Tuberkulosis saat hamil yang tidak diobati bisa menjadi ancaman yang berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Untuk mengetahui seperti apa penanganan tuberkulosis saat hamil, simak ulasan berikut ini, yuk!
Tuberkulosis atau yang bisa disebut dengan TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi bakteri ini bisa menyerang saluran pernapasan dan paru-paru dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, otak, dan tulang belakang.
Penyakit infeksi ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, orang dewasa, lansia, dan ibu hamil. Untuk mendiagnosis tuberkulosis pada ibu hamil, dokter akan melakukan tanya jawab lengkap seputar keluhan dan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen, tes dahak, dan tes darah.
Pengobatan Tuberkulosis Saat Hamil
Tuberkulosis saat hamil harus ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan risiko yang lebih besar bagi ibu hamil dan janin. Pada dasarnya, TB saat hamil bisa teratasi. Namun, pengobatannya memang memerlukan waktu yang lama dan harus dilakukan secara rutin.
Pengobatan TB selama kehamilan umumnya tergolong aman karena jenis obat dan dosisnya telah disesuaikan agar tidak membahayakan janin dan kandungan. Sejauh ini, efek samping obat TB pada kehamilan jarang ditemukan.
Pengobatan TB saat hamil akan disesuaikan dengan jenis TB yang Bumil alami, apakah TB laten atau TB aktif. Tuberkulosis laten adalah kondisi saat Bumil terinfeksi TB, tapi tidak ada gejala yang muncul. Sementara, tuberkulosis aktif terjadi ketika Bumil memiliki gejala TB dan tes juga menunjukkan hasil yang positif.
Pengobatan TB laten
TB laten sebenarnya tidak selalu harus diobati. Namun bila diobati, ada beberapa obat yang mungkin diberikan untuk ibu hamil, yaitu isoniazid dan rifampicin.
Isoniazid dapat dikonsumsi sendiri atau bisa juga dikombinasikan dengan rifampicin. Jangka waktu pengobatan juga akan bervariasi, tergantung pada obat apa yang diberikan dokter.
Jika isoniazid dikonsumsi sendiri, lama pengobatannya adalah 9 bulan. Namun jika isoniazid dikombinasikan dengan rifampicin, lama pengobatan bisa lebih pendek, yaitu 3 bulan. Selama pengobatan ini, Bumil juga perlu minum suplemen vitamin B6.
Pengobatan TB aktif
Pengobatan TB aktif pada ibu hamil hampir sama dengan pasien TB biasa. Pengobatan dibagi menjadi fase intensif selama 2 bulan dan fase lanjutan selama 4–6 bulan. Obat-obatan yang diminum antara lain adalah isoniazid, rifampisin, dan pyrazinamide.
Di fase intensif, Bumil perlu minum obat setiap hari. Sementara di fase lanjutan, Bumil hanya perlu minum obat 2 kali seminggu. Namun di fase apa pun, jadwal minum obat tidak boleh dilewatkan, meski Bumil sudah merasa sembuh. Kemudian, sama seperti pengobatan TB laten, Bumil juga perlu minum suplemen vitamin B6.
Bahaya dan Dampak TB pada Kehamilan yang Tidak Diobati
Pengobatan TB saat hamil sangat penting dilakukan demi keselamatan Bumil dan janin. Selama Bumil menjalani pengobatan secara teratur, infeksi TB kemungkinan tidak akan memengaruhi Si Kecil.
Sebaliknya, jika tidak segera ditangani, infeksi TB saat hamil dapat menyebabkan:
- Peningkatan risiko kelahiran prematur
- Bayi lahir dengan berat badan rendah
- Penularan infeksi TB pada bayi dalam kandungan
- Penularan infeksi TB pada orang di sekitar
Perlu diingat bahwa pengobatan TB perlu dijalani secara disiplin sampai selesai sesuai dengan anjuran dokter. Bahkan jika pengobatan belum selesai dan Bumil sudah melahirkan, Bumil tetap harus melanjutkan pengobatan hingga tuntas, ya.
Pengobatan yang tidak disiplin akan meningkatkan risiko kambuhnya tuberkulosis yang sudah kebal terhadap pengobatan yang ada, sehingga akan menyulitkan pengobatan selanjutnya.
Kemudian, konsumsilah makanan bergizi, terutama yang tinggi protein selama pengobatan. Pastikan ventilasi di rumah selalu terbuka dan berjemurlah di bawah sinar matahari pagi sekitar 10–15 setiap harinya. Jika kondisi Bumil fit, lakukan juga olahraga ringan, 30 menit per hari, 3–5 kali seminggu.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu kontrol ke dokter agar dosis obat TB, kondisi kehamilan, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh bisa selalu terpantau.