Istilah ghosting digunakan ketika seseorang memutuskan komunikasi secara tiba-tiba tanpa memberikan penjelasan apa pun. Kondisi ini bisa terjadi dalam hubungan asmara atau pertemanan dan dapat menyebabkan rasa kehilangan bagi yang ditinggalkan.

Putus hubungan atau penolakan tentu terasa menyakitkan. Namun, ghosting juga dapat menimbulkan trauma bagi orang yang mengalaminya. Hubungan yang awalnya dianggap indah dapat menimbulkan luka yang dalam saat orang yang dicintai tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Ghosting, Ketahui Arti dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Sebagian orang bisa saja acuh tak acuh saat menjadi korban ghosting, tetapi ada juga orang yang merasa sangat terkhianati. Hal ini bisa berdampak pada kondisi psikologisnya, karena ia mungkin akan terus mempertanyakan alasan mengapa dirinya ditinggalkan.

Penyebab Seseorang Melakukan Ghosting

Ghosting sering dianggap sebagai jalan pintas untuk mengakhiri suatu hubungan. Bukan hanya hubungan pacaran, tetapi juga pertemanan, pekerjaan, atau bahkan pernikahan.

Ada beberapa penyebab seseorang melakukan ghosting, yaitu:

Merasa takut terhadap komitmen

Sebagian besar pelaku ghosting memiliki ketakutan terhadap komitmen atau hubungan yang dijalaninya, baik takut dikecewakan atau merasa sakit bila hubungan tersebut nantinya harus berakhir.

Oleh karena itu, mereka merasa lebih baik menghilang agar terbebas dari rasa takut dan terhindar dari rasa sakit di kemudian hari.

Menghindari konflik dalam hubungan

Dalam suatu hubungan, perbedaan pendapat merupakan hal yang umum terjadi dan bisa menimbulkan konflik, apalagi bila hubungan tersebut sudah sangat dekat secara emosional.

Nah, tidak semua orang siap menghadapi konflik atau perdebatan dalam hubungan dan hal ini sering menjadi alasan seseorang melakukan ghosting.

Merasa tidak ada ikatan

Beberapa orang menganggap bahwa dirinya tidak terikat komitmen apa pun dalam suatu hubungan, terutama hubungan pertemanan atau hubungan asmara yang baru dalam tahap penjajakan.

Pada kondisi ini, pelaku ghosting menganggap bahwa hubungannya dengan orang yang ia tinggalkan belum terikat atau tidak bergantung satu sama lain, sehingga tidak masalah untuk tiba-tiba memutuskan komunikasi dan menghilang.

Melindungi diri sendiri

Hubungan yang tidak sehat bisa berdampak negatif dalam kehidupan seseorang. Memutuskan komunikasi secara tiba-tiba dengan melakukan ghosting kadang dianggap sebagai jalan keluar untuk melindungi diri dari hubungan yang toksik (toxic relationship) seperti itu.

Cara Mengatasi Efek Ghosting

Apa pun alasannya, ghosting bisa membuat orang yang ditinggalkan merasa bingung, sedih, marah, putus asa, atau bahkan depresi akibat rasa kehilangan yang berkepanjangan. Itulah sebabnya perilaku ghosting tidak bisa dibenarkan untuk mengakhiri hubungan dengan orang lain.

Bila kamu menjadi korban ghosting, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi beragam emosi negatif tersebut, yaitu:

1. Jangan menyalahkan diri sendiri

Melakukan introspeksi memang baik dan bisa menjadikanmu pribadi yang lebih baik. Namun, jangan terus menyalahkan diri sendiri, meski kamu merasa sudah melakukan kesalahan. Apa pun kesalahan yang kamu lakukan, orang tersebut tidak seharusnya meninggalkanmu tiba-tiba tanpa memberikan penjelasan.

Orang yang meninggalkanmu mungkin merasa bahwa kamu bukanlah orang yang tepat untuknya. Namun, bukan berarti kamu tidak diinginkan atau tidak pantas dicintai oleh orang lain. Masih banyak orang yang menyayangimu dan peduli terhadapmu. Jadi, cobalah untuk selalu berpikir positif.

2. Tetapkan batas waktu

Berikan batas waktu sampai kapan kamu akan menunggu. Kamu bisa mencoba menghubungi orang yang bersangkutan atau teman dekatnya untuk mencari kepastian. Dengan begitu, kamu dapat lebih mudah menerima kenyataan bila memang hubunganmu dengannya sudah berakhir dan bisa segera move on.

3. Alihkan pikiran

Cobalah untuk mengalihkan pikiranmu dengan melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan, seperti melakukan hobi, berolahraga, bepergian ke tempat-tempat yang menarik, berkumpul dengan teman, atau belajar keterampilan baru.

Meditasi dengan teknik mindfulness atau melakukan yoga juga dapat membantumu menenangkan pikiran dan mengatasi stres.

4. Jangan mengisolasi diri

Meski ghosting meninggalkan luka mendalam yang membuatmu terpuruk, janganlah terlalu lama mengurung diri untuk meratapi kandasnya hubunganmu. Dukungan dari orang terdekat, baik keluarga maupun sahabat, dapat membantumu keluar dari kesedihan dan kembali bersemangat untuk menjalani hidup.

Buatlah acara yang seru bersama teman atau keluargamu. Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam rasa sakit, karena hal tersebut dapat memicu depresi.

Jika efek ghosting membuat perasaanmu tidak menentu hingga mengganggu aktivitasmu sehari-hari dan memengaruhi hubunganmu dengan orang lain jangan ragu berkonsultasi dengan Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi yang kamu alami.