Hipoplasia payudara merupakan kondisi kelenjar payudara yang kurang berkembang, sehingga sulit menghasilkan ASI. Ibu yang mengalami kondisi ini biasanya memiliki payudara kecil dan rata, jarak antarpayudara berjauhan, serta areola yang besar.
Setiap ibu pasti ingin yang terbaik untuk buah hatinya, termasuk memberikan ASI eksklusif. Ini karena pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat memberikan manfaat yang melimpah.
ASI mengandung nutrisi penting untuk tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, dan lemak. Tak hanya itu, ada beragam kandungan lain di dalamnya, yaitu antioksidan, antibodi, dan berbagai jenis enzim yang dibutuhkan oleh bayi.
Memberikan ASI juga bisa menjadi cara untuk memperkuat ikatan ibu dan bayinya. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat ibu sulit untuk memberikan ASI kepada bayi, salah satunya hipoplasia payudara.
Seputar Hipoplasia Payudara
Hipoplasia payudara ditandai dengan kelenjar payudara yang tidak berkembang sempurna. Kondisi ini berdampak pada terganggunya produksi ASI atau bahkan ASI tidak keluar sama sekali. Ciri-ciri hipoplasia payudara meliputi:
- Ukuran kedua payudara yang kecil.
- Payudara kecil sebelah.
- Jarak antarpayudara terkesan lebar.
- Payudara tidak membesar selama hamil.
- Areola atau bagian berwarna gelap di puting menjadi lebih lebar.
- Payudara tampak runcing.
Kondisi ini merupakan bawaan sejak lahir dan tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Bahkan, beberapa ibu tidak sadar bahwa kelenjar payudaranya kecil hingga hamil dan melahirkan.
Ibu yang memiliki hipoplasia payudara masih bisa menyusui, tergantung kondisi kelenjar penghasil ASI yang dimiliki. Namun, beberapa cara perlu dilakukan agar produksi ASI tetap lancar.
Selain itu, hipoplasia payudara juga bisa dialami oleh salah satu payudara saja. Dengan begitu, ibu yang memiliki kondisi ini masih bisa menyusui bayinya dengan payudara yang sehat.
Tips Menyusui Jika Mengalami Hipoplasia Payudara
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hipoplasia payudara biasanya baru terdeteksi saat ibu baru melahirkan dan mencoba untuk menyusui bayinya. Dalam hal ini, konsultan laktasi dapat membimbing ibu yang mengalami kondisi tersebut dalam proses menyusui yang tepat.
Bila Bunda mengalami hipoplasia payudara, tidak ada salahnya mencoba terlebih dahulu beberapa tips memperlancar produksi ASI berikut ini:
- Pastikan posisi menyusui Si Kecil sudah benar.
- Cobalah berikan ASI sesering, karena hisapan bayi diketahui dapat merangsang produksi ASI.
- Pastikan menyusui bayi dengan kedua payudara secara bergantian.
- Pompa payudara bila tidak sempat menyusui untuk merangsang produksi ASI.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang, penuhi kebutuhan cairan, serta tidur yang cukup.
Bunda tidak perlu berkecil hati bila ASI tetap tidak keluar, karena sebenarnya masih ada pilihan asupan nutrisi lainnya untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil, misalnya dengan pemberian susu formula.
Hingga saat ini, satu-satunya cara untuk menangani hipoplasia payudara adalah dengan operasi agar payudara lebih besar. Namun, operasi ini dilakukan untuk memperbaiki bentuk dan ukuran, bukan menambah kelenjar payudara.
Hipoplasia payudara bukanlah kondisi berbahaya, tetapi jika dirasa mengganggu terutama saat menyusui, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.