Rapid test HIV bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi virus HIV di dalam tubuh seseorang. Hasil yang didapat dari tes ini hanya dalam hitungan menit saja. Namun, bagaimana keakuratan dari hasil tes cepat HIV?
Rapid test HIV merupakan salah satu jenis tes HIV yang digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi antibodi terhadap penyakit HIV. Hasil dari pemeriksaan ini bisa diketahui dalam waktu yang singkat, biasanya hanya perlu menunggu sekitar 20–30 menit saja.
Namun, hasil rapid test HIV tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk mendiagnosis seseorang mengalami HIV. Diperlukan tes lanjutan guna memperkuat hasil rapid test.
Apakah Rapid Test HIV Akurat?
Rapid test HIV memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi, yaitu mencapai 92%. Meski begitu, tes antibodi bisa menunjukkan hasil negatif palsu (false positive). Ini artinya hasil tes tersebut mungkin saja negatif, padahal sebenarnya belum tentu.
Kondisi ini rentan terjadi apabila seseorang melakukan rapid test secara mandiri di rumah. Perlu diketahui, hasil dari tes antibodi sangat dipengaruhi oleh cara pengambilan serta penanganan sampel. Jadi, kalau dilakukan dengan cara yang kurang tepat, hasilnya pun bisa kurang akurat.
Selain itu, hasil negatif palsu juga mungkin terjadi kalau tes antigen dilakukan terlalu dini. Ini karena antibodi untuk melawan virus HIV umumnya baru terbentuk sempurna setelah 3 bulan terinfeksi.
Kapan dan Bagaimana Rapid Test HIV Dilakukan?
Rapid test HIV boleh dilakukan kapan saja sebagai upaya deteksi dini penyakit HIV. Bahkan, orang yang berusia 13–64 tahun direkomendasikan untuk menjalani tes HIV setidaknya 1 kali.
Tes ini perlu dilakukan sebagai skrining apabila seseorang mengalami gejala awal HIV, terlebih bila ia terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA, terutama yang menggunakan jarum suntik atau sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan, tanpa menggunakan kondom. Selain itu, orang yang terdiagnosis hepatitis, TBC, dan infeksi menular seksual juga perlu rutin menjalani rapid test HIV.
Prosedur rapid test HIV dilakukan oleh tenaga medis di Puskesmas, klinik VCT (voluntary counselling testing), maupun rumah sakit. Prosedurnya perlu dilakukan oleh tenaga medis supaya hasil tesnya nanti dapat lebih akurat.
Rapid test HIV bisa dilakukan dengan dua sampel, yaitu darah dan cairan dari mulut. Untuk tes antibodi dengan darah, sampel darah akan diambil dari ujung jari pasien kemudian diteteskan ke alat rapid test dan diberi cairan reagen khusus yang akan mendeteksi antibodi.
Sedangkan tes dengan sampel cairan mulut menggunakan alat khusus yang digunakan dengan cara menyeka gusi. Hasil dari kedua tes ini akan terlihat sekitar 20–30 menit setelah tes selesai dilakukan.
Apabila hasil tes positif, segeralah periksakan diri ke dokter untuk menjalani tes lanjutan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Namun, kalau hasilnya negatif tetapi Anda berisiko tinggi terkena infeksi HIV, pertimbangkan untuk menjalani tes ini kembali maksimal selama 3 bulan untuk memastikan hasil tesnya.