Fungsi kandung kemih yang sehat adalah menyimpan urine hingga waktunya dikeluarkan oleh tubuh. Namun, fungsi ini bisa terganggu jika terdapat infeksi atau masalah kesehatan lainnya pada kandung kemih.
Kandung kemih adalah bagian dari sistem perkemihan yang terdapat di dalam tubuh manusia. Selain ginjal, organ lain yang termasuk juga ke dalam sistem ini adalah saluran ureter yang mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih, serta saluran uretra yang mengeluarkan urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
Sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh, cairan urine yang diproduksi oleh ginjal akan bermuara terlebih dulu di kandung kemih. Urine adalah hasil saringan dari limbah dan cairan dari darah. Fungsi kandung kemih ini menampung urine yang diproduksi ginjal dan mengeluarkannya melalui proses berkemih. Kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 400–600 ml.
Faktor Risiko yang Memengaruhi Terganggunya Fungsi Kandung Kemih
Fungsi kandung kemih bisa terganggu ketika ada masalah kesehatan atau bisa juga disebabkan oleh faktor usia. Seiring bertambahnya usia, dinding kandung kemih akan menjadi lebih kaku dan lemah sehingga tidak bisa menahan urine sebanyak sebelumnya.
Pada wanita, otot kandung kemih yang melemah bisa menyebabkan kandung kemih dan vagina turun, sehingga menekan serta menghambat saluran kemih. Sementara pada pria, saluran kemih bisa terhalang oleh pembesaran kelenjar prostat.
Selain itu, beberapa kondisi yang juga dapat mengganggu fungsi kandung kemih di antaranya adalah:
1. Batu kandung kemih
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal dan turun ke kandung kemih atau terbentuk di dalam kandung kemih. Batu kandung kemih yang menghambat aliran urine dari kandung kemih dapat menyebabkan rasa sakit yang parah. Kondisi ini bisa diatasi dengan pemberian obat kencing batu.
2. Inkontinensia urine
Kondisi ini merupakan kesulitan untuk menahan buang air kecil yang dapat menyebabkan buang air kecil tanpa sengaja. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Anda bisa mendiskusikan kemungkinan penyebab kondisi ini bersama dokter Anda.
3. Retensi urine
Kondisi ini terjadi ketika urine tidak keluar dari kandung kemih dengan lancar akibat terhambatnya atau tertekannya aktivitas otot kandung kemih. Retensi urine dapat menyebabkan kandung kemih membengkak karena menahan terlalu banyak urine.
4. Kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder
Kondisi ini adalah salah satu penyebab umum dari inkontinensia urine. Kondisi ini disebabkan oleh otot kandung kemih yang bekerja terlalu aktif dan menyebabkan keluarnya urine akibat hasil kontraksi otot tersebut.
5. Cystitis
Peradangan atau infeksi pada kandung kemih yang menyebabkan rasa sakit, perasaan tidak nyaman atau ragu-ragu untuk buang air, maupun penyebab buang air kecil menjadi lebih sering. Cystitis biasanya disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan pemasangan kateter urine.
6. Kanker kandung kemih
Kanker kandung kemih biasanya ditandai dengan kencing berdarah yang tidak sakit, namun menyebabkan warna urine jadi berubah sepenuhnya. Tergantung pada jumlah darah, urine bisa berubah warna menjadi oranye, merah, atau merah gelap.
Penyebab kanker kandung kemih belum diketahui secara pasti. Namun, merokok, penyakit cystitis yang terjadi berulang-ulang dan kronis, dan pekerjaan yang melibatkan senyawa kimia berbahaya bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
Untuk dapat mendiagnosis kondisi ini, dokter akan melakukan penelusuran riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan urine atau pengamatan langsung dengan memasukkan selang dengan kamera ke dalam saluran kemih.
Perawatan terhadap gangguan kandung kemih pun bervariasi, mulai dari pengobatan, latihan kegel, pemasangan kateter untuk mengurangi tekanan dalam kandung kemih, hingga tindakan operasi.
Segera hubungi dokter jika Anda merasa sulit mengendalikan buang air kecil, atau gejala-gejala seperti mudah atau lebih sering mengompol tanpa disadari walau urine yang keluar tidak berjumlah banyak. Waspadai pula keluhan seperti nyeri saat berkemih, warna urine gelap seperti teh, kencing berdarah, nyeri punggung, dan demam.