Anatomi penis penting untuk diketahui oleh setiap pria. Selain untuk memahami bagian penis beserta fungsinya, mempelajari anatomi penis ini juga akan membuat Anda tahu tanda-tanda ketidaknormalan pada penis, sehingga dapat segera dilakukan penanganan.
Penis pria dewasa rata-rata berukuran 8–9 cm pada keadaan tidak ereksi dan 12–14,5 cm pada keadaan ereksi. Banyak orang khawatir dengan ukuran penisnya yang kecil, padahal yang lebih penting adalah memiliki anatomi penis yang normal.
Mengenali Anatomi Penis
Penis memiliki 2 fungsi utama, sebagai alat seksual pada pria dan jalan keluarnya urine dari tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Kedua fungsi ini hanya bisa berjalan sebagaimana mestinya pada anatomi penis normal.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap terkait anatomi penis:
1. Kepala penis
Pada ujung kepala penis terdapat celah kecil atau bukaan saluran kencing untuk keluarnya urine dan air mani. Pada penis yang tidak disunat, kepalanya ditutupi oleh kulup. S aat lahir, semua batang penis tertutup oleh kulit luar atau kulup ini.
Pada sebagian pria, kulit kulup akan dipotong atau disunat, baik dengan alasan kesehatan, agama, atau budaya. Sunat yang dilakukan dengan benar tidak akan mengganggu fungsi penis. Prosedur ini justru menurunkan risiko terjadinya infeksi dan penyakit menular seksual.
2. Batang penis
Batang penis merupakan bagian tengah penis yang berfungsi sebagai penghubung antara pangkal penis dan kepala penis. Batang penis tersusun atas jaringan dan pembuluh darah yang ditutupi oleh kulit.
3. Korpus kavernosum
Korpus kavernosum adalah jaringan yang berada di sepanjang batang penis, tepatnya pada sisi kiri dan kanan. Saat terjadi ereksi, jaringan ini akan penuh terisi dengan darah, sehingga batang penis menegang.
4. Korpus spongiosum
Korpus spongiosum merupakan jaringan yang menyelubungi uretra atau saluran kemih dan berada di sepanjang bagian bawah penis. Ketika proses ereksi, korpus spongiosum berfungsi untuk membuka saluran kemih sebagai jalan keluarnya cairan mani saat ejakulasi.
Mengetahui Proses Terjadinya Ereksi
Ereksi terjadi karena adanya perubahan aliran darah dalam penis. Ketika pria terangsang, saraf membuat pembuluh darah dalam penis melebar. Aliran darah yang masuk akan lebih banyak daripada yang keluar dari jaringan penis, sehingga mengakibatkan jaringan korpus kavernosum mengeras.
Ada beberapa tanda umum penis mengalami ereksi normal, salah satunya adalah ereksi saat mendapat rangsangan seksual, seperti menonton film porno, berimajinasi atau berfantasi seksual, dan berhubungan intim.
Tak hanya itu, penis dikatakan normal jika ereksi terjadi saat tidur atau terbangun dari tidur. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan nocturnal penile tumescence (NPT).
Pria sehat biasanya mengalami 3−5 ereksi selama masing-masing 30 menit sepanjang tidur. Penyebabnya belum dapat diketahui pasti, tetapi kondisi ini dianggap salah satu tanda penis yang sehat.
Dalam kasus tertentu, terkadang ada sebagian orang yang mengalami penis bengkok ke kanan atau kiri saat ereksi. Penting untuk dipahami bahwa kondisi ini tidak selalu dianggap sebagai masalah yang serius.
Selama penis bengkok tidak disertai rasa sakit dan tidak mengalami kesulitan saat penetrasi seksual, penis bengkok tidak memerlukan penanganan khusus.
Akan tetapi, bila memang Anda mengalami suatu tanda anatomi penis tidak normal, terutama kelainan pada bentuk penis atau gangguan ereksi, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.