Hernia saat hamil sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi penderitanya. Padahal, kondisi ini tidak selalu merupakan masalah yang gawat darurat, kecuali jika hernia tersebut terjepit dan nyeri. Hernia bisa menjadi masalah yang serius jika tidak mendapatkan pengobatan.
Hernia terjadi jika bagian dari organ dalam menonjol ke luar melalui celah di antara otot. Kondisi ini paling umum muncul di daerah perut dan selangkangan.
Jika mengetahui bahwa Anda menderita hernia dan sedang menjalani program hamil atau sedang hamil, segera beri tahu dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Terjadinya Hernia Saat Hamil
Ibu hamil lebih berisiko untuk menderita hernia. Hal ini karena kehamilan memberi tekanan pada rongga perut dan menyebabkan dinding perut tegang, seiring bertambah besarnya ukuran janin dan rahim.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia saat hamil, antara lain:
- Hamil pada usia di atas 35 tahun
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Mengandung bayi kembar
- Memiliki riwayat operasi hernia sebelumnya
- Sering mengangkat benda berat
- Mengalami batuk kronis
- Sulit buang air besar (BAB) hingga sering mengejan saat BAB
Tanda-Tanda Hernia Saat Hamil
Tidak semua ibu hamil yang menderita hernia akan mengalami gejala. Namun, pada sebagian ibu hamil, hernia dapat terlihat seperti benjolan yang muncul saat ibu hamil berbaring atau menekan area di sekitar benjolan.
Hernia juga dapat menyebabkan rasa sakit saat ibu hamil memaksakan diri untuk berjalan cepat, membungkuk, bersin atau batuk, mengangkat benda berat, atau tertawa terbahak-bahak.
Segera ke dokter jika Anda mengalami beberapa gejala hernia darurat berikut ini:
- Mual
- Muntah
- Nyeri mendadak yang parah
- Benjolan hernia berubah warna menjadi merah, ungu, atau kehitaman
- Tidak bisa BAB atau kentut
Metode Pengobatan Hernia Saat Hamil
Operasi merupakan metode penanganan utama untuk mengatasi hernia. Jika hernia berukuran kecil dan tidak menyebabkan gejala yang membuat Anda tidak nyaman, operasi mungkin akan dilakukan setelah Anda melahirkan.
Operasi hernia dapat dilakukan 5–8 minggu setelah Anda melahirkan. Operasi ini juga bisa ditunda sampai setahun setelah persalinan, hingga tubuh Anda pulih sepenuhnya.
Akan tetapi, jika hernia menimbulkan rasa tidak nyaman, dokter dapat merekomendasikan operasi hernia saat hamil. Jika tidak dalam kondisi gawat darurat, operasi hernia saat hamil dapat dilakukan pada trimester kedua kehamilan.
Operasi hernia saat hamil terbukti aman untuk dilakukan. Jika Anda masih merencanakan kehamilan dan memiliki hernia, dokter akan merekomendasikan pemasangan jaring-jaring penguat (hernia mesh) sewaktu operasi hernia.
Jika hernia hanya diperbaiki dengan jahitan tanpa menggunakan hernia mesh untuk menyokong area otot yang lemah, risiko kekambuhan hernia selama kehamilan akan cukup tinggi.
Perlu diketahui, penggunaan hernia mesh berisiko mengganggu peregangan perut dan menyebabkan rasa nyeri. Oleh karena itu, kehamilan dapat mulai direncanakan setelah lewat 12 bulan dari operasi hernia.
Jika hernia Anda tidak termasuk dalam kondisi darurat dan Anda berencana untuk melahirkan melalui operasi caesar, hernia mungkin dapat ditangani oleh dokter bersamaan dengan operasi caesar.
Hernia saat hamil tidak selalu menjadi masalah yang gawat darurat, kecuali jika hernia tersebut mengalami komplikasi, seperti terjepit dan menyebabkan nyeri. Namun, untuk memastikan kondisi hernia yang Anda alami, Anda dapat berkonsultasi ke dokter. Bila diperlukan, dokter kandungan akan merujuk Anda ke dokter spesialis bedah.
Ditulis oleh:
dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)