Puasa intermiten sempat populer sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Namun, seperti apa ya cara melakukan puasa intermiten yang tepat dan apakah jenis puasa ini benar-benar menyehatkan?
Puasa intermiten adalah puasa yang dilakukan dengan makan seperti biasa selama beberapa hari dalam 1 minggu, dan berpuasa di hari-hari lain. Puasa dapat dilakukan dengan sama sekali tidak makan selama jangka waktu tertentu, atau sekedar mengurangi kalori yang masuk.
Metode Puasa Intermiten
Banyak metode yang dapat dipilih untuk menjalani puasa ini, tetapi ada tiga metode puasa intermiten yang paling umum dilakukan, yaitu:
Metode 16/8 atau protokol Leangains
Ini adalah metode puasa intermiten yang mengharuskan kamu untuk tidak makan selama 16 jam sehari. Misalnya, jika kamu memilih makan di jam 4 pagi, maka kamu baru boleh makan lagi di pukul 8 malam.
Metode makan-berhenti-makan
Dalam metode yang satu ini, kamu perlu berpuasa selama 24 jam sehari, yang biasanya dilakukan dua kali seminggu. Jadi, kalau kamu sudah makan jam 7 pagi, maka kamu baru boleh makan lagi keesokan harinya, di jam 7 pagi juga.
Metode pola makan 5-2
Metode puasa intermitten ini dilakukan dengan cara tidak makan lebih dari 500–600 kalori sehari pada dua hari yang tidak beruturan dalam 1 minggu. Sementara itu, di 5 hari lainnya, kamu dapat makan seperti biasa.
Di antara tiga metode di atas, umumnya orang lebih memilih metode 16/8 karena dianggap paling mudah dilakukan dan dapat diandalkan untuk jangka panjang.
Klaim Sisi Positif Puasa Intermiten
Menurut beberapa riset, teknik puasa ini terbukti dapat menurunkan berat badan dan mengurangi peradangan dalam tubuh setelah dilakukan beberapa minggu. Meski demikian, belum jelas apakah penurunan ini akan bertahan lama atau tidak.
Selain menurunkan berat badan, ada juga manfaat lain yang diduga bisa didapatkan dari puasa intermiten, yaitu:
1. Memperkuat daya tahan tubuh
Secara umum, puasa diketahui dapat membuat sel-sel dalam tubuh berada dalam kondisi stres ringan. Stres ini dipercaya baik karena memperkuat kemampuan sel untuk memerangi beberapa penyakit dengan cara meningkatkan kerja sistem daya tahan tubuh.
2. Meningkatkan metabolisme tubuh
Puasa juga membuat kadar hormon pertumbuhan meningkat, menurunkan risiko terjadinya resistensi insulin, dan membantu menyeimbangkan kadar gula darah. Dengan kata lain, puasa intermiten dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh, karena tubuh mengonsumsi lebih sedikit kalori.
3. Menyehatkan otak
Suatu penelitian menyatakan bahwa metode peningkatan metabolisme, seperti dengan berpuasa, akan membantu meningkatkan hormon otak dan mengurangi peradangan di dalam tubuh. Efek ini diduga dapat menstimulasi perkembangan sel-sel saraf baru dan membantu mencegah kerusakan otak.
Nah, itulah beberapa klaim manfaat puasa intermiten yang diduga bisa kamu dapatkan bila melakukannya secara rutin. Namun perlu diingat, keefektifan puasa intermiten untuk menghasilkan berbagai manfaat tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
Meski memang ada manfaatnya, puasa intermiten juga memiliki kekurangan, yaitu adanya kecenderungan untuk kamu mengonsumsi terlalu banyak kalori karena merasa sudah mengurangi makan di hari puasa. Selain itu, puasa intermiten juga tidak mudah dilakukan, karena harus menahan lapar selama sekian waktu.
Panduan Melakukan Puasa Intermiten dengan Tepat
Puasa intermiten perlu dilakukan dengan tepat agar manfaatnya bisa kamu rasakan secara maksimal. Nah, di bawah ini adalah panduannya:
- Selektif dalam memilih makanan. Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak, atau makanan ringan yang mengandung kalori berlebih. Disarankan untuk tetap mengonsumsi makanan sehat yang bergizi seimbang.
- Cukupi kebutuhan minum di hari puasa agar terhindar dari dehidrasi.
- Lakukan olahraga yang memacu jantung di hari-hari saat tidak puasa, seperti bersepeda atau berenang, untuk menjaga massa otot saat puasa.
Jika kondisi kesehatanmu sedang prima dan penasaran dengan metode puasa intermiten ini, kamu boleh saja mencobanya. Namun jika kamu memiliki masalah kesehatan, seperti diabetes atau gangguan lambung, sebaiknya konsultasikan ke dokter dulu sebelum mencoba puasa jenis ini sebagai cara menurunkan berat badan.
Selain itu, puasa intermiten juga tidak direkomendasikan untuk ibu hamil, anak-anak dan remaja, orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, serta penderita gangguan makan.