Otot polos adalah jenis otot yang bekerja secara otomatis dan berada di hampir setiap organ, mulai dari mata, kulit, pencernaan, ginjal, hingga pembuluh darah. Meskipun semua otot polos memiliki dasar cara kerja yang sama, perbedaan letaknya ini membuat fungsi otot polos berbeda-beda.
Otot di dalam tubuh manusia ada tiga jenis, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Ketiga jenis otot ini bisa dibedakan dari struktur dan cara kerjanya. Secara struktur, otot polos memiliki satu inti sel di tengah dan serabut otot yang tidak bergaris (unstriated). Itulah sebabnya mengapa otot ini dinamakan dinamakan otot polos.
Ciri lain otot polos adalah tidak menempel ke tulang mana pun dan ukurannya lebih pendek dibandingkan otot rangka. Panjang otot polos sekitar 30–200 mikrometer, dengan ketebalan kurang lebih 5–15 mikrometer.
Cara Kerja Otot Polos
Cara kerja otot polos sama dengan otot jantung. Kedua otot ini bekerja tanpa perlu dikendalikan secara sadar. Kontraksi atau gerakan otot polos diatur oleh hormon serta saraf khusus yang disebut saraf otonom, karena sistem saraf ini bekerja secara otomatis.
Salah satu contoh kerja otot polos adalah mengecilkan ukuran pupil ketika mata terkena cahaya terang, dan sebaliknya. Contoh lainnya adalah menggerakkan usus untuk mendorong makanan di sepanjang saluran cerna, serta melebarkan atau mengecilkan pembuluh darah untuk mengatur tekanan darah.
Fungsi Otot Polos Sesuai Letaknya
Otot polos terutama ada di organ yang berongga, seperti lambung, kandung kemih, dan rahim. Selain itu, otot polos juga ada pada organ yang berbentuk saluran atau pipa, seperti pembuluh darah, saluran napas, dan saluran kemih. Masing-masing otot polos ini memiliki fungsi yang berbeda, tergantung pada letaknya.
Berikut ini adalah fungsi otot polos di berbagai organ tubuh:
1. Mata
Fungsi otot polos di mata adalah memperbesar atau mengecilkan ukuran pupil untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Ketika cahaya terlalu terang, otot polos akan secara otomatis mengecilkan ukuran pupil. Sebaliknya, otot polos akan melebarkan pupil bila cahaya terlalu redup.
Selain ukuran pupil, otot polos juga mengatur bentuk lensa mata untuk menyesuaikannya dengan jarak benda yang dilihat.
2. Kulit
Otot polos juga terdapat di kulit. Otot polos ini akan menegakkan rambut-rambut halus di kulit sebagai respons terhadap suhu dingin dan rasa takut. Kerja otot polos inilah yang menyebabkan rambut-rambut di lengan terlihat berdiri saat kita merinding.
3. Pembuluh darah
Otot polos yang ada pada dinding pembuluh darah arteri dan vena bekerja untuk mengendalikan tekanan darah dan membantu aliran darah ke seluruh tubuh.
Apabila otot polos di pembuluh darah berkontraksi, tekanan darah akan meningkat. Ketika otot polos ini mengendur atau dalam kondisi relaksasi, pembuluh darah akan melebar sehingga lebih banyak darah yang mengalir.
4. Saluran pernapasan
Di sistem pernapasan, otot polos dapat ditemukan di sepanjang saluran udara, yaitu trakea, bronkus, dan bronkiolus. Peran otot polos di sini adalah untuk mengatur lebar dan sempitnya saluran pernapasan, sehingga udara dapat masuk dan keluar dengan lancar.
5. Saluran pencernaan
Dinding organ-organ dalam sistem pencernaan, seperti lambung dan usus, sebagian besar terdiri dari otot polos. Fungsi utama otot polos di saluran pencernaan adalah mendorong makanan dari kerongkongan, ke lambung, usus, hingga akhirnya dikeluarkan melalui anus, serta membantu proses penyerapan nutrisi dari makanan.
6. Saluran kemih dan kandung kemih
Otot polos di saluran kemih berfungsi untuk mengatur aliran urine, mulai dari ginjal hingga ke saluran kencing dan lubang kencing.
Selain itu, otot polos juga ada pada dinding kandung kemih. Fungsi otot polos di sini adalah mengosongkan kandung kemih dengan cara berkontraksi untuk mendorong urine keluar saat buang air kecil.
7. Sistem reproduksi
Pada sistem reproduksi wanita, fungsi otot polos yang paling dikenal adalah untuk membuat rahim berkontraksi, baik saat haid, melahirkan, maupun setelah melahirkan.
Selama persalinan, otot polos di rahim akan berkontraksi untuk mendorong bayi keluar, dibantu dengan kontraksi dari otot-otot perut sewaktu ibu mengejan. Setelah proses persalinan, otot polos di rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan ari-ari dan menghentikan perdarahan.
Otot polos juga ada di sistem reproduksi pria, tepatnya di saluran sperma, yaitu epididimis dan vas deferens. Pada saluran ini, otot polos berfungsi mendorong sperma dari testis ke penis untuk kemudian dikeluarkan saat ejakulasi.
Otot polos memiliki peran yang sangat penting bagi berbagai fungsi tubuh, karena otot inilah yang mampu bekerja secara otomatis untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut tanpa perlu dikendalikan dengan sadar.
Gangguan pada otot polos dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada letaknya. Meski begitu, bila gangguan terjadi pada otot polos di organ yang vital, misalnya pembuluh darah, dampaknya bisa dirasakan juga pada organ-organ tubuh lainnya dan kondisi tubuh secara umum.