Beredarnya anggapan bahwa terdapat jenis KB yang bikin gemuk, membuat banyak wanita menjadi bingung atau ragu dalam memilih metode KB yang cocok. Namun, apakah anggapan tersebut benar atau hanya mitos belaka? Simak di sini penjelasannya, ya.
Ada 2 jenis alat kontrasepsi yang tersedia, yakni alat kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. Alat kontrasepsi hormonal mencakup pil KB, suntik KB, implan atau susuk KB. Sedangkan, alat kontrasepsi non-hormonal terdiri dari kondom, KB alami, atau KB mantap (sterilisasi).
Kedua jenis kontrasepsi di atas memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mencegah kehamilan. Kendati demikian, banyak wanita yang enggan memilih kontrasepsi hormonal, karena jenis kontrasepsi ini dianggap bisa menyebabkan tubuh gemuk.
Benarkah KB Hormonal Bisa Bikin Gemuk?
KB hormonal merupakan jenis KB yang mengandung kombinasi hormon buatan, seperti progesteron dan estrogen. Namun, ada juga KB hormonal tertentu yang hanya berisi hormon progesteron.
Pada beberapa wanita, KB hormonal memang dapat menyebabkan sedikit peningkatan berat badan, namun tidak sampai membuat tubuh mengalami obesitas.
Pertambahan berat badan ini disebabkan oleh kandungan hormon dalam KB hormonal yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh. Namun, hal ini biasanya hanya terjadi di awal pemakaian dan berat badan akan kembali normal setelah 2–3 bulan pemakaian.
Yang perlu diingat, obesitas atau bertambahnya berat badan tidak semata-mata disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi ya, melainkan dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:
- Pola makan yang tidak sehat
- Jarang berolahraga
- Faktor genetik atau keturunan
- Stres berlebihan
- Efek samping obat-obatan
- Penyakit tertentu, seperti hipotiroid dan PCOS
Jenis KB Hormonal yang Katanya Bikin Gemuk
Bentuk dan cara penggunaan KB hormonal berbeda-beda. Berikut ini adalah tiga bentuk KB hormonal yang banyak dianggap sebagai jenis KB yang bikin gemuk:
1. Pil KB
Pil KB adalah jenis kontrasepsi dalam bentuk tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, atau hanya progesteron saja. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet, yang diminum dalam 1 siklus dan berkelanjutan. Khusus pil KB yang hanya mengandung progesteron saja, biasanya terdiri dari 28 tablet.
Jika digunakan dengan benar dan rutin, pil KB cukup efektif untuk mencegah kehamilan, yaitu dengan tingkat keberhasilan 91%.
Sebagian wanita pengguna pil KB memang bisa mengalami peningkatan berat badan, tetapi peningkatan tersebut terbilang tidak signifikan, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai penyebab kegemukan. Umumnya, setelah tubuh terbiasa dengan pil KB, berat badan juga bisa kembali normal.
2. KB implan atau susuk
KB implan atau susuk merupakan jenis KB berbentuk batang atau tabung kecil yang ditanam atau dipasang di bawah kulit, tepatnya di jaringan lemak lengan bagian atas. KB ini mengandung hormon progesteron yang dilepaskan sedikit demi sedikit dari tabung implan ke dalam tubuh. KB ini umumnya dapat bertahan selama 3–5 tahun.
Dibanding pil KB, KB implan dianggap lebih efektif mencegah kehamilan, yaitu dengan persentase keberhasilan 99%.
Sebagian wanita yang menggunakan KB implan memang mengalami peningkatan berat badan. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian yang menyimpulkan bahwa peningkatan berat badan tersebut disebabkan oleh pengunaan KB implan.
Ini karena, dosis hormon yang dilepaskan oleh KB implan juga sangat kecil dan perlahan-lahan, sehingga kecil kemungkinannya untuk menyebabkan peningkatan berat badan.
3. KB suntik
KB suntik adalah kontrasepsi dengan kandungan hormon progestin yang digunakan dengan cara disuntikkan pada otot tubuh di bagian tertentu, seperti bokong, paha, atau lengan. Suntikan KB ini biasanya diberikan setiap 3 bulan.
Tingkat efektivitas KB suntik dalam menunda kehamilan sebesar 94%. Penambahan berat badan yang disebabkan oleh kontrasepsi ini terjadi karena peningkatan massa jaringan lemak. Namun, ini pun hanya bersifat sementara.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa KB suntik dapat menyebabkan peningkatan berat badan pada wanita hingga menimbulkan kegemukan atau obesitas.
Fakta Terkait Jenis KB yang Bikin Gemuk
Meskipun banyak klaim yang menyatakan KB hormonal adalah KB yang bikin gemuk, tetapi faktanya, klaim tersebut masih belum terbukti secara ilmiah. Kalau pun ada, kenaikan berat badan hanya bersifat sementara dan tidak signifikan.
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk tidak menggunakan KB hormonal atau ingin pindah ke jenis KB lainnya, coba tunggu dulu sampai 3 bulan setelah pemakaian, ya. Lambat laun, efek tersebut akan hilang dan berat badan akan kembali normal.
Untuk mencapai berat badan ideal, jangan lupa juga untuk menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, rajin berolahraga, dan menghindari stres berlebih. Jika Anda masih ragu dalam memilih jenis kontrasepsi, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui jenis KB yang tidak bikin gemuk serta yang paling cocok dan aman untuk Anda gunakan.