Fungsi sistem koordinasi adalah melancarkan gerakan tubuh. Ketika Anda ingin melakukan suatu hal, otak kecil atau serebelum menerima informasi dari sistem saraf di tubuh, saraf tulang belakang, dan bagian otak lainnya. Setelah semua informasi bersatu, barulah Anda bisa bergerak sesuai keinginan dengan lancar.
Peranan otak kecil atau serebelum pada diri Anda sangatlah penting. Meski tidak menyebabkan kelumpuhan atau gangguan intelektual, kerusakan pada serebelum dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada tubuh Anda, gerakan tubuh melambat, dan tremor atau gemetar.
Fungsi Sistem Koordinasi Tubuh dan Organ yang Terlibat
Koordinasi gerakan tubuh melibatkan otot, sendi, dan juga saraf. Ketika Anda ingin melakukan suatu gerakan, ada lebih dari satu jenis otot, sendi, dan saraf yang terlibat di dalamnya dan setiap komponen memiliki peran yang berbeda-beda.
Fungsi sistem koordinasi di sini adalah mengendalikan dan mengoordinasikan kerja masing-masing bagian agar gerakan yang dihasilkan menjadi halus dan tepat sasaran.
Otak kecil akan menerima beberapa sinyal dari seluruh tubuh, seperti posisi tubuh terhadap lingkungan dan medan gerakan dilakukan. Setelah itu otak kecil akan mengolah informasi tersebut dan menentukan postur apa yang sesuai dengan posisi tubuh saat itu.
Otak kecil juga akan menentukan porsi gerakan masing-masing otot yang terlibat dalam gerakan tersebut, sehingga gerakan otot menjadi halus. Misalnya, jika Anda sedang berjalan di bidang yang miring, otak kecillah yang berperan mengoordinasikan gerakan otot paha, otot betis, dan otot telapak kaki serta posisi tubuh yang pas terhadap bidang miring tersebut, supaya Anda bisa berjalan dan tidak jatuh.
Selain itu, fungsi sistem koordinasi juga berkaitan dengan kecerdasan atau prestasi seseorang. Hal ini dibuktikan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa seorang anak yang sering berolahraga, terutama mereka yang melakukan senam ritmik, dan aktif bergerak cenderung lebih berprestasi di sekolahnya dibanding dengan anak yang malas atau kurang bergerak.
Penyakit-Penyakit pada Fungsi Sistem Koordinasi
Fungsi sistem koordinasi bisa mengalami gangguan. Hal ini dapat membuat gerakan tubuh mengalami kelainan sehingga sangat bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa penyakit pada fungsi sistem koordinasi yang kerap terjadi adalah:
Ataksia
Ataksia adalah penyakit degeneratif yang memengaruhi fungsi sistem koordinasi otak, batang otak, atau saraf tulang belakang. Ataksia menyebabkan gerakan penderitanya menjadi tersentak dan terombang-ambing. Bahkan, penderita ataksia jadi sering terjatuh ketika berjalan karena gaya berjalannya yang tidak stabil.
Gejala ataksia yang paling umum terjadi adalah hilangnya keseimbangan dan koordinasi, adanya masalah pada kemampuan berbicara, sulit menelan, dan tremor.
Penyakit Parkinson
Penyakit ini juga merupakan sejenis penyakit degeneratif yang umum terjadi pada lansia. Penderita penyakit Parkinson mengalami gangguan fungsi sistem koordinasi di otak. Hal ini menyebabkan gangguan pergerakan yang khas seperti tremor, gerakan tubuh melambat dan kaku, serta kesulitan mempertahankan keseimbangan tubuh.
Dispraksia
Dispraksia adalah gangguan ketika pesan yang dikirim dari otak ke otot terganggu. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dengan gerakan dan fungsi sistem koordinasi. Biasanya, penyakit atau gangguan ini terjadi sejak usia anak-anak. Akan tetapi, orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini jika mengalami penyakit atau cedera.
Umumnya anak-anak yang terkena penyakit ini akan mengalami kesulitan saat menulis, mengikuti perintah, dan mengalami kesulitan saat berbicara dan mendengarkan.
Tanda-tanda awal terkena dispraksia dapat terlihat pada bayi yang terlambat untuk bisa duduk, merangkak, dan berjalan. Setelah umur bertambah, anak menjadi ceroboh, rawan mengalami kecelakaan, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar bersepeda.
Developmental Coordination Disorder
Gangguan koordinasi perkembangan ini diperkirakan memengaruhi sekitar 5–6 persen anak. Gangguan atau penyakit ini ditandai dengan kesulitan dalam mempelajari keterampilan motorik halus dan kasar, dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Gangguan ini tidak hanya mengakibatkan masalah perkembangan fisik saja, namun juga akan memengaruhi kemampuan sosial. Gejalanya meliputi kesulitan saat melakukan keterampilan motorik, seperti menggunakan gunting, menangkap bola, atau mengendarai sepeda.
Fungsi sistem koordinasi sangat penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari dampak gangguan sistem koordinasi yang dapat membuat seseorang kesulitan untuk melakukan aktivitas, bahkan yang sederhana seperti berjalan, dan mengalami penurunan performa kerja yang cukup drastis.
Sering kali penderita gangguan fungsi sistem koordinasi yang tergolong parah memerlukan bantuan alat untuk bisa bergerak secara mandiri atau mungkin asisten khusus untuk membantunya melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan sendiri, misalnya menyuapkan makanan dengan sendok atau mandi.
Oleh karena itu, jika Anda merasakan kesulitan dalam mengendalikan gerakan tubuh, lebih sering jatuh, atau merasakan perbedaan dalam gerakan tubuh, segera periksakan kondisi tersebut ke dokter agar penyebab keluhan Anda bisa segera diketahui dan diatasi.