Manfaat dan risiko CAPD perlu diketahui sebagai salah satu pengobatan untuk pasien gagal ginjal. Metode cuci darah ini menggunakan selang yang dipasang di perut, bukan di lengan.
Ketika ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik dan mengalami gagal ginjal, pasien disarankan untuk menjalani berbagai pengobatan, salah satunya dengan dialisis atau cuci darah. Dialisis umumnya dilakukan dengan 2 metode, yaitu cuci darah melalui lengan dan melalui perut (continuous ambulatory peritoneal dialysis atau CAPD).
CAPD diawali dengan pembuatan lubang kecil di dekat pusar oleh dokter bedah. Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga perut. Kateter kemudian dihubungkan dengan kantong berisi cairan dialisat dan dibiarkan berada di rongga perut.
Sama seperti prosedur medis lain, manfaat dan risiko CAPD tetap ada. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena manfaat CAPD lebih besar daripada risikonya.
Beberapa Manfaat CAPD
Berikut ini adalah beberapa kelebihan atau manfaat metode CAPD:
1. Pasien gagal ginjal tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit
Pada hemodialisis, metode cuci darah dilakukan di rumah sakit dengan menggunakan mesin. Sementara pada CAPD, pasien yang telah dipasangkan kateter dapat melakukan cuci darah di rumah, tempat kerja, atau tempat lain tanpa perlu bolak-balik ke rumah sakit.
Saat menghubungan kantong cairan dialisat, pastikan untuk melakukannya di tempat yang bersih dan dengan kondisi tangan yang bersih.
2. Peralatan yang digunakan untuk CAPD bersifat portabel (mudah dibawa)
Peralatan CAPD biasanya hanya berupa kantong cairan dialisat, klip, dan kateter untuk mengalirkan cairan dialisat ke dalam rongga perut. Karena mudah dibawa, CAPD memungkinkan penggunanya lebih leluasa melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja maupun sekolah.
3. Larangan atau batasan makanan pengguna CAPD lebih sedikit
Proses penggantian cairan dialisat perlu diulang sekitar 4 kali sehari, dengan waktu sekitar 30–40 menit. Hal ini dapat meminimalkan risiko terjadinya akumulasi atau penumpukan kalium, natrium, dan cairan di dalam tubuh.
Pengguna CAPD pun bisa lebih fleksibel dalam mengatur asupan makanan dan minuman daripada pengguna hemodialisis.
4. Fungsi ginjal dapat bertahan lebih lama
Fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal diketahui dapat bertahan lebih lama jika menggunakan metode cuci darah CAPD daripada menggunakan metode hemodialisis.
5. Lebih baik bagi jantung dan pembuluh darah
Dengan CAPD, pasien gagal ginjal dapat mengontrol jumlah cairan di dalam tubuh dengan lebih baik. Hal ini akan mengurangi beban kerja jantung dan tekanan di dalam pembuluh darah.
Berbagai Risiko CAPD
Di balik keunggulannya, metode CAPD juga tetap memiliki risiko pada pasien yang menjalaninya. Berikut ini adalah berbagai risiko CAPD:
1. Infeksi
Risiko terjadinya infeksi pada CAPD cukup tinggi karena pasien perlu membuka-tutup kateter dan melakukan penggantian cairan dialisat secara rutin.
Jika area kulit sekitar kateter tidak dijaga kebersihannya, bakteri dapat menginfeksi peritoneum dan menyebabkan peritonitis. Gejala infeksi bakteri dapat berupa dehidrasi, demam, mual, muntah, dan cairan dialisat berwarna keruh.
2. Hernia
Pengguna CAPD akan menahan cairan dialisat di dalam rongga perut untuk waktu yang lama. Kondisi ini membuat otot perut menjadi tegang dan meningkat risiko terjadinya hernia.
3. Peningkatan berat badan
Cairan dialisat mengandung gula yang disebut dekstrosa. Terserapnya cairan ini dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh kelebihan kalori dan mengalami peningkatan berat badan. Hal ini juga dapat memperburuk kondisi penderita diabetes.
4. Dialisis tidak optimal
Seiring berjalannya waktu, manfaat dan risiko CAPD dirasa tidak efektif dalam membersihkan darah, sehingga pasien gagal ginjal mungkin perlu beralih ke metode hemodialisis.
Dengan mempertimbangkan segala manfaat dan risiko CAPD, dokter sudah memperhitungkan metode yang paling sesuai untuk kondisi Anda. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan cuci darah dan kontrol sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur