada, terutama saat menarik napas, batuk, atau tertawa
- Suara serak
- Berat badan menurun dan kehilangan nafsu makan
- Sesak napas
- Cepat lelah
- Sering mengalami infeksi saluran pernapasan, misalnya bronkitis atau pneumonia
- Mengi
- Nyeri tulang
- Sakit kepala
Berbagai jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker paru-paru, yaitu:
- CT scan paru-paru dengan atau tanpa zat kontras
- Foto Rontgen dada
- Pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru
- Bronkoskopi atau endoskopi pada paru-paru
Pemeriksaan deteksi kanker paru-paru umumnya disarankan bagi orang berusia 55–74 tahun yang sedang atau pernah aktif merokok. Orang yang berprofesi di bidang industri dan rentan terpapar bahan kimia, seperti asbestos dan bensin, juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
6. Kanker hati
Kanker hati adalah kanker yang dimulai di organ hati. Kanker hati terbagi menjadi 2 macam, yaitu primer dan sekunder. Kanker hati primer terjadi ketika sel kanker muncul di organ hati, sedangkan kanker hati sekunder berkembang ketika sel kanker dari organ lain menyebar ke organ hati.
Gejala yang biasa terjadi pada penderita kanker hati adalah:
- Berat badan turun
- Kehilangan nafsu makan
- Perut bagian atas terasa sakit
- Mual dan muntah
- Tubuh terasa lemah dan lelah
- Perut membengkak atau ada penumpukan cairan
- Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning
- Tinja berwarna putih
- Merasa sangat kenyang walau hanya makan sedikit
- Hati membesar atau ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kanan
- Limpa membesar atau ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kiri.
- Gatal-gatal
Berbagai jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang terserang kanker hati atau tidak. Pemeriksaan tersebut meliputi:
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat berupa tes darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, hingga pemeriksaan untuk mendeteksi tingkat alfaprotein (AFP).
Tes pencitraan
Beberapa jenis tes pencitraan untuk mendeteksi kanker hati adalah USG, CT scan, MRI, angiografi, hingga pemindaian tulang jika terdapat keluhan nyeri tulang atau dokter mencurigai kanker telah menyebar ke tulang.
Laparoskopi dan biopsi
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan jika dokter menduga bahwa pasien menderita kanker hati tetapi hasil pemeriksaan pencitraan tidak meyakinkan.
Pemeriksaan ini sangat disarankan bagi orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol atau orang yang menderita penyakit tertentu, seperti hepatitis B, hepatitis C, sirosis, dan hemakromatosis.
7. Kanker Darah
Kanker darah atau leukemia adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel darah, misalnya sel darah putih dan limfosit. Kanker darah bisa menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
- Demam atau menggigil
- Letih atau cepat lelah
- Sering sakit atau infeksi
- Berat badan turun
- Mudah memar atau sering mengalami perdarahan spontan, misalnya sering mimisan, gusi berdarah, atau muncul bintik merah di kulit
- Sering keringat dingin, terutama di malam hari
- Nyeri tulang
- Muncul benjolan di leher, ketiak, atau pangkal paha
- Tidak nafsu makan
- Nyeri dan pembengkakan di perut
Berbagai jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang menderita kanker darah atau tidak adalah:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Aspirasi sumsum tulang
- Pemeriksaan radiologi, misalnya foto Rontgen, CT scan, dan PET scan
- Pungsi lumbal
Pemeriksaan ini tentunya disarankan bagi mereka yang memiliki gangguan atau kelainan genetik, seperti sindrom Down, orang dengan riwayat keluarga penderita leukemia, perokok aktif, atau memiliki riwayat terpapar zat kimia tertentu, misalnya bensin atau limbah pabrik.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendeteksi kanker tersebut tidak sepenuhnya akurat. Untuk mendiagnosis secara pasti apakah terdapat sel kanker atau tidak, perlu dilakukan biopsi.
Dengan mengambil sampel jaringan yang diduga terkena kanker dan diperiksa di bawah mikroskop, dokter akan melihat apakah sel-sel pada organ tersebut masih normal atau sudah berubah menjadi sel kanker.
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda merasakan beberapa gejala kanker di atas. Perlu diingat bahwa merasakan gejala tersebut bukan berarti Anda menderita kanker. Namun, tidak ada salahnya memeriksakan diri untuk mendeteksi kanker sedini mungkin.