Latrophobia ditandai dengan rasa takut berlebihan terhadap dokter dan perawatan medis. Bila dibiarkan tanpa penanganan, perilaku ini bisa berdampak negatif karena membuat penderitanya enggan berobat meski menderita penyakit serius.
Anda mungkin pernah mengalami ketakutan ketika harus bertemu dokter atau menjalani pemeriksaan. Hal ini sebenarnya wajar terjadi. Namun, rasa takut yang ekstrem dapat memicu kecemasan berlebihan dan serangan panik yang dikenal dengan istilah latrophobia.
Hidup dengan latrophobia memang tidaklah mudah. Ketakutan yang berlebihan membuat penderitanya menghindari konsultasi, pemeriksaan, bahkan tindakan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan.
Memahami Penyebab Latrophobia
Latrophobia termasuk dalam jenis fobia spesifik, yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan latrophobia:
1. Trauma masa kecil
Penderita latrophobia biasanya pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan pada masa kanak-kanak, seperti dipaksa minum obat atau ketika disuntik di rumah sakit.
Beberapa anak bisa merasa cemas saat dirinya ditakut-takuti ke dokter meski hanya sekadar candaan, misalnya “nakal ya, nanti disuntik lho sama dokter”. Hal ini bisa saja membuatnya makin takut dengan dokter. Apalagi jika anak merasa dipaksa, seperti dicengkeram tangan dan kakinya, saat akan menjalani tindakan medis.
Ingatan akan hal tersebut bisa saja terus membekas sampai dewasa, sehingga membuat orang yang mengalaminya sangat takut ke dokter.
2. Menerima kabar buruk
Sering kali dokter memberikan kabar yang tidak diharapkan terkait kondisi penyakit yang diderita. Tentu tidak semua orang dapat langsung menerima kenyataan tersebut, apalagi jika kabar buruk berkaitan dengan kondisi pribadi dan keluarga. Penolakan atas kabar buruk yang terjadi dapat pula memicu latrophobia.
3. Terlalu sering ke dokter
Rutin pergi ke rumah sakit bukan hal yang asing bagi sebagian orang, misalnya pada penderita diabetes dan kanker. Tidak jarang beberapa jenis pengobatan terasa sangat menyakitkan bagi penderitanya. Akhirnya, ia takut dan cemas berlebih untuk bertemu kembali dengan dokter.
4. Kehilangan orang tersayang
Ketakutan berlebih terhadap dokter dan rumah sakit juga dapat terjadi karena adanya kenangan menyedihkan, misalnya kehilangan orang tersayang di rumah sakit. Kenyataan menyakitkan ini membuat penderita latrophobia enggan kembali lagi ke rumah sakit, karena takut kenangan pahitnya kembali muncul.
5. Riwayat keluarga
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, latrophobia termasuk dalam fobia spesifik. Selain karena beberapa faktor di atas, kondisi ini juga dapat berkembang apabila Anda memiliki orang tua atau saudara dengan ketakutan yang sama.
Penelitian menunjukkan seseorang yang memiliki keluarga dengan fobia, lebih rentan memiliki ketakutan serupa karena terbiasa melihat reaksi yang berlebihan terhadap hal tersebut.
Berbagai Gejala Latrophobia
Penderita latrophobia sering kali menyadari bahwa ketakutan terhadap dokter atau rumah sakit tidak masuk akal. Namun, ia tidak bisa mengendalikan reaksi fisik maupun emosional yang muncul ketika harus menghadapi ketakutan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dialami penderita laptrophobia:
- Perasaan takut yang ekstrem
- Pusing
- Mulut kering
- Mual
- Berkeringat
- Detak jantung dan napas cepat
- Tubuh Gemetar
- Menangis
Gejala di atas dapat muncul ketika penderita latrophobia sampai di rumah sakit atau saat bertemu dokter. Namun, pada beberapa kasus, gejala juga bisa muncul saat penderita latrophobia memiliki rencana menjalani pengobatan medis.
Cara Mengatasi Latrophobia
Untuk mengatasi latrophobia, psikolog maupun psikiater akan menyarankan terapi prilaku kognitif bagi penderitanya.
Dengan metode ini, psikolog atau psikiater akan membantu Anda menyelami pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan ketakutan yang dimiliki. Setelah itu, psikolog akan membantu Anda mengetahui cara untuk mengubah presepsi terhadap rasa takut tersebut.
Selain itu, cara mengatasi gejala-gejala latrophobia lainnya adalah dengan pemberian obat antidepresan, biasanya diberikan sambil menjalani terapi di atas.
Jika rutin menjalani terapi dan ditangani dengan baik, bukan hal mustahil bagi penderita latrophobia untuk bisa sembuh sepenuhnya.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki ketakutan berlebihan terhadap dokter, rumah sakit, atau penanganan medis, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.