Carcinoma in situ adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan yang melapisi suatu organ. Pertumbuhan ini umumnya terbatas pada jaringan tersebut. Namun bila dibiarkan, kumpulan sel abnormal ini bisa tumbuh dan berkembang menjadi kanker, lalu menyebar ke jaringan normal yang ada di sekitarnya.
Carcinoma in situ adalah keadaan yang erat kaitannya dengan kanker. Dalam kaidah medis, carcinoma in situ dianggap sebagai stadium paling awal atau stadium 0 dari penyakit kanker. Stadium ini bisa ditemukan pada beberapa jenis kanker dan permukaan organ tertentu.
Beberapa Jenis Carcinoma In Situ
Berikut ini adalah beberapa jenis carcinoma in situ yang kerap ditemukan:
1. Ductal Carcinoma In Situ
Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah sel-sel abnormal yang muncul pada permukaan saluran susu di payudara. DCIS dianggap sebagai bentuk paling awal dari kanker payudara. DCIS bersifat noninvasif yang berarti belum menyebar keluar dari saluran susu dan menyerang jaringan payudara lainnya.
Meski bukan keadaan darurat, DCIS tetap memerlukan pengobatan agar tidak berubah menjadi ganas, misalnya dengan mastektomi, mastektomi preventif, atau lumpektomi. Segera temui dokter jika Anda menemukan perubahan pada payudara, seperti munculnya benjolan pada payudara atau keluarnya cairan disertai darah pada puting.
2. Lobular Carcinoma In Situ
Lobular carcinoma in situ (LCIS) atau disebut juga neoplasia lobular merupakan sel-sel yang terlihat seperti sel kanker pada permukaan kelenjar susu (lobulus). LCIS tidak dianggap sebagai kanker. Kendati demikian, LCIS dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Wanita yang menderita LCIS memiliki risiko sekitar 7–12 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker ganas di kedua payudara. Oleh sebab itu, wanita dengan LCIS perlu rutin menjalani skrining kanker payudara secara teratur guna memantau perkembangan kondisi LCIS.
3. Cervical Carcinoma In Situ
Cervical carcinoma in situ adalah sel-sel abnormal yang muncul pada permukaan serviks atau leher rahim dan belum menembus lebih dalam ke jaringan di sekitarnya. Cervical carcinoma in situ dianggap sebagai stadium paling awal dari kanker serviks yang biasanya disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
Cervical carcinoma in situ biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, kondisi ini umumnya bisa dengan mudah ditemui dengan deteksi dini kanker serviks, misalnya dengan pemeriksaan IVA dan pap smear. Skrining kanker serviks direkomendasikan bagi wanita berusia 21–65 tahun, terutama yang telah aktif secara seksual.
4. Colorectal Carcinoma In Situ
Colorectal carcinoma in situ adalah kumpulan sel abnormal yang ditemukan pada mukosa atau lapisan dinding dalam usus besar atau rektum. Sel abnormal ini merupakan stadium paling awal kanker kolorektal, sehingga perlu diatasi sejak dini jika ditemukan.
Sama halnya dengan carcinoma in situ pada leher rahim, stadium 0 kanker kolorektal sering kali tidak bergejala. Oleh karena itu, orang-orang dengan risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker ini, misalnya orang dengan riwayat polip usus dianjurkan untuk melakukan skrining secara teratur.
5. Nasopharyngeal Carcinoma In Situ
Nasopharyngeal carcinoma in situ merupakan sel-sel abnormal yang tumbuh di dinding permukaan nasofaring, yaitu area hidung dan belakang mulut. Seperti carcinoma in situ yang lain, jaringan lain pada area nasofaring atau kelenjar getah bening di sekitarnya tidak terpengaruh dan masih dalam keadaan sehat.
Kendati belum menyebar, nasopharyngeal carcinoma in situ adalah tahapan paling awal kanker nasofaring. Jadi, sel abnormal kemungkinan besar bisa berkembang menjadi kanker ganas jika tidak ditangani.
6. Squamous Cell Carcinoma In Situ
Squamous cell carcinoma in situ dikenal juga dengan istilah penyakit Bowen, yaitu bentuk paling awal dari kanker kulit atau karsinoma sel skuamosa. Squamous cell carcinoma in situ biasanya ditandai dengan bercak kemerahan yang bersisik pada kulit yang sering terpapar cahaya matahari.
Walaupun tidak semua pasti akan berkembang menjadi kanker, keberadaan carcinoma in situ perlu diwaspadai. Oleh karena itu, sebagian besar orang yang mengalaminya akan disarankan untuk langsung menjalani pengobatan, bila memungkinkan.
Hal ini karena semakin rendah stadium kanker saat ditangani, biasanya semakin tinggi pula tingkat keberhasilannya. Penanganan bisa berupa pemberian obat-obatan kemoterapi, terapi radiasi, hingga dengan pembedahan.
Kalaupun pengobatan carcinoma in situ tidak bisa dilakukan, kondisi ini perlu dipantau secara berkala oleh dokter. Pasien juga akan disarankan untuk lebih giat dalam menerapkan pola hidup sehat untuk menurunkan risiko terjadinya kanker.
Carcinoma in situ dapat ditemukan melalui skrining. Anda bisa berkonsultasi ke dokter mengenai riwayat kesehatan dan skrining kanker apa saja yang kira-kira perlu Anda lakukan. Anda juga bisa berkonsultasi mengenai penangangan carcinoma in situ jika kondisi ini ditemukan pada pemeriksaan.