GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit lambung yang umum terjadi. Untuk mengatasi gejala GERD, seperti rasa terbakar di dada dan nyeri ulu hati, Anda dapat mengonsumsi obat asam lambung. Namun bila tidak juga ada perbaikan, Anda bisa mempertimbangkan operasi GERD.
Kerongkongan (esofagus) adalah organ berupa saluran panjang yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Di ujung bawah esofagus terdapat sebuah cincin otot (sphincter) yang normalnya hanya membuka ketika menelan makanan.
Pada GERD atau yang biasa disebut penyakit asam lambung, cincin otot ini melemah, sehingga asam lambung dan makanan dari dalam lambung dapat terdorong atau mengalir kembali ke atas. Rembesan asam lambung ini akan mengiritasi dinding kerongkongan dan menimbulkan berbagai keluhan asam lambung.
Pada umumnya, gejala GERD dapat diatasi dengan mengonsumsi obat GERD di apotik, seperti antasida untuk menetralkan asam lambung atau proton pump inhibitor untuk mengurangi produksi asam lambung.
Penderita GERD juga disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi berat badan yang berlebihan, menghindari makanan yang dapat mengiritasi kerongkongan, dan menghindari berbaring segera setelah makan.
Namun, terkadang obat-obatan dan perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mengatasi GERD. Jika seperti ini, dibutuhkan operasi GERD.
Kapan GERD Membutuhkan Operasi?
Kasus GERD membutuhkan operasi bila penderita mengalami satu atau beberapa kondisi berikut:
- Tidak ada perbaikan gejala setelah ia mengonsumsi obat-obatan dan melakukan perubahan gaya hidup sesuai yang dianjurkan oleh dokter.
- Menderita GERD parah yang disertai dengan komplikasi, seperti Barrett esophagus atau striktur (penyempitan).
- Memiliki gejala penyerta yang tidak biasa, seperti asma atau masuknya cairan atau makanan dari saluran cerna ke saluran napas.
- Pasien tidak ingin terus-menerus mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama atau tidak dapat mengonsumsi obat karena alasan medis tertentu.
Manfaat Operasi GERD
Tujuan dari operasi GERD adalah untuk membungkus atau mengikat bagian atas lambung (fundus) ke bagian bawah kerongkongan guna menguatkan cincin otot yang melemah di area tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, operasi GERD dapat memberikan efek yang lebih menguntungkan daripada konsumsi obat.
Dengan operasi, penyebab dasar terjadinya GERD dapat diatasi. Hal ini berbeda dengan konsumsi obat-obatan yang hanya menetralkan atau mengurangi produksi asam lambung tanpa mengatasi masalah sphincter yang melemah.
Saat ini, operasi GERD dengan teknik laparoskopi cukup umum dilakukan karena hanya membutuhkan sayatan berukuran kecil pada perut. Melalui sayatan kecil tersebut, sebuah alat dengan kamera dan pisau berukuran kecil di ujungnya akan dimasukkan ke dalam rongga perut.
Selain dengan teknik laparoskopi, operasi GERD melalui mulut (transoral fundoplication) yang tidak memerlukan irisan pada perut juga sudah mulai banyak digunakan. Penelitian menunjukkan bahwa metode operasi ini juga efektif untuk mengatasi gejala GERD.
Risiko Operasi GERD
Seperti tindakan medis pada umumnya, operasi GERD tidak terlepas dari risiko. Beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat operasi GERD adalah:
- Robekan atau tusukan pada dinding kerongkongan atau lambung saat prosedur laparoskopi.
- Infeksi pada luka operasi.
- Sulit menelan setelah operasi.
- Mual, kembung, dan sering bersendawa setelah operasi.
- Sulit untuk muntah saat diperlukan.
- Refluks asam lambung tetap terjadi.
- Kemungkinan dibutuhkannya operasi ulang.
Jika Anda mengalami gejala GERD, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang paling sesuai. Guna menghindari kambuhnya kondisi ini, Anda dianjurkan untuk membatasi konsumsi alkohol dan kafein, tidak makan dalam porsi besar, dan tidak langsung berbaring setelah makan.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur