Eritema adalah munculnya bercak kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh darah. Kondisi ini terbagi menjadi beberapa jenis dengan penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda-beda.
Munculnya eritema bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari reaksi peradangan akibat paparan sinar matahari, alergi terhadap obat-obatan tertentu, hingga infeksi. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh mana pun dengan berbagai bentuk bercak dan warna yang berbeda.
Jenis-Jenis dan Penyebab Eritema
Berikut adalah jenis-jenis eritema beserta penyebabnya:
1. Eritema nodosum
Eritema nodosum muncul akibat peradangan yang terjadi pada lapisan lemak kulit. Eritema jenis ini dapat menimbulkan bercak kemerahan pada tulang kering dan area betis. Namun, tak jarang, bercak kemerahan ini juga bisa muncul di bagian tubuh lain, seperti lengan dan paha.
Eritema nodosum bisa terjadi tanpa sebab yang jelas. Akan tetapi, ada beberap kondisi yang dicurigai dapat menyebabkan munculnya kondisi tersebut, seperti:
- Infeksi jamur dan bakteri, seperti pada penyakit lepra, tuberkulosis, dan infeksi bakteri streptokokus
- Infeksi virus, seperti mononukleosis, hepatitis B dan C, serta infeksi virus herpes simpleks
- Penyakit Behcet
- Leukemia dan limfoma
- Penyakit Crohn atau kolitis ulserativa
- Sarkoidosis
- Efek samping obat-obatan, seperti pil KB, antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), bromida, dan asam salisilat
- Kehamilan
2. Eritema multiformis
Eritema multiformis adalah ruam kulit kemerahan yang disebabkan oleh infeksi atau efek samping obat-obatan. Selain kemerahan, eritema jenis ini juga bisa menimbulkan lepuhan dan kerak di bagian tengah bercak.
Eritema multiformis bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering menyerang pria berusia 20–40 tahun.
Berikut adalah beberapa infeksi yang bisa menyebabkan terjadinya eritema multiformis:
- Infeksi virus, seperti virus herpes simpleks, virus hepatitis, HIV, SARS-CoV-2, dan adenovirus
- Penyakit akibat infeksi bakteri, seperti difteri, pneumonia, lepra, gonore, limfogranuloma venereum, dan demam tifoid
- Infeksi jamur dan parasit, seperti infeksi jamur kulit, toksoplasmosis, dan trikomoniasis
- Reaksi alergi obat yang parah, misalnya sindrom Stevens-Johnson
- Penyakit tertentu, seperti radang usus atau lupus eritematosus sistemik
Selain itu, efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat antikejang, dan obat golongan barbiturat, juga bisa memicu munculnya eritma multiforormis.
3. Eritema infektiosum
Eritema infektiosum adalah bercak kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh infeksi virus parvovirus B19. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan atau lendir dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi.
Eritema infektiosum lebih sering menyerang anak-anak usia 5–15 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga mengalami kondisi ini.
Beberapa gejala yang ditimbulkan eritema infektiosum adalah demam, hidung meler, sakit kepala, ruam atau bercak merah di pipi, pembengkakan, serta nyeri sendi.
Penanganan Eritema Berdasarkan Jenisnya
Berikut adalah beberapa langkah penanganan eritema berdasarkan jenisnya:
1. Penanganan eritema nodosum
Gejala eritema nodosum sering kali dapat hilang dengan sendirinya dalam 3–6 minggu. Namun, penyakit yang mendasari munculnya eritema nodosum tetap perlu diketahui agar bisa ditangani yang tepat.
Untuk membantu meredakan gejala eritema nodosum, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan hal-hal berikut:
- Memperbanyak istirahat
- Memposisikan kaki lebih tinggi daripada dada saat berbaring atau tidur
- Mengompres dengan air dingin
- Mengonsumsi obat antiradang, seperti ibuprofen
2. Penanganan eritema multiformis
Sama seperti eritema nodosum, pengobatan eritoma multiformis juga dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, jika eritema disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, maka dokter akan menyarankan Anda untuk berhenti konsumsi obat tersebut.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan beberapa jenis obat untuk membantu meringankan gejala eritma multiformis, seperti:
- Golongan obat antihistamin untuk mengurangi gatal
- Golongan obat antiradang untuk meredakan nyeri dan demam
- Obat kumur untuk meringankan luka di mulut
- Obat antibakteri, antijamur, atau antivirus, sesuai penyebab infeksi yang mendasarinya
3. Penanganan eritoma infektiosum
Eritema infektiosum biasanya akan hilang dengan sendirinya. Meski demikian, dokter akan tetap meresepkan obat penurun demam dan pereda nyeri, seperti paracematol atau ibuprofen.
Jika Anda mendapati bercak kemerahan di kulit yang dicurigai sebagai eritema, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Setelah memastikan bahwa bercak tersebut adalah eritema, dokter akan mencari tahu penyebabnya dan memberikan penanganan yang sesuai.