Demensia terdiri dari berbagai macam. Macam-macam demensia ini dapat memiliki penyebab dan gejala yang berbeda pula. Meski begitu, istilah demensia sendiri sering digunakan untuk menggambarkan kepikunan pada orang yang sudah berusia tua.
Demensia adalah menurunnya kemampuan otak untuk melakukan fungsi dasar, seperti kemampuan berpikir, mengingat, berkomunikasi, dan membuat keputusan.
Penderita demensia biasanya akan kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri, berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, dan memahami apa yang dilihatnya. Beberapa penderita demensia juga mengalami perubahan perilaku dan sulit untuk fokus.
Macam-Macam Demensia Beserta Gejalanya
Demensia disebabkan oleh kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak. Secara alami, jumlah sel saraf setiap orang memang berkurang seiring bertambahnya usia. Namun, penderita demensia mengalami penurunan jumlah sel saraf yang lebih signifikan.
Ada macam-macam demensia yang dibagi berdasarkan penyebab kerusakan sel saraf, yaitu:
1. Demensia pada penyakit Alzheimer
Sekitar 60-80% penderita demensia memiliki penyakit Alzheimer. Penyakit ini disebabkan oleh pengendapan protein di otak yang mengganggu kerja sel-sel saraf.
Selain usia, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita demensia pada penyakit Alzheimer, seperti genetik, riwayat depresi, masalah kesehatan mental tertentu, dan cedera otak.
Beberapa gejala umum penyakit Alzheimer meliputi:
- Sulit mengingat waktu, tempat, nama, tanggal lahir, alamat, dan berbagai informasi dasar lainnya
- Sering kehilangan barang dan tidak dapat mengingat di mana letaknya
- Sulit berbicara dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya
- Sulit berjalan dan mengenakan pakaian
- Sering mengalami perubahan kepribadian dan mood
- Sulit memahami apa yang terjadi di sekitarnya
- Sering tidak ingat anggota keluarga dan tidak mampu mengurus diri sendiri
2. Demensia vaskular
Jenis demensia berikutnya adalah demensia vaskular. Pada demensia tipe ini, kerusakan sel otak disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Demensia vaskular biasanya terjadi pada orang yang baru mengalami stroke. Ada beberapa gejala yang umumnya terjadi, yaitu:
- Kebingungan dan mudah marah
- Gangguan penglihatan
- Halusinasi
- Gangguan ingatan
- Sulit berbicara dan memahami pembicaraan orang lain
- Perubahan kepribadian
- Sulit melakukan hal-hal sederhana
3. Demensia dengan Lewy body
Demensia tipe ini terjadi akibat adanya penumpukan protein tertentu di sel-sel saraf yang mengganggu penghantaran sinyal kimia di otak. Demensia ini memiliki gejala yang mirip dengan demensia pada penyakit Alzheimer dan penyakit Parkison, yaitu:
- Gangguan daya ingat
- Sulit berpikir, membuat keputusan, dan memberi perhatian
- Sering melihat hal yang tidak ada (halusinasi visual)
- Sulit tidur di malam hari atau tertidur secara mendadak saat siang hari
- Sering melamun
- Tangan gemetar
- Sulit berjalan atau berjalan sangat lambat
4. Demensia frontotemporal
Demensia frontotemporal merupakan jenis demensia yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf di bagian frontal (depan) dan temporal (samping) otak akibat mutasi gen tertentu. Area otak ini mengatur kemampuan bicara, membuat rencana, bergerak, dan mengontrol emosi. Beberapa gejala yang dialami penderitanya meliputi:
- Perubahan kepribadian dan perilaku
- Hilangnya hambatan (inhibisi) dari dalam diri saat berinteraksi dengan orang lain atau diri sendiri, sehingga muncul tindakan-tindakan impulsif
- Sulit bicara dan lupa kata-kata yang umum
- Gangguan pergerakan, seperti kaku otot, tremor, dan gangguan keseimbangan
5. Demensia campuran
Demensia campuran (mixed dementia) adalah kondisi ketika seseorang mengalami lebih dari satu tipe demensia, misalnya demensia akibat penyakit Alzheimer dengan demensia vaskular. Gejala yang dialami penderita demensia campuran akan sangat bervariasi tergantung pada tipe demensia yang dialami.
Selain kelima tipe demensia di atas, sebenarnya masih ada beberapa jenis demensia lainnya, tetapi sangat jarang terjadi. Untuk memastikan tipe demensia yang dialami, pasien harus diantar ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Saat ini, belum terdapat langkah pencegahan untuk demensia karena sebagian besar demensia disebabkan oleh faktor penuaan dan genetik. Namun, menjalani pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, berolahraga secara rutin, menjaga kadar kolesterol, dan berhenti merokok, dapat mengurangi risiko terjadinya demensia.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur